Pengertian Hadits
Hadits di jadikan sumber hukum dalam agama Islaam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, di mana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum ke dua setelah Al-Qur'an.
Ada banyak Ulama' periwayat hadits, namun yang sering di jadikan referensi hadits-haditsnya ada tujuh ulama, yakni Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa'i, dan Imam Ibnu Majah.
Ada bermacam-macam hadits, seperti yang di uraikan di bawah ini.
·
Hadits
yang di lihat dari banyak sedikitnya perawi
o
Hadits
Mutawatir
o
Hadits
Ahad
§
Hadits
Shohih
§
Hadits
Hasan
§
Hadits
Dho'if
·
Menurut
Macam Periwayatannya
o
Hadits
yang bersambung sanadnya (hadits Marfu' atau Maushul)
o
Hadits
yang terputus sanadnya
§
Hadits
Mu'allaq
§
Hadits
Mursal
§
Hadits
Mudallas
§
Hadits
Munqothi
§
Hadits
Mu'dhol
·
Hadits-hadits
dho'if di sebabkan oleh cacat perawi
o
Hadits
Maudhu'
o
Hadits
Matruk
o
Hadits
Mungkar
o
Hadits
Mu'allal
o
Hadits
Mudhthorib
o
Hadits
Maqlub
o
Hadits
Munqalib
o
Hadits
Mudraj
o
Hadits
Syadz
·
Beberapa
pengertian dalam ilmu hadits
·
Beberapa
kitab hadits yang masyhur / populer
I. Hadits yang di lihat dari
banyak sedikitnya Perawi
I.A.
Hadits Mutawatir
Yaitu hadits yang
di riwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad yang tidak mungkin
sepakat untuk berdusta. Berita itu mengenai hal-hal yang dapat di capai oleh panca indera. Dan berita itu di terima dari sejumlah orang yang semacam itu juga.
Berdasarkan itu, maka ada beberapa syarat yang harus di penuhi agar suatu hadits bisa di katakan sebagai hadits Mutawatir:
1.
Isi hadits itu
harus hal-hal yang dapat di capai oleh panca indera.
2.
Orang yang
menceritakannya harus sejumlah orang yang menurut ada kebiasaan, tidak mungkin
berdusta. Sifatnya Qath'iy.
3.
Pemberita-pemberita
itu terdapat pada semua generasi yang sama.
I.B. Hadits Ahad
Yaitu hadits yang
di riwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai tingkat mutawatir. Sifatnya atau tingkatannya adalah "zhonniy".
Sebelumnya para Ulama' membagi hadits Ahad menjadi dua macam, yakni hadits Shohih dan hadits Dho'if.
Namun Imam At Turmudzy kemudian membagi hadits Ahad ini menjadi tiga macam, yaitu:
I.B.1. Hadits Shohih
Menurut Ibnu Sholah, hadits shohih ialah hadits yang
bersambung sanadnya. Ia di riwayatkan oleh orang yang adil lagi dhobit (kuat ingatannya) hingga akhirnya tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shohih) dan tidak mu'allal (tidak cacat).
Jadi hadits Shohih itu memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
1.
Kandungan isinya tidak bertentangan dengan Al-Qur'an.
2.
Harus bersambung
sanadnya
3.
Di riwayatkan oleh
orang / perawi yang adil.
4.
Di riwayatkan oleh
orang yang dhobit (kuat ingatannya)
5.
Tidak syadz
(tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shohih)
6.
Tidak cacat
walaupun tersembunyi.
I.B.2. Hadits Hasan
Ialah hadits yang banyak
sumbernya atau jalannya dan di kalangan perawinya tidak ada yang di sangka dusta
dan tidak syadz.
I.B.3. Hadits Dho'if
Ialah hadits yang tidak
bersambung sanadnya dan di riwayatkan oleh orang yang tidak adil dan tidak
dhobit, syadz dan cacat.
II. Menurut Macam
Periwayatannya
II.A. Hadits yang
bersambung sanadnya
Hadits ini adalah hadits
yang bersambung sanadnya hingga Nabi Muhammad SAW. Hadits ini di sebut hadits Marfu'
atau Maushul.
II.B. Hadits yang terputus
sanadnya
II.B.1. Hadits Mu'allaq
Hadits ini di sebut juga
hadits yang tergantung, yaitu hadits yang permula'an sanadnya di buang oleh
seorang atau lebih hingga akhir sanadnya, yang berarti termasuk hadits dho'if.
II.B.2. Hadits Mursal
Di sebut juga hadits yang di kirim yaitu hadits
yang di riwayatkan oleh para tabi'in dari Nabi Muhammad SAW tanpa menyebutkan
sahabat tempat menerima hadits itu.
II.B.3. Hadits Mudallas
Di sebut juga hadits yang
di sembunyikan cacatnya. Yaitu hadits yang di riwayatkan oleh sanad yang memberikan kesan
seolah-olah tidak ada cacatnya, padahal sebenarnya ada, baik dalam sanad
ataupun pada gurunya.Jadi hadits Mudallas ini ialah hadits yang di tutup-tutupi kelemahan sanadnya.
II.B.4. Hadits Munqathi
Di sebut juga hadits yang
terputus yaitu hadits yang gugur atau hilang seorang atau dua orang perawi
selain sahabat dan tabi'in.
II.B.5. Hadits Mu'dhol
Di sebut juga hadits yang
terputus sanadnya yaitu hadits yang di riwayatkan oleh para tabi'it dan tabi'in
dari Nabi Muhammad SAW atau dari Sahabat tanpa menyebutkan tabi'in yang menjadi
sanadnya. Kesemuanya itu di nilai dari ciri hadits Shohih tersebut di atas adalah termasuk hadits-hadits dho'if.
III. Hadits-hadits dho'if
di sebabkan oleh cacat perawi
III.A. Hadits Maudhu'
Yang berarti yang di larang,
yaitu hadits dalam sanadnya terdapat perawi yang berdusta atau di tuduh dusta. Jadi hadits itu adalah hasil karangannya sendiri bahkan tidak pantas disebut hadits.
III.B. Hadits Matruk
Yang berarti hadits yang di tinggalkan, yaitu hadits yang
hanya di riwayatkan oleh seorang perawi saja sedangkan perawi itu di tuduh
berdusta.
III.C. Hadits Mungkar
Yaitu hadits yang hanya
di riwayatkan oleh seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan hadits
yang di riwayatkan oleh perawi yang terpercaya / jujur.
III.D. Hadits Mu'allal
Artinya hadits yang di nilai
sakit atau cacat yaitu hadits yang di dalamnya terdapat cacat yang tersembunyi. Menurut Ibnu Hajar Al Atsqalani bahwa hadis Mu'allal ialah hadits yang nampaknya baik tetapi setelah di selidiki ternyata ada cacatnya.
Hadits ini biasa di sebut juga dengan hadits Ma'lul (yang di cacati) atau di sebut juga hadits Mu'tal (hadits sakit atau cacat).
III.E. Hadits Mudhthorib
Artinya hadits yang kacau yaitu hadits yang
di riwayatkan oleh seorang perawi dari beberapa sanad dengan matan (isi) kacau
atau tidak sama dan kontradiksi dengan yang di kompromikan.
III.F. Hadits Maqlub
Artinya hadits yang terbalik yaitu hadits
yang di riwayatkan oleh perawi yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang
belakang atau sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi).
III.G. Hadits Munqolib
Yaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya
hingga pengertiannya berubah.
III.H. Hadits Mudraj
Yaitu hadits yang di riwayatkan oleh seorang
perawi yang di dalamnya terdapat tambahan yang bukan hadits, baik keterangan
tambahan dari perawi sendiri atau lainnya.
III.I. Hadits Syadz
Hadits yang jarang yaitu hadits yang
di riwayatkan oleh perawi yang tsiqah (terpercaya) yang bertentangan dengan
hadits lain yang di riwayatkan dari perawi-perawi
(periwayat / pembawa) yang terpercaya pula. Demikian menurut sebagian Ulama Hijaz sehingga hadits syadz jarang di hapal ulama hadits, sedang yang banyak di hapal Ulama hadits di sebut juga hadits Mahfudz.
IV. Beberapa pengertian
(istilah) dalam ilmu hadits
IV.A. Muttafaq 'Alaih
Yaitu hadits yang di riwayatkan oleh Imam
Bukhori dan Imam Muslim dari sumber sahabat yang sama,
atau di kenal juga dengan Hadits Bukhori - Muslim.
IV.B. As Sab'ah
As Sab'ah berarti tujuh perawi, yaitu:
1.
Imam Ahmad
2.
Imam Bukhori
3.
Imam Muslim
4.
Imam Abu Daud
5.
Imam Tirmidzi
6.
Imam Nasa'i
7.
Imam Ibnu Majah
IV.C. As Sittah
Yaitu enam perawi yang tersebut pada As
Sab'ah, kecuali Imam Ahmad bin Hanbal.
IV.D. Al Khamsah
Yaitu lima perawi yang tersebut pada As
Sab'ah, kecuali Imam Bukhori dan Imam Muslim.
IV.E. Al Arba'ah
Yaitu empat perawi yang tersebut pada As
Sab'ah, kecuali Imam Ahmad, Imam Bukhori dan Imam Muslim.
IV.F. Ats tsalatsah
Yaitu tiga perawi yang tersebut pada As
Sab'ah, kecuali Imam Ahmad, Imam Bukhori, Imam Muslim dan Ibnu Majah.
IV.G. Perawi
Yaitu orang yang meriwayatkan hadits.
IV.H. Sanad
Sanad berarti sandaran yaitu jalan matan dari
Nabi Muhammad SAW sampai kepada orang yang mengeluarkan (mukhrij) hadits itu
atau mudawwin (orang yang menghimpun atau membukukan) hadits. Sanad biasa di sebut juga dengan Isnad berarti penyandaran.
Pada dasarnya orang atau Ulama yang menjadi sanad hadits itu adalah perawi juga.
IV.I. Matan
Matan ialah isi hadits baik berupa sabda Nabi
Muhammad SAW, maupun berupa perbuatan Nabi Muhammad SAW yang di ceritakan oleh
sahabat atau berupa taqrirnya.
V. Beberapa kitab hadits
yang masyhur / populer
1.
Shohih Bukhori
2.
Shohih Muslim
3.
Riyadhus Sholihin
___/|\___
¨¨¨˜°♥°˜¨¨¨
Walloohu A’lam.