Kitab I'tikaf
Bab 1: I'tikaf pada Sepuluh Hari
Terakhir (Bulan Ramadhan) dan I'tikaf dalam Semua Masjid, Firman Allooh;
"Janganlah kamu campuri mereka itu, sedangkan kamu beri'tikaf dalam
masjid.
"Itulah larangan Allooh, maka janganlah kamu mendekatinya.
"Demikian Allooh
menerangkan aya-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa.
(al-Baqoroh: 187)
992. Abdullah bin Umar r.a. berkata, "Rasulullah biasa melakukan i'tikaf pada sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan."
993. Aisyah r.a. istri Nabi
mengatakan bahwa Nabi saw. selalu beri'tikaf pada sepuluh hari yang terakhir
dari bulan Ramadhan sehingga Allah mewafatkan beliau. Setelah itu para istri
beliau beri'tikaf sepeninggal beliau.
Bab 2: Wanita yang Sedang Haid
Menyisir Rambut Orang yang Sedang Beri'tikaf
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya sebagian dari hadits Aisyah yang tertera pada nomor 167 di muka.")
Bab 3: Orang yang Beri'tikaf Tidak
Boleh Masuk Rumah Kecuali karena Ada Keperluan
994. Aisyah r.a. berkata,
"Sungguh Rasulullah memasukkan kepala beliau kepadaku ketika beliau sedang
beri'tikaf di masjid, lalu saya menyisirnya. Apabila beliau beri'tikaf, maka
beliau tidak masuk ke rumah kecuali karena ada keperluan."
Bab 4: Membasuh atau Mencuci Orang
yang Sedang Beri'tikaf
(Saya berkata, "Dalam bab ini
Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Aisyah yang diisyaratkan di
muka.")
Bab 5: Mengerjakan I'tikaf pada
Waktu Malam
995. Ibnu Umar r.a. mengatakan bahwa Umar bertanya kepada Nabi saw. (dalam satu riwayat: dari Ibnu Umar dari Umar ibnul Khaththab bahwa dia 2/259) berkata, "(Wahai Rasulullah! Pada zaman jahiliah dulu, saya bernazar untuk beri'tikaf semalam di Masjidil Haram." Beliau bersabda, "Penuhilah nazarmu." (Lalu Umar beri'tikaf semalam 2/260).
Bab 6: I'tikafnya Kaum Wanita
996. Aisyah r.a. berkata, "Nabi
beri'tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari (dalam satu riwayat: setiap 2/259)
bulan Ramadhan. Maka, saya buatkan untuk beliau sebuah tenda. Setelah shalat
subuh, beliau masuk ke dalam tenda itu. (Apakah Aisyah meminta izin kepada
beliau untuk beri'tikaf? Lalu Nabi memberinya izin, lantas dia membuat kubah di
dalamnya. Maka, Hafshah mendengarnya). Kemudian Hafshah meminta izin kepada
Aisyah untuk membuat sebuah tenda pula, maka Aisyah mengizinkannya. Kemudian
Hafshah membuat tenda (dalam satu riwayat: kubah). Ketika Zainab binti Jahsy
melihat tenda itu, maka ia membuat tenda untuk dirinya. Ketika hari telah
subuh, Nabi melihat tenda-tenda itu (dalam satu riwayat: melihat empat buah
kubah). Lalu, Nabi bertanya, 'Tenda-tenda apa ini?' Maka, diberitahukan orang
kepada beliau (mengenai informasi tentang mereka). Lalu, Nabi bersabda, 'Apakah
yang mendorong mereka berbuat begini? Bagaimanakah sebaiknya menurut pikiran
kamu mengenai mereka? (Aku tidak melakukan i'tikaf sekarang 2/260).' Lalu,
beliau menghentikan i'tikafnya dalam bulan itu. Kemudian beliau beri'tikaf pada
sepuluh hari (terakhir) bulan Syawwal."
Bab 7: Beberapa Tenda di dalam
Masjid
(Saya berkata, "Dalam bab ini
Imam Bukhari meriwayatkan sebagian dari hadits Aisyah di atas.")
Bab 8: Apakah Dibolehkan Orang yang
Beri'tikaf Itu Keluar ke Pintu Masjid Sebab Ada Keperluan
997. Shafiyyah istri Nabi mengatakan
bahwa ia datang mengunjungi Rasulullah pada saat beliau i'tikaf di masjid pada
sepuluh (malam) yang akhir pada bulan Ramadhan. (Pada waktu itu di sisi beliau
ada istri-istri beliau, lalu mereka bubar 2/285). Lalu, ia bercakap-cakap
kepada beliau sesaat, kemudian ia berdiri hendak pulang. (Beliau berkata kepada
Shafiyyah binti Huyai, "Janganlah tergesa-gesa sehingga aku pulang
bersamamu." Dan rumah Shafiyyah berada di kampung Usamah bin Zaid 4/203).
Kemudian Nabi berdiri bersama untuk mengantarkannya pulang. Sehingga, ketika
sampai di (sekat 4/45) pintu masjid yang ada di pintu (dalam satu riwayat:
tempat tinggal) Ummu Salamah (istri Nabi), lewatlah dua orang laki-laki
kalangan Anshar. Lalu, mereka memberi salam kepada Rasulullah (Dalam satu
riwayat: lalu mereka memandang kepada Rasulullah, kemudian keduanya berlalu.
Dalam riwayat lain: bergegas). Maka, Nabi bersabda kepada keduanya,
"Tunggu! (Kemarilah), dia adalah Shafiyyah binti Huyyai." Kemudian
mereka berkata, "Subhanallah, wahai Rasulullah." Hal itu berat dirasa
oleh kedua orang itu, maka Nabi bersabda, "Sesungguhnya setan itu dapat
mencapai pada manusia pada apa yang dicapai oleh (dalam satu riwayat: mengalir
di dalam tubuh anak Adam pada tempat mengalirnya) darah. Aku khawatir setan itu
melemparkan (suatu keburukan, atau beliau bersabda:) sesuatu ke dalam hatimu
berdua." (Aku bertanya kepada Sufyan, "Apakah Shafiyyah datang kepada
Nabi pada waktu malam?" Dia menjawab, "Bukankah ia tidak lain kecuali
malam hari?" 2/259).
Bab 9: Nabi Keluar Mengerjakan
I'tikaf pada Pagi Hari Tanggal Dua Puluh
(Saya berkata, "Dalam bab ini
Imam Bukhari meriwayatkan sebagian dari hadits Abu Sa'id yang tertera pada
nomor 442 di muka.")
Bab 10: I'tikafnya Wanita Istihadhah
(Saya berkata, "Dalam bab ini
Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Aisyah yang tertera pada nomor
174 di muka.")
Bab 11: Kunjungan Seorang Wanita
Kepada Suaminya yang Sedang Beri'tikaf
(Saya berkata, "Dalam bab ini
Imam Bukhari meriwayatkan hadits Shafiyyah di muka.")
Bab 12: Apakah Orang yang Beri'tikaf
Itu Boleh Membela Dirinya
(Saya berkata, "Dalam bab ini
Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya sebagian dari hadits Shafiyyah di
atas.")
Bab 13: Orang Yang Keluar dari
I'tikaf ketika Subuh
(Saya berkata, "Dalam bab ini
Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya sebagian dari hadits Abu Sa'id yang
diisyaratkan di atas.")
Bab 14: Mengerjakan I'tikaf dalam
Bulan Syawwal
(Saya berkata, "Dalam bab ini
Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Aisyah (nomor 996 -penj.) di
muka.")
Bab 15: Orang yang Tidak Memandang
Harus Berpuasa Jika Hendak Mengerjakan I'tikaf
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Ibnu Umar pada dua hadits sebelumnya [yakni nomor 995 penj.].")
Bab 16: Apabila Seseorang Bernazar
pada Zaman Jahiliah untuk Beri'tikaf, Kemudian Ia Masuk Islam
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Ibnu Umar tadi.")
Bab 17: Beri'tikaf dalam Sepuluh Hari Pertengahan Bulan Ramadhan
998. Abu Hurairah r.a. berkata,
"Nabi biasa beri'tikaf dalam setiap bulan Ramadhan selama sepuluh hari.
Kemudian setelah datang tahun yang pada tahun itu beliau dicabut ruhnya (yakni
wafat), beliau itikaf selama dua puluh hari."
Bab 18: Orang Yang Hendak Beritikaf, Kemudian Terlintas dalam Hatinya untuk Keluar
(Saya berkata, "Dalam bab ini
Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Aisyah yang disebutkan pada
dua hadits sebelum ini.")
Bab 19: Orang yang Itikaf Memasukkan
Kepalanya ke Rumah untuk Dibasuh atau Dicuci
(Saya berkata, "Dalam bab ini
Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya sebagian dari hadits Aisyah yang
tertera pada nomor 167 di muka.")
___/|\___
¨¨¨˜°♥°˜¨¨¨
Walloohu A’lam.