Sabtu, 31 Agustus 2019

Kitab Permulaan Turunnya Wahyu






Kitab Permula'an Turunnya Wahyu


Bab Bagaimana Permula'an Turunnya Wahyu kepada Rosulullooh saw. dan Firman Allooh Ta'ala;
"Sesungguhnya Kami telah memberikan Wahyu kepada Nuh dan Nabi-Nabi yang kemudiannya.

l. Dari Alqamah bin Waqash al-Laitsi, ia berkata;
"Saya mendengar Umar ibnul Khoththob r.a. (berpidato 8/59) di atas mimbar;
"Saya mendengar Rosulullooh saw. bersabda;
"(Wahai manusia), sesungguhnya amal-amal itu hanyalah dengan Niatnya 
"(dalam satu riwayat: Amal itu dengan Niat 6/118) 
"Dan bagi setiap orang hanyalah sesuatu yang di Niatkannya. 
"Barang siapa yang hijrahnya (kepada Allooh dan Rosul Nya, maka hijrahnya kepada Allooh dan Rosul Nya. 
"Dan, barang siapa yang hijrahnya 1/20) kepada dunia, maka ia akan mendapatkannya.
"Atau, kepada wanita yang akan di nikahinya (dalam riwayat lain: mengawininya 3/119), maka hijrahnya itu kepada sesuatu yang karenanya ia hijrah.

2. Aisyah r.a. mengatakan bahwa Harits bin Hisyam r.a. bertanya kepada Rosulullooh saw;
"Wahai Rosulullooh, bagaimana datangnya Wahyu kepada engkau?
Rosulullooh saw. menjawab;
"Kadang-kadang Wahyu itu datang kepadaku bagaikan gemerincingnya lonceng, dan itulah yang paling berat atasku. 
"Lalu, terputus padaku dan saya telah hafal darinya tentang apa yang di katakannya.
"Kadang-kadang Malaikat berubah rupa sebagai seorang laki-laki datang kepadaku, lalu ia berbicara kepadaku, maka saya hafal apa yang di katakannya.
Aisyah r.a. berkata;
"Sungguh saya melihat beliau ketika turun Wahyu kepada beliau pada hari yang sangat dingin dan Wahyu itu terputus dari beliau sedang dahi beliau mengalirkan keringat"

3. Aisyah r.a. berkata;
"[Adalah 6/871] yang pertama (dari Wahyu) kepada Rosulullooh saw. adalah mimpi yang baik di dalam tidur. 
"Beliau tidak pernah bermimpi melainkan akan menjadi kenyata'an seperti merekahnya cahaya shubuh. 
"Kemudian beliau gemar bersunyi. 
"Beliau sering bersunyi di Gua Hiro'. 
"Beliau beribadah di sana, yakni beribadah beberapa malam sebelum rindu kepada keluarga beliau, dan mengambil bekal untuk itu. 
"Kemudian beliau pulang kepada Khodijah. 
"Beliau mengambil bekal seperti biasanya sehingga datanglah kepadanya.
(dalam riwayat lain di sebutkan: 
"Maka datanglah kepadanya) kebenaran. 
Ketika beliau ada di Gua Hiro', datanglah Malaikat (dalam nomor 8/67) seraya berkata;
"Bacalah!' 
Beliau berkata;
"Sungguh saya tidak dapat membaca. 
"Ia mengambil dan mendekap saya sehingga saya lelah. 
"Kemudian ia melepaskan saya, lalu ia berkata;
"Bacalah!' 
Maka, saya berkata;
"Sungguh saya tidak dapat membaca:
Lalu ia mengambil dan mendekap saya yang kedua kalinya, kemudian ia melepaskan saya, lalu ia berkata;
"Bacalah!' 
Maka, saya berkata;
"Sungguh saya tidak bisa membaca' 
Lalu ia mengambil dan mendekap saya yang ke tiga kalinya, kemudian ia melepaskan saya. 
Lalu ia membacakan;
"Iqro' bismi robbikalladzi kholaq. 
"Kholaqol insaana min'alaq. 
"Iqra' warobbukal akrom. 
"Alladzii 'allama bil qolam. 
"Allamal insaana maa lam ya'lam. 
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. 
"Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 
"Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. 
"Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. 
"Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di ketahuinya. 
Lalu Rosulullooh saw. pulang dengan membawa ayat itu dengan perasa'an hati yang goncang.
(dalam satu riwayat: dengan tubuh gemetar). 
Lalu, beliau masuk menemui Khodijah binti Khuwailid, lantas beliau bersabda;
"Selimutilah saya, selimutilah saya!' 
Maka, mereka menyelimuti beliau sehingga keterkejutan beliau hilang. 
Beliau bersabda dan menceritakan kisah itu kepada Khodijah;
"Sungguh saya takut atas diriku.' 
Lalu Khodijah berkata kepada beliau;
"Jangan takut (bergembiralah, maka) demi Allooh, Allooh tidak akan menyusahkan engkau selamanya. 
"(Maka demi Allooh)
"Sesungguhnya engkau suka menyambung persaudara'an (dan berkata benar)
"Menanggung beban dan berusaha membantu orang yang tidak punya
"Memuliakan tamu, dan menolong penegak kebenaran.
Kemudian Khodijah membawa beliau pergi kepada Waroqoh bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza (bin Qushai, dan dia adalah) anak paman Khodijah. 
Ia (Waroqoh) adalah seorang yang memeluk agama Nasrani pada zaman jahiliah. 
Ia dapat menulis tulisan Ibrani, dan ia menulis Injil dengan bahasa Ibrani 
(dalam satu riwayat: kitab berbahasa Arab. dan dia menulis Injil dengan bahasa Arab) 
Akan apa yang di kehendaki Allooh untuk di tulisnya. 
Ia seorang yang sudah sangat tua dan tuna netra. 
Khodijah berkata;
"Wahai putra pamanku, dengarkanlah putra saudaramu!' 
Lalu Waroqoh berkata kepada beliau;
"Wahai putra saudaraku, apakah yang engkau lihat?' 
Lantas Rosulullooh saw: menceritakan kepadanya tentang apa yang beliau lihat. 
Lalu Waroqoh berkata kepada beliau;
"Ini adalah Wahyu yang di turunkan Allooh kepada Musa! 
"Wahai sekiranya saya masih muda, sekiranya saya masih hidup ketika kaummu mengusirmu....' 
Lalu Rosulullooh saw. bertanya;
"Apakah mereka akan mengusir saya?' 
Waroqoh menjawab;
"Ya, belum pernah datang seorang laki-laki yang (membawa seperti apa yang engkau bawa kecuali ia di tolak 
(dalam satu riwayat: di sakiti / di ganggu).
" Jika saya masih menjumpai masamu, maka saya akan menolongmu dengan pertolongan yang tangguh.
Tidak lama kemudian Waroqoh meninggal dan Wahyu pun bersela, [sehingga Nabi saw. bersedih hati karenanya - menurut riwayat yang sampai kepada kami[1] - dengan kesedihan yang amat dalam yang karenanya berkali-kali beliau pergi ke puncak-puncak gunung untuk menjatuhkan diri dari sana. 
Maka, setiap kali beliau sudah sampai di puncak dan hendak menjatuhkan dirinya, Malaikat Jibril menampakkan diri kepada beliau seraya berkata;
"Wahai Muhammad, sesungguhnya engkau adalah Rosul Allooh yang sebenarnya.
"Dengan demikian, tenanglah hatinya dan mantaplah jiwanya. 
Kemudian beliau kembali pulang. 
Apabila dalam masa yang lama tidak turun Wahyu, maka beliau pergi ke gunung seperti itu lagi. 
Kemudian setelah sampai di puncak, maka Malaikat Jibril menampakkan diri kepada beliau seraya berkata seperti yang di katakannya pada peristiwa yang lalu - 6/68].
[Namus (yang di sini di terjemahkan dengan Malaikat Jibril) ialah yang mengetahui rahasia sesuatu yang tidak di ketahui oleh orang lain 124/4].

4. Ibnu Abbas r.a. berkata;
"Rosulullooh saw. adalah orang yang paling suka berderma [dalam kebaikan 2/228], dan paling berdermanya beliau adalah pada bulan Ramadhan ketika Jibril menjumpai beliau. 
Ia menjumpai beliau pada setiap malam dari [bulan 6/102] Ramadhan [sampai habis bulan itu], lalu Jibril bertadarus Al-Qur'an dengan beliau. 
Sungguh Rosulullooh saw. adalah [ketika bertemu Jibril - 4/81] lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang di lepas.
 

Catatan Kaki:

[1] Saya (Al-Albani) berkata;
"Yang berkata, 'Menurut riwayat yang sampai kepada kami" adalah Ibnu Syihab az-Zuhri, perawi asli hadits ini dari Urwah bin Zubair dari Aisyah. 
"Maka, perkata'annya ini memberi kesan bahwa tambahan ini tidak menurut syarat Shohih Bukhori, karena ini dari penyampaian az-Zuhri sendiri, sehingga tidak maushul, sebagaimana di katakan oleh al-Hafizh dalam Fathul Bari. 
Karena itu, harap di perhatikan!"


            ___/|\___
            ¨¨¨˜°♥°˜¨¨¨
Walloohu Alam.