Sabtu, 31 Agustus 2019

Ma’apkanlah…”




                     Ma’apkanlah…”

Memang, melupakan sekaligus mema’afkan kesalahan orang lain termasuk perbuatan yang sangat berat, seolah-olah pekerja’an memindahkan sebuah gunung dan bukit.
Apalagi luka yang mereka ukir di dalam sanubari kita begitu dalam dan lebar, sepertinya mudah di ucapkan tapi tidak semua orang mampu melakukan dengan ikhlash.

Namun kita tetap di tuntut untuk mema’afkannya, terlebih ketika dia sudah meminta ma’af kepada kita .

Mengapa demikian?
Bukankah kita ketika berbuat salah juga ingin di ma’afkan?
Karena itu ma’afkanlah dia .

Dari Abu Hurairoh RA, Rosulullooh bersabda :

“Barang siapa yang di datangi saudaranya yang hendak meminta ma’af ,hendaklah mema’afkannya…
“Apakah ia berada di pihak yang benar ataukah yang salah
“Apabila tidak melakukan hal tersebut (mema’afkan) , niscaya tidak akan mendatangi telagaku (di akhirat)
(HR Al-Hakim)

“Barang siapa mema’afkan sa’at dia mampu membalas maka Allooh memberinya ma’af pada hari kesulitan .
(HR Ath-Thobroni)

“Barang siapa senang melihat bangunannya di muliakan, darajatnya di tingkatkan , maka hendaklah dia mengampuni orang yang bersalah kepadanya, dan menyambung (menghubungi) orang yang pernah memutuskan hubungannya dengan dia.
(HR Al-Hakim)

“Jika hari qiamat tiba , terdengarlah suara panggilan
“Manakah orang-orang yang suka mengampuni dosa sesama manusianya?”
Datanglah kamu kepada Tuhan-mu dan terimalah pahala-pahalamu .
“Dan menjadi haq setiap muslim jika ia mema’afkan kesalahan orang lain untuk masuk syurga.
(HR Adh-Dhahak dari ibnu Abbas Ra)

Fudail bin Iyad berkata :
“Jiwa kesatria ialah memafkan kesalahan-kesalahan saudaranya.

Anas RA berkata :
“Ketika Rosululloh Shololloohu Alaihi Wassallam duduk di antara kami, tiba-tiba ia tersenyum sehingga ternampak giginya berseri ,maka umar bertanya :
”Apakah yang menyebabkan tertawamu Ya Rosulullooh ?”
Jawab beliau :
”Ada dua orang berlutut di hadapan Tuhan Robbul Izzati.
Lalu yang satu berkata :
”Aku menuntut haqqu yang di aniaya oleh kawanku itu.
Maka Allooh menyuruh orang yang menganiaya :
”Kembalikan haqnya…
Orang itu menjawab :
”Tiada sesuatupun hasanahku (kebaikanku)”.
Maka berkatalah orang yang menuntut itu :
”Suruhlah ia menanggung dosaku”.

Tiba-tiba Rosulullooh Shololloohu Alaihi Wasallam mencucurkan air matanya menangis sambil bersabda :
”Sesungguhnya hari itu sangat ngeri, hari di mana tiap-tiap orang ingin kalau orang lain menanggung dosanya.
Lalu Allooh Ta’ala berfirman kepada yang menuntut :
“Lihatlah ke atas kepalamu, perhatikanlah syurga-syurga itu.
Maka ia mengangkat kepalanya lalu berkata :
“Ya Tuhan, aku melihat gedung-gedung dari emas yang bertaburkan mutiara, untuk Nabi yang manakah?”
Allooh menjawab :
”Itu untuk siapa saja yang membayar harganya.”
Ia bertanya :
“Siapakah yang dapat membayar harganya?”
Allooh menjawab :
”Engkau mempunyai harganya.”
Ia berkata :
“Apakah itu Ya Tuhan?”
Allooh menjawab :
” Mema’afkan kawanmu itu.”
Lansung ia berkata :
“Aku memaafkan dia “
Maka Allooh berfirman :
”Peganglah tangan kawanmu itu dan masuklah kalian berdua ke syurga “
Kemudian Rosulullooh membaca “Fattaqullooha wa ashlihuu dzaata bainikum , sebab Allooh memperbaiki (mendamaikan) antara kaum Mu’minin di hari qiamat
 (HR Abu ya’la Al Maushili)


Nabi Muhammad Shololloohu bersabda kepada Uqbah ;
“Ya Uqbah maukah engkau ku beritahukan tentang akhlaq penghuni dunia akhirat yang paling utama?
“Apa itu Ya Rosulullooh?
“Yaitu menghubungi orang yang memutuskan hubungan denganmu
“Memberi orang yang menahan pemberiannya kepadamu
“Mema’afkan orang-orang yang pernah menganiayamu “
(HR Al-Hakim dari Uqbah bin Amir Al-Juhani )


Sementara itu ,kalau ia belum mahu thaubat dan minta ma’af, maka do’akanlah agar suatu sa’at dia menyedari akan kesalahan yang dia lakukan dan berthaubat atasnya,kalau kita tidak mau mema’afkannya sama artinya kita membiarkannya menanggung dosa dan berjalan menuju ke neraka.
Jika demikian alangkah na’ifnya kelaq kita di hadapan Allooh.

Janganlah kita bersikap angkuh untuk enggan mema’afkan orang lain, karena akan menyebabkan dosa kita tidak pernah di ampuni oleh NYA.
Bukankah ini merupakan kerugian besar yang menimpa seseorang?!

“Dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada.
“Apakah kamu tidak ingin Allooh mengampunimu?
“Dan Allooh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(QS An-Nuur :22)

“Barang siapa yang tidak mau memberi ampun/ma’af kepada orang, maka ia tidak akan di beri ke ampunan.
(HR Ahmad dari Jabir bin Abdullah Ra)

Mari kita belajar dari sifat pema’afnya Allooh kepada para hamba –NYA yang telah membunuh para wali-NYA.
Sifat pema’af Rosulullooh pada Umat yang menyakitinya.
Teladan para sahabat ra yang mau berlapang dada kepada saudaranya yang telah menyinggung perasa’annya.


Ucapkanlah ucapan kasih sayang padanya :
“Pada hari ini tidak ada cerca’an kepada kamu , mudah-mudahan Allooh mengampuni (kamu) ,dan DIA adalah Maha Penyayang di antara Penyayang.”
 ( QS Yusuf ;92)

Inilah ucapan Nabi Yusuf AS kepada saudaranya ,ketika mereka minta ma’af atas kesalahan yang mereka lakukan di masa lalu.

            ___/|\___
            ¨¨¨˜°♥°˜¨¨¨
Walloohu Alam.