Adab Serta
Etika Hubungan Suami-Istri:
Dalam
hadits yang bersumber dari Abu Said Al-Khudri, Rosulullooh saw pernah berwasiat
kepada menantunya Ali bin Abi Tholib (sa):
“Wahai
Ali, jika isterimu memasuki rumahmu, hendaknya melepaskan sandalnya ketika ia duduk,
membasuh kedua kakinya, menyiramkan air di mulai dari pintu rumahmu sampai ke
sekeliling rumahmu.
“Karena,
dengan hal ini Allooh mengeluarkan dari rumahmu 70.000 macam kefakiran
“Dan
memasukkan ke dalamnya 70.000 macam kekaya’an
“70.000
macam keberkahan
“Menurunkan
kepadamu 70.000 macam Rahmat yang meliputi isterimu, sehingga rumahmu di liputi
oleh keberkahan dan isterimu di selamatkan dari berbagai macam penyakit selama
ia berada di rumahmu.
Cegahlah
isterimu (selama seminggu dari awal perkawinan) minum susu dan cuka, makan
Kuzbarah (sejenis rempah-rempah, ketumbar) dan apel yang asam.
Ali bertanya: Ya Rosulallooh, mengapa ia di larang dari empat hal tersebut?
Rosulullooh saw menjawab: Empat hal tersebut dapat menyebabkan isterimu mandul dan tidak membuahkan keturunan.
Sementara tikar di rumahmu lebih baik dari perempuan yang mandul.
Kemudian Ali (sa) bertanya: Ya Rosulallooh, mengapa ia tidak boleh minum cuka?
Rosulullooh saw menjawab: Cuka dapat menyebabkan tidak sempurna kesucian dari haidnya
Kuzbarah menyebabkan darah haid berakibat negatif terhadap kandungannya dan mempersulit kelahiran
Sedangkan apel yang asam dapat menyebabkan darah haid terputus sehingga menimbulkan penyakit baginya.
Kemudian Rosulullooh saw bersabda:
Ali bertanya: Ya Rosulallooh, mengapa ia di larang dari empat hal tersebut?
Rosulullooh saw menjawab: Empat hal tersebut dapat menyebabkan isterimu mandul dan tidak membuahkan keturunan.
Sementara tikar di rumahmu lebih baik dari perempuan yang mandul.
Kemudian Ali (sa) bertanya: Ya Rosulallooh, mengapa ia tidak boleh minum cuka?
Rosulullooh saw menjawab: Cuka dapat menyebabkan tidak sempurna kesucian dari haidnya
Kuzbarah menyebabkan darah haid berakibat negatif terhadap kandungannya dan mempersulit kelahiran
Sedangkan apel yang asam dapat menyebabkan darah haid terputus sehingga menimbulkan penyakit baginya.
Kemudian Rosulullooh saw bersabda:
1:
Wahai Ali, janganlah kamu menggauli isterimu pada awal bulan, tengah bulan, dan
akhir bulan, karena hal itu mempercepat datangnya penyakit gila, kusta, dan
kerusakan syaraf padanya dan keturunannya.
2:
Wahai Ali, janganlah kamu menggauli isterimu sesudah Zhuhur, karena hal itu
(bila di anugrahi anak) dapat menyebabkan jiwa anak mudah goncang, dan setan
sangat menyukai manusia yang jiwanya goncang.
3:
Wahai Ali, janganlah kamu menggauli isterimu sambil berbicara, karena hal itu
(bila di anugrahi anak) dapat menyebabkan kebisuan. Dan janganlah seorang suami
melihat kemaluan isterinya, hendaknya memejamkan mata ketika berhubungan,
karena melihat kemaluan dapat menyebabkan kebutaan pada anak.
4:
Wahai Ali, jangan menggauli isterimu dengan dorongan syahwat pada wanita lain
(membayangkan perempuan lain), karena (bila di karuniai anak) di khawatirkan
memiliki sikap seperti wanita itu dan memiliki gangguan kejiwa’an.
5:
Wahai Ali, barang siapa yang bercumbu dengan isterinya di tempat tidur
janganlah sambil membaca Al-Qur’an, karena aku khawatir turun api dari langit
lalu membakar keduanya.
6:
Wahai Ali, jangan menggauli isterimu dalam ke ada’an telanjang bulat, juga
isterimu, karena khawatir tidak tercipta ke seimbangan syahwat, yang akhirnya
menimbulkan percekcokan di antara kalian berdua, kemudian menyebabkan
perceraian.
7:
Wahai Ali, janganlah menggauli isterimu dalam ke ada’an berdiri, karena hal itu
merupakan bagian dari prilaku anak keledai, dan (bila di anugrahi anak) ia suka
ngencing di tempat tidur seperti anak keledai ngencing di sembarangan tempat.
8:
Wahai Ali, jangan menggauli isterimu pada malam ‘Idul Fitri, karena hal itu
(bila di karuniai anak) dapat menyebabkan anak memiliki banyak keburukan.
9:
Wahai Ali, jangan menggauli isterimu pada malam ‘I’dul Adhha, karena (bila di anugrahi
anak) dapat menyebabkan jari-jarinya tidak sempurna, enam atau empat jari-jari.
10:
wahai Ali, jangan menggauli isterimu di bawah pohon yang berbuah, karena hal
itu (bila di anugrahi anak) dapat menyebabkan ia menjadi orang yang penyambuk
atau pembunuh atau tukang sihir.
11:
Wahai Ali, jangan menggauli isterimu di bawah langsung sinar matahari kecuali
tertutup oleh tirai, karena hal itu (bila dianugrahi anak) dapat menyebabkan
kesengsara’an dan kefakiran sampai ia meninggal.
12:
Wahai Ali, jangan menggauli isterimu di antara adzan dan iqomah, karena hal itu
(bila dikaruniai anak) dapat menyebabkan ia suka melakukan pertumpahan darah.
13:
Wahai Ali, jika isterimu hamil, janganlah menggaulinya kecuali kamu dalam ke ada’an
berwudhu’, karena hal itu (bila di karuniai anak) dapat menyebabkan ia buta
hatinya dan bakhil tangannya.
14:
Wahai Ali, jangan menggauli isterimu pada malam Nisfu Sya’ban, karena hal itu
(bila di karuniai anak) dapat menyebabkan tidak bagus biologisnya, bertompel
pada kulit dan wajahnya.
15:
Wahai Ali, jangan menggauli isterimu pada akhir bulan bila sisa darinya dua
hari (hari mahaq), karena hal itu (bila anugrahi anak) dapat menyebabkan ia
suka bekerjasama dan menolong orang yang zalim, dan menjadi perusak persatuan
kaum Muslimin.
16:
Wahai Ali, jangan menggauli isterimu di atas dak bangunan ( yang tidak
beratap), karena hal itu (bila di anugrahi anak) dapat menyebabkan ia menjadi
orang munafik, riya’, dan ahli bid’ah.
17:
Wahai Ali, jangan menggauli isterimu ketika hendak melakukan perjalanan
(bermusafir), jangan menggaulinya pada malam itu, karena hal itu (bila di karuniai
anak) dapat menyebabkan ia suka membelanjakan harta di jalan yang tidak benar
(pemboros).
18:
Wahai Ali, jangan menggauli isterimu jika kamu hendak bermusafir 3 hari 3
malam, karena hal itu (bila di anugrahi anak) dapat menyebabkan ia menjadi
penolong orang yang zalim.
19:
Wahai Ali, gauilah isterimu pada malam senin, karena hal itu (bila di karuniai
anak) dapat menyebabkan ia menjadi pemelihara Al-Qur’an, Ridho terhadap
pemberian Allooh swt.
20:
Wahai Ali, jika kamu menggauli isterimu pada malam Selasa, hal itu (bila di karuniai
anak) dapat menyebabkan ia di anugrahi syahadah setelah bersaksi :
“Sesungguhnya tiada Tuhan kecuali Allooh dan Muhammad adalah utusan Allooh
Tidak di siksa oleh Allooh bersama orang-orang yang musyrik, bau mulutnya harum, hatinya penyayang, tangannya dermawan, dan lisannya suci dari ghibah dan dusta.
“Sesungguhnya tiada Tuhan kecuali Allooh dan Muhammad adalah utusan Allooh
Tidak di siksa oleh Allooh bersama orang-orang yang musyrik, bau mulutnya harum, hatinya penyayang, tangannya dermawan, dan lisannya suci dari ghibah dan dusta.
21:
Wahai Ali, jika kamu menggauli isterimu pada malam Kamis, hal itu (bila di anugrahi
anak) dapat menyebabkan ia menjadi ahli hukum dan orang yang ‘alim.
22:
Wahai Ali, jika kamu menggauli isterimu pada hari Kamis setelah matahari
tergelincir, hal itu (bila di karuniai anak) dapat menyebabkan ia tidak di dekati
setan sampai berubah rambutnya, menjadi orang yang mudah paham, dan di anugrahi
oleh Allooh Azza wa Jalla keselamatan dalam agama dan di dunia.
23:
Wahai Ali, jika kamu menggauli isterimu pada malam Jum’at, hal itu (bila di anugrahi
anak) dapat menyebabkan ia menjadi orang yang orator.
Jika kamu menggauli isterimu pada hari Jum’at setelah Ashar, (bila di karuniai anak) dapat menyebabkan ia menjadi orang yang terkenal, termasyhur dan ‘alim.
Jika kamu menggauli isterimu pada malam Jum’at sesudah ‘Isya’, maka di harapkan kamu memiliki anak yang menjadi penerus, insya Allooh.
Jika kamu menggauli isterimu pada hari Jum’at setelah Ashar, (bila di karuniai anak) dapat menyebabkan ia menjadi orang yang terkenal, termasyhur dan ‘alim.
Jika kamu menggauli isterimu pada malam Jum’at sesudah ‘Isya’, maka di harapkan kamu memiliki anak yang menjadi penerus, insya Allooh.
24:
Wahai Ali, jangan gauli isterimu pada awal waktu malam, karena hal itu (bila di
anugrahi anak) dapat menyebabkan ia menjadi orang yang tidak beriman, menjadi
tukang sihir yang akibatnya buruk di dunia hingga di akhirat.
25:
Wahai Ali, pegang teguhlah wasiatku ini sebagaimana aku memeliharanya dari
Jibril (as).
(Kitab
Makarimul Akhlaq:
___/|\___
¨¨¨˜°♥°˜¨¨¨
Walloohu A’lam.