Dialog
Murid ( Santri ) Dengan Guru Mursyid:
Murid
: Kanjeng Guru, apakah Guru pernah di caci-maki seseorang?
Guru Mursyid : Pernah
Murid : Pernahkah di musuhi seseorang?
Guru Mursyid : Pernah
Murid : Apa pernah di benci seseorang?
Guru Mursyid : Pernah
Murid : Apakah Kanjeng Guru juga pernah di hujat seseorang?
Guru Mursyid : Pernah
Murid : Apakah semua itu di lakukan secara terang-terangan?
Guru Mursyid : Ada yang di lakukan secara terang-terangan, ada juga yang hanya di lakukan secara diam-diam dari belakang
Murid : Lantas apa yang Guru perbuat terhadap orang-orang itu?
Guru Mursyid : Pernah
Murid : Pernahkah di musuhi seseorang?
Guru Mursyid : Pernah
Murid : Apa pernah di benci seseorang?
Guru Mursyid : Pernah
Murid : Apakah Kanjeng Guru juga pernah di hujat seseorang?
Guru Mursyid : Pernah
Murid : Apakah semua itu di lakukan secara terang-terangan?
Guru Mursyid : Ada yang di lakukan secara terang-terangan, ada juga yang hanya di lakukan secara diam-diam dari belakang
Murid : Lantas apa yang Guru perbuat terhadap orang-orang itu?
Guru Mursyid : Muridku cah bagus,
podo di rungokno yo.
Aku tidak balik mencaci-maki mereka, aku pun tidak merasa harus memusuhinya, tidak pula akan membencinya, dan aku juga tidak berfikir akan membalas hujatannya.
Aku tidak balik mencaci-maki mereka, aku pun tidak merasa harus memusuhinya, tidak pula akan membencinya, dan aku juga tidak berfikir akan membalas hujatannya.
Murid (penasaran) : Kenapa bisa
demikian Guru?
Guru Mursyid : Itu karena yang di hina adalah diriku, bukan Gusti Pangeranku, Rosulku ataupun Agamaku.
Mereka menghina pribadiku, sedangkan pikiran serta hatiku tidak tertuju pada:
Siapa yang mencaci-maki,
Siapa yang memusuhi,
Siapa yang membenci dan
Siapa yang menghujat.
Guru Mursyid : Itu karena yang di hina adalah diriku, bukan Gusti Pangeranku, Rosulku ataupun Agamaku.
Mereka menghina pribadiku, sedangkan pikiran serta hatiku tidak tertuju pada:
Siapa yang mencaci-maki,
Siapa yang memusuhi,
Siapa yang membenci dan
Siapa yang menghujat.
Pikiran dan hati ku hanya tertuju
pada siapa yang menggerakkan Lidah mereka, sehingga mencaci-maki aku,
Siapa yang menggerakkan jiwa nya, sehingga memusuhi aku,
Siapa yang menggerakkan hatinya, sehingga membenci aku dan
Siapa yang Menggerakkan pikirannya, sehingga membuat mulut nya menghujat aku.
Siapa yang menggerakkan jiwa nya, sehingga memusuhi aku,
Siapa yang menggerakkan hatinya, sehingga membenci aku dan
Siapa yang Menggerakkan pikirannya, sehingga membuat mulut nya menghujat aku.
Murid : Apakah yang di maksud
Guru adalah Gusti Allooh?
Guru Mursyid : Iya, dialah Gusti
Sejatining Mulyo Allooh 'Azawajalla, yang Maha Suci atas segala ciptaan-Nya.
Dialah yang kuasa atas segala sesuatu yang sudah, yang belum, yang sedang dan yang akan terjadi.
Dialah yang kuasa atas segala sesuatu yang sudah, yang belum, yang sedang dan yang akan terjadi.
Hanya Dialah satu-satunya yang
memberi kemampuan dan kekuatan pada orang-orang itu, sehingga
*Lidahnya bisa mencaci-maki,
*Jiwanya bisa memusuhi,
*Pikirannya bisa membenci,
*Bibirnya bisa menghujat diri ini.
*Lidahnya bisa mencaci-maki,
*Jiwanya bisa memusuhi,
*Pikirannya bisa membenci,
*Bibirnya bisa menghujat diri ini.
Tanpa-Nya tentu mustahil bisa
terjadi.
Aku beranggapan, sebenarnya cacian, kebencian, permusuhan dan hujatan itu sengaja di hadirkan Gusti, agar jiwa ini menjadi kuat, melewati rintangan.
Dan hati inipun menjadi hebat, tatkala menghadapi segala ujian yang Dia berikan.
Aku beranggapan, sebenarnya cacian, kebencian, permusuhan dan hujatan itu sengaja di hadirkan Gusti, agar jiwa ini menjadi kuat, melewati rintangan.
Dan hati inipun menjadi hebat, tatkala menghadapi segala ujian yang Dia berikan.
Jadi, adalah salah besar jika aku
menyalahkan orang-orang itu, apalagi sampai membalasnya.
Bagiku itu tidak perlu, bahkan
aku berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada kehidupan ini tidak
mungkin terjadi Secara tiba-tiba, semua sudah di atur sedemikian rupa oleh-Nya.
Maka apapun kenyata’an yang aku terima kemarin, hari ini atau suatu hari nanti, tidak ada Kata sia-sia, bahkan di balik semua itu, pasti ada hikmah terbaik yang bisa merubah kehidupanku, agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Maka apapun kenyata’an yang aku terima kemarin, hari ini atau suatu hari nanti, tidak ada Kata sia-sia, bahkan di balik semua itu, pasti ada hikmah terbaik yang bisa merubah kehidupanku, agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Aku tahu, sesungguhnya Gusti Allooh
itu Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Muridku, jangan terpengaruh kalau
di hina, jangan hati melambung kalau dipuji.
Tapi bertindak tegaslah bila Allooh, Rosul-Nya atau Agama-Nya di rendahkan atau di injak-injak oleh orang lain.
Bagaimanapun hidup itu juga harus punya etika dan juga tatak rama, sebagaimana telah di ajarkan para leluhur kita, kekasih-kekasih Allooh yang menjadi suri tauladan bagi kita semua.
Tapi bertindak tegaslah bila Allooh, Rosul-Nya atau Agama-Nya di rendahkan atau di injak-injak oleh orang lain.
Bagaimanapun hidup itu juga harus punya etika dan juga tatak rama, sebagaimana telah di ajarkan para leluhur kita, kekasih-kekasih Allooh yang menjadi suri tauladan bagi kita semua.
Tidak penting di anggap baik,
yang penting terus belajarlah menjadi orang yang baik.
Salah satu Wasiat seorang Guru
Mursyid terhadap Muridnya.
Semoga kita senantiasa Allooh
jadikan orang-orang yang Ahli Sholat dan Ahli Ma’rifat.
Faham akan sejatining urip yang sebenarnya.
Faham akan sejatining urip yang sebenarnya.
_______/|\______
¨¨¨¨¨¨¨˜°♥°˜¨¨¨¨¨¨
SALAAM SILIWANGI