Kamis, 29 Agustus 2019

Islaam - Iimaan - Ihsan




Islaam - Iimaan - Ihsan


1. Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rosulullooh Saw, lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih, rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda perjalanan, tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya. 
Dia langsung duduk menghadap Rosulullooh Saw. 
Ke dua kakinya menghempit ke dua kaki Rosulullooh, dari ke dua telapak tangannya di letakkan di atas paha Rosulullooh Saw, seraya berkata;
"Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islaam.
Lalu Rosulullooh Saw menjawab;
"Islaam ialah bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allooh dan Muhammad Rosulullooh, mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu.
Kemudian dia bertanya lagi;
"Kini beritahu aku tentang Iimaan.
Rosulullooh Saw menjawab;
"Beriman kepada Allooh, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rosul-Rosul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya.
Orang itu lantas berkata;
"Benar. 
"Kini beritahu aku tentang ihsan;
Rosulullooh berkata;
"Beribadah kepada Allooh seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allooh melihat anda. 
Dia bertanya lagi;
"Beritahu aku tentang Assa'ah (azab qiamat)
Rosulullooh menjawab;
"Yang di tanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.
Kemudian dia bertanya lagi;
"Beritahu aku tentang tanda-tandanya.
Rosulullooh menjawab;
"Seorang budak wanita melahirkan nyonya besarnya. 
"Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung bertingkat.
Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata. 
Lalu Rosulullooh Saw bertanya kepada Umar;
"Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?" 
Lalu aku (Umar) menjawab;
"Allooh dan Rosul-Nya lebih mengetahui.
Rosulullooh Saw lantas berkata;
"Itulah Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada kalian.
(HR. Muslim)

2. Iman terbagi dua, separo dalam sabar dan separo dalam syukur. 
(HR. Al-Baihaqi)

3. Iman paling afdol ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allooh selalu menyertaimu di manapun kamu berada. 
(HR. Ath Thobari)

4. Sufyan bin Abdullah berkata;
"Ya Rosulullooh, terangkan kepadaku tentang Islaam. 
"Aku tidak akan bertanya lagi kepada orang lain.
Lalu Rosulullooh Saw menjawab;
"Ikrarkanlah (katakan): 
"Aku beriman kepada Allooh, kemudian berlakulah jujur (istiqomah).
(HR. Muslim)

5. Peliharalah (perintah dan larangan) Allooh, niscaya kamu akan selalu merasakan kehadiran-Nya. 
Kenalilah Allooh waqtu kamu senang, niscaya Allooh akan mengenalimu waqtu kamu dalam kesulitan. 
Ketahuilah, apa yang luput dari kamu adalah sesuatu yang pasti tidak mengenaimu dan apa yang akan mengenaimu pasti tidak akan meleset dari kamu. 
Kemenangan (keberhasilan) hanya dapat di capai dengan kesabaran. 
Kelonggaran bersama'an dengan kesusahan dan datangnya kesulitan bersama'an dengan kemudahan. 
(HR. Tirmidzi)

6. Sesungguhnya bermula datangnya Islaam di anggap asing (aneh) dan akan datang kembali asing. 
Namun berbahagialah orang-orang asing itu. 
Para sahabat bertanya kepada Rosulullooh Saw;
"Ya Rosulullooh, apa yang di maksud orang asing (aneh) itu?" 
Lalu Rosulullooh menjawab;
"Orang yang melakukan kebaikan-kebaikan di sa'at orang-orang melakukan pengrusakan.
(HR. Muslim)
 
7. Umat terdahulu selamat (jaya) karena teguhnya keyakinan dan zuhud. Dan Umat terakhir kelak akan binasa karena ke kikiran (harta dan jiwa) dan cita-cita kosong.
(Ibnu Abi Ad-Dunia)
 
8. Tiga perkara berasal dari iman: 
(1) Tidak mengkafirkan orang yang mengucapkan "Laailaaha illallooh" karena suatu dosa yang di lakukannya atau mengeluarkannya dari Islaam karena sesuatu perbuatan; 
(2) Jihad akan terus berlangsung semenjak Allooh mengutusku sampai pada saat yang terakhir dari umat ini memerangi Dajjal tidak dapat di rubah oleh kezaliman seorang zalim atau ke adilan seorang yang adil; 
(3) Beriman kepada taqdir-taqdir. 
(HR. Abu Dawud)

9. Pokok segala urusan ialah Al Islaam dan tiangnya adalah sholat, dan puncaknya (atapnya) adalah berjihad. 
(HR. Tirmidzi)

10. Tiada lurus Iiman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tiada lurus hatinya sehingga lurus lidahnya. 
(HR. Ahmad)

            ___/|\___
            ¨¨¨˜°♥°˜¨¨¨
Walloohu Alam.