Sabtu, 07 September 2019

7 MARTABAT ALAM




7 MARTABAT ALAM

Mengenai martabat pengwujudan diri rahsia Allooh S.W.T atau di kenali juga Martabat Tujuh, itu terbagi ia kepada 7 Alam;
Ke tujuh martabat atau alam ini terkandung ia di dalam surah -Al Ikhlash:
Qulhuwalloohu Ahad
- Ahdah Alloohushomad
- Wahdah Lamyalidd
- Wahidiah Walamyuladd
- Alam Roh Walamyakullahu
- Alam Mithal Kuffuan
- Alam Ijsam Ahad
- Alam Insan Seperti FirmanNya lagi dalam Al- Qur’an:
“Setelah di ketahui demikian maka tidaklah patut di samakan Allooh Tuhan yang berkuasa mengawas tiap-tiap diri dan mengetahui akan apa yang telah di usahakan oleh diri-diri itu, (dengan makhluk yang tidak bersifat demikian).
Dalam pada itu, mereka yang kafir telah menjadikan beberapa makhluk sebagai sekutu bagi Allooh.
” Maka kita yang beriman pada Allooh dan Rosullullooh serta Hari Qiamat, percaya bahawasanya Alam- Alam yang ada ini dengan nama Dunia, Buana, Maya Pada, adalah dijadikan Allooh Maha Esa. Demikian juga penghuni tiap- tiap Alam itu, serta apa jua pada tiap- tiap Alam itu.
Kewajiban kita sebagai seorang Muslim sekurang- kurangnya mengetahui tujuh Alam.

1. ALAM LAHUT (LATAIN/AHADIAH) Adapun Alam Lahut itu adalah mertabat Latain artinya tidak ada kenyataan, maka di namakan Alam Lahut itu ialah Isma’ Zat, artinya Isma’ Zat Allooh Taala Zat yang belum bernama Allooh, hanya dengan bernama Zat Ahadiah Di dalam mertabat Alam Lahut, Isma’ Zat yang Maha Suci itu adalah tujuh Isma’nya iaitu:
1.HU artinya Zat Tuhan yang Esa semata- mata
2. GHOIBUL GHUYUB artinya, tidak ada berpihak dan tiada bertempat, tiada Ia di atas, di bawah, di kiri, di kanan, di hadapan dan di belakang.
3. AHADIAH artinya dari pada pihak yang tidak sampai kepada penhenalan para- para Nabi, apa lagi yang lain dari pada Nabi- nabi, yang mengetahui hanya dia.
4. GHOIBUL HAWIAH artinya, dari pada pihak Ia tiada berzat, berisma’ dan berakal seperti manusia.
5. UJUDUL MUTLAK artinya tiada segala yang Hakiki hanya DIA
6. ABADAN ABADA artinya tiada siapa yang mengetahui Ujudnya sesuatu jua pun
7. LATAIN artinya tiada dapat di fikirkan oleh akal, Ma’rifat orang- orang yang Arifin Billah. Alam Lahut pada mertabat Latain, DIAlah ZATUL, MUTLAK yang tiada bercerai dan tiada berhimpun, semata- mata DIA, belum lagi bernama ALLOOH, karena belum ada NUR MUHAMMAD SAW.
Berkena’an dengan ILMU TAJALI Alam Lahut tidak ada Ilmu pada Nur Muhammad, hanya DIA yang terjali semata- mata.
8. MARTABAT ITHLAQ artinya ghoib yang sepenuhnya
9. ZATUL BUHTI artinya zat semata-mata
10. GHOHIBUL MUTLAK artinya ghoib yang sepenuhnya
11. ‘ZIHIN’ artinya tatkala sunyi ia dari pada sesuatu
12. ALAM SIRR artinya rahasia Allooh
2. ALAM JABARUT (TAIN AWAL/WAHDAH/HAKIKAT MUHAMMADIIAH/KENYATA’AN PERTAMA)
Adapun Alam Jabarut adalah di dalam martabat Tain Awal artinya kenyataan yang pertama atau kecinta’an yang pertama, maka di dalam martabat Tain Awal itu Tuhan bernama:-
1. WAHDAH
2. AGHNAGHUL MUTLAK
3. UJUD AM YA
4. UJUD DO’A
5. NUR ALLOOH
6. NURUL AHADIAH
7. NUR SYAKSANI
Di namakan Isma’ Sifat Tuhan yang bernama ALLOOH TA’ALA atau WAHDAH artinya KASROH.
Arti KASROH itu Huruf, Arti Huruf itu Isma’.
Di namakan HAKIKAT MUHAMMDIYAH yaitu sifat Allooh bersama Zat Allooh, Zat Allooh menjadi hakikatnya.
Zat yang berdiri pada Zat Allooh yang menjadi hakikatnya.
Di namakan UMMUL KITAB yaitu Ibu Kitab.
Di namakan AN-NUN yakni bukan tinta yang di dalam tintanya segala huruf.
Rupa hakikat-hakikat segala sesuatu adalah maujud secara ijmali
Di namakan AN-NUAT artinya biji benih yang di dalamnya terhimpun secara umum suatu pokok bersama batang, dahan, daun-daun sebagai perbandingan hakikat segala sesuatu.
Di namakan NUQTHAH artinya titik yang satu, Ia adalah asal segala huruf.
Ia juga menerima dan mengandung segala huruf yang hendak di suratakan.
Juga di namakan degan NURULLOOH, NURL AHADIAH, HAKIKAT ROH, ROH IZAPI, NYAWA MUHAMAD, NYAWA ROHANI, HATI LATIFUL KALBU,TITIK IALAH BA.
Di kala Alam Jabarut itu nyatalah Nur Muhammad yang di jadikan Allooh Ta’ala dari pada NUR ZAT ALLOOH.
Maka di kata itu ada NAFI dan ITHBAT dan berhimpun tiada bercerai.
3. ALAM MALAKUT (TAIN TSANI/WAHIDIAH/A’YAN TSABITAH/KENYATA’AN KE DUA)
Adapun Alam Malakut itu adalah pada mertabat Tain Sani artinya kenyata’an yang ke dua, maka di namakan ISMUL ASMA’ Tuhan bernama WAHADIAH.
Di namakan Wahadiah itu ialah ZATUL AHADIAH MAUSUP SIFATUL WAHDAH.
Tatkala Tain Sani Tuhan bernama:
1. WAHIDIAH
2. ALLOOH
3. ROHMAN
4. ROHIM
5. BISMILLAAHIROHMAANIROHIIM
6. ZATUL MA’BUD
7. LAAILAHAILLOOH Muhammad masa itu di dalam A’YAN SABITAH.
Di namakan A’YAN TSABITAH artinya - Benda-benda yang wujud sebelum dari wujudnya pada luar.
Tiada di sana itu melainkan zatnya dan segala sifatnya yang qodim juga, yaitu yang belum keluar lagi daripada kalimah “KUN”
Ia tiada mencium bau wujud sekali-kali “kai-nun” yaitu tiap-tiap adanya itu wujud berkekalan seperti sedia ada jua.
Benda-benda yang wujud sebelum dari wujudnya pada luar.
Di namakan AL KANZUL MAKHFI artinya perbendahara’an yang tersembunyi
Di namakan AL-‘AMA’ artinya yang kelam atau gelap
Di namakan ALAM HAKIKAT, ROHANI, NYAWA ADAM, ALAM QOLBI, ALAM AKHIROH, ALAM INSAN BATHIN, ALAM KAYANGAN
Maka jadilah ROHANI yang di namakan nyawa Adam, nyawa kita.
Maka nyawa kita yang belum bertubuh dengan nama ROHANIUN.
Maka Rohani itulah yang mendo’akan jasadnya yang menjadi ADAM, maka jadilah Adam Awal.
Di kala Tain Sani ada Nafi dan Isbat, berhimpun dan bercerai, karaea itu Tuhan jadikan ALAM ROH daripada Alam Malakut.
Maka daripada Alam Malakut itu turunlah:
a. ALAM ROH
b. ALAM MISAL
c. ALAM AJSAM
d. ALAM INSAN
Adapun Rohani itu Afa’al Muhammad
Adapun Ayan Sabitah itu Isma’ Muhamad
Adapun Insan itu Sifat Muhammad
Adapun Zatul Muqid itu Zat Muhammad.
Maka semua yang tersebut itu adalah baru.
Maka dari pada Afa’al Muhammad itu jadilah Pohon Dunia ini, maka dunia ini, maka dunia ini untuk tempat Roh- Roh berjasad dengan lembaganya yang berupa manusia yaitu Adam.
Dunia di jadikan supaya semua Rohani- rohani (Rohaniun) yang telah ada itu, yang di dalam Alam Roh itu supaya dapat turun ke dunia dan mempunyai tubuh yang di namakan lembaga manusia dan dengan tubuhnya itu yang di namakan jasad itu, dapatlah Rohani mengerjakan ibadat dan tugas- tugasnya kepada Allooh Taala sebagaimana yang di ikrarnya, sebagaimana yang di isyaratkan oleh Firman:
“Adakah tidak aku ini Tuhan kamu, berkata mereka: “Bala Syahiduna.
4. ALAM ROH (ARWAH/TAIN TSALASA/NUR MUHAMMAD)
Di namakan NUR MUHAMMAD dan sekalian Roh yang keluar dari apanya itu yang berkekalan menjadi alam luaran yaitu daripada Nur Muhammad menerusi perkata’an “KUN” maka jadilah:
Arsyur Rohman Alam ghoib lagi ghoib Arsyur Azim Arsyur Karim Alam ghoib Al Kursi A’azam Alam Nyata Jabal Qof 7 lapis bumi 7 lapis langit segala galaksi Bumi Kita .
Di namakan ALAM ARWAH atau ROH yakni arwah segala ambiya, mursalin dan segala Mu’min
Di namakan ASHLUL ARWAH yaitu Mazh harul atam
Jadi “Khotamun nabiyin wa syaidul mursalin wa rohmatul lil alamiin
Di namakan ALAM SUNYI dari pada bergantung dengan tabiat lagi basith.
Di namakan juga CAHAYA MUHAMMAD , ALAM NYAWA, MARTABAT WUJUDIAH, Alama di bawah kalimat “KUN”
Pemerintah Alam Shoghir dan Alam Kabir, TAIN TSALASA, ALAM ROH, NYAWA KITA.
Adapun Alam Roh lebih dahulu di jadikan Allooh daripada Dunia yang fana ini.
Adapun Dunia ini adalah ibarat layar putih dan pentas kepada Rohaniun itu yang datang ke dunia menjalankan tugas dan peranan masing- masing, yang jadi seniman dengan lakunnya.
Karenanya adanya Rohani, maka adanya JAWAHIR BASIT yaitu :
a. FUAD
b. QALBUN
c. LABBIN
d. SUDUR
e. KABAD
f. SAUDA’
g. SYIFAP
Maka semuanya itu adalah hal Roh, maka jadilah:
a. berperang Sabil dengan nafsunya yang jahat
b. membuat Ahsan
c. melakukan Mujahidah masing- masing dengan tempat atau makamnya, maka dengan itu maka adanya jalan nafsu itu dua yaitu:
a. jalan nafsu yang bernama Hati Sanubari
b. jalan nafsu yang bernama Hati Nurani maka Roh- Roh yang ta’at pada sisi Tuhan, setelah berganti dengan nama nyawa karena ada mempunyai jasad masing- masing maka jadilah Roh itu tiga mertabat yaitu:
a. martabat Amar Robbi
b. martabat Hati Nurani
c. martabat Ubudiah mana- mana Roh yang tidak ta’at setelah ada mempunyai jasad masing- masing itu, maka jadilah tiga mertabat yaitu:
a. Bangsa hewan
b. Di namakan bangsa syaitan
c. Di namakan bangsa hati sanubari
Maka Alam Roh itu adalah Alam Ghoib.
Ia lebih adanya dari pada Dunia yang luas ini, di sanalah nyawa Manusia yang sebelum bertubuh telah ada.
Setelah 125 tahun Nur Nabi Muhammad itu telah wujud dan semua nyawa- nyawa manusia itu di kenal dengan nama Roh, tetapi mertabat Roh dewasa itu seperti mertabat binatang, karena tidak menanggung tugas dan tanggung jawab.
Hanya setelah ia berjasad dan hidup di dalam dunia ini masing- masing mempunyai tugas, maka barulah ada derajat masing- masing di sisi Tuhan dan nyawa itu tidak lagi di namakan Roh, hanya apabila jasad itu mati ia akan berpulang mengadap Allooh Ta’ala dengan nama Roh, yaitu Diri atau Jiwa.
Dengan nama Roh ia di kenal dengan nama Rohani Pulan bin Pulan tertulis kepadanya.
Dengan nama jiwa ia di kenal dengan nama jiwa, umpamanya:
a. Jiwa Amarah
b. Jiwa Lawamah
c. Jiwa Sawiah
d. Jiwa Natikah
e. Jiwa Mulhammah
f. Jiwa Mutmainnah
Maka pada jiwa itulah tertulis namanya Pulan bin Pulan, senang atau susah, bahagia atau celaka, menurut amal dan fielnya di dalam dunia ini menurut kadar ‘atikad- atikadnya dan Tauhidnya serta Ma’rifatnya kepada Tuhan yang Maha Esa.
5. ALAM MISAL Alam segala rupa, penceraian Roh Muhammadiah.
Alam segala warna.
Alam Khayal.
Alam ARDHUS SIMSIMAH, ARDHUL HAQIQOH.
Di namakan ALAM MISAL-MAKHLUQ yaitu Roh Alui yang suci- ruhul qudus dan Jisim haiwan – lahir maqom di jantung Jisim Mujadi – lahir di hati Jisim Nabati – lahir di hati Jisim Insani – lahir di otak.
Di dalam Alam Misal maka Roh Muhammadiah bercerailah dengan Roh- Roh yang lain yang berbagai nama, tetapi pada mulanya di namakan Rohaniun (Rohani- rohani).maka semua Rohaniun itu berasal dari pada Roh Muhammad Rosulullooh SAW.
Karena itulah asas dan dasar Ilmu Rohani wajib beriman:
a. pada Allooh Ta’ala
b. pada Nabi Muhammad SAW
c. pada hari qiamat yang akan datang jika tidak berpegang kepada asas yang tiga itu, bukanlah Rohaniah dari pada orang- orang Mu’min atau orang- orang Islaam.
Dari pada Roh Muhammad itulah jadi Roh seseorang, yang jadi nyawa seseorang, yang jadi hati seseorang, tetapi ia telah bercerai di dalam mertabat Alam Misal.
Segala Roh- Roh itu ialah jadi kata bidalan “Ulat lupakan daun”.
Nyawa- nyawa manusia yang bukan alim dalam Ilmu Ketuhanan, hanya melakukan kehendak jalan nafsu yang bernama Hati Sanubari dengan syahwatnya dan jiwa raga yang memandang zahir alam ini semata- mata ibarat sesuatu yang telah tersusun dari bagian-bagian, tetapi masih bersifat halus, tidak dapat di pisah-pisahkan.
Alam Misal adalah peringkat ke lima dalam proses pentajallian
Empunya Diri dalam menyatakan rahasia diriNya untuk di tanggung oleh Manusia.
Untuk menyatakan dirinya Allooh S.W.T., terus menyatakan diriNya melalui diri rahsiaNya dengan lebih nyata dengan membawa diri rahasiaNya untuk di kandung pula oleh bapa yaitu di namakan Alam Mithal.
Untuk menjelaskan lagi Alam Mithal ini adalah di mana unsur rohani yaitu diri rahasia Allooh belum bercantum dengan badan kebenda’an.
Alam mithal jenis ini berada di Alam Malakut. Ia merupakan peralihan daripada alam Arwah (alam Roh) menuju ke alam Nasut maka itu di namakan ia Alam Mithal di mana proses peryata’an ini, perwujudan Allooh pada martabat ini belum zahir, tetapi Nyata dalam tidak Nyata.
Diri rahasia Allooh pada martabat Wujud Allooh ini mulai di tajalikan kepada ubun-ubun bapa, yaitu perpindahan dari alam Roh ke alam Bapa (mithal).
Alam Mithal ini terkandung ia di dalam "Walam yakullahu" dalam surah Al-Ikhlash yaitu dalam ke ada’an tidak boleh di bagaikan.
Dan seterusnya menjadi "DI", "Wadi", "Mani" yang kemudiannya di salurkan ke satu tempat yang bersekutu di antara diri rahasia bathin (roh) dengan diri kasar Hakiki di dalam tempat yang di namakan rahim ibu.
Maka terbentuklah apa yang di katakan "Maknikam" ketika berlakunya bersetubuhan di antara laki-laki dengan perempuan (Ibu dan Bapa)
Perlu di ingat tubuh rahsia pada masa ini tetap hidup sebagaimana awalnya tetapi di dalam ke ada’an rupa yang elok dan tidak binasa dan belum lagi zahir.
Dan ia tetap hidup tidak mengenal ia akan mati.
6. ALAM AJSAM(NASUT/A’YAN FARIJAH/ALAM MULKI)
Di namakan ALAM MULKI artinya barang yang di dapati dengan mata kepala.
Di namakan ALAM KHORIJAH ATAU ALAM FARIJAH yakni:
Roh Rihan yaitu Roh keluar masuk - Semangat yaitu Roh keluar tanpa masuk, jadi hilang akal - Nafsu – berkehendak pada makan, minum, kemulia’an, kemashuran, sanjunga - Roh Jasmani – bekehendak kepada seksual
- Hati – karen alim dan inayah - Panas matahari – merasa sakit pedih, panas kepada tubuh
Di namakan juga ALAM JASMANI, ALAM SEGALA TUBUH, ALAM NAFS, ALAM ‘jamad’, ‘nabat’, ‘Haiwani’, ‘Insani’, ‘Jin’, ALAM NABI ADAM, AWAL BAPA MANUSIA.
Di namakan Alam Tanah, Air, Api Angin (anasi r 4 istimewa di sisi Allooh) yaitu dia jadikan dari pada tanah Nurani, Air nurani, Api Nurul Azam, Angin Nurani.
Di namakan ALAM MILADUTHALASA yaitu ALAM Maadan (alam galaksi, Alam Nabati (alam Tumbuhan), Alam Haiwani (alam binatang)
Maka hati yang bernama Roh itu telah jadi berbilang- bilang nama karena menurut berapa banyaknya bilangan manusia dan hewan yang di lahirkan di dunia ini dengan nama:
a. Hati sanubari
b. Jantung sanubari dan itulah hati yang tabie, semula jadi kepada makhluq.
Mana- mana makhluk yang ingin menjadikan Dirinya pada darjat sebenar- benar Insan yaitu:
a. Insan Robbubiah
b. Insan Mausup
c. Insan Ubudiah Pada merekalah yang tersebut itu mempelajari Ilmu Tasaup dan Ilmu Tasawwuf yang sebenarnya, dari pada Tasaup Islaam dan daripada guru- guru yang Mursyid, bukan pada guru- guru orang kafir seperti orang- orang Kristian dan Yahudi, walaupun bersama’an menTauhidkan Tuhan.

Kata pepatah:
“Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”.
Kalau guru- guru yang bukan Mursyid itu akibatnya tidak mendapat Hidayah dan Taufik.
Kholasahnya maka jadilah hati itu berbilang nama dan berbilang sifat, tetapi tiada berbilang pada Zat.
7. ALAM INSAN
Di namakan ALAM MARTABAT INSAN KAMIL.
ALAM MARTABAT JAMI
Di namakan ALAM HIMPUNAN SEGALA ALAM yakni:
AHADIAH (Ya nuraniyi yang qodim) - ARWAH (Hadith) - WAHDAH DARI WAHIDIAH (Tajjali akhir)
Adapun Alam Insan itu, perhimpunan pada segala martabat.
Pada sisi Allooh martabat Insan itu tiga perkara:
a. martabat insan Robbubiah, yaitu Insan Khas Ul Khas
b. martabat insan Mausup, yaitu Insan Kamil Wa Mukamil
c. martabat Insan Ubudiah, yaitu Insan Kamil Mukamil Maka pada sisi makhluq martabat insan sangat banyak seperti:
a. martabat raja- raja
b. martabat menteri
c. martabat anak raja- raja (tengku)
d. martabat tun
e. martabat tan sri
f. martabat datuk sri
g. martabat datuk
h. martabat datuk muda
i. martabat penghulu
j. martabat pegawai
k. martabat tuan
l. martabat encik dll .
Maka jadilah martabat Alam Insan itu pernceraian Manusia yang Kamil, karena asalnya dahulu ia kamil di sisi Allooh, di dalam Alam Ghoib, sesudah ujud Alam Insan, maka Manusia itu sudah tidak kamil karena masing- masing membawa haluan untuk hidup di dalam dunia ini, menurut apa yang di perolehi oleh panca indera yang lima.
Karena itulah Insan, di dalam ajaran Ilmiah yang mengatasi Sains yang di namakan Rohani, Ilmu Tasaup terbahagi sebagai berikut:-
a. di namakan Insan (Rahasia Allooh)
b. di namakan Insan Kamil
c. di namakan Insan Kamil dan Mukamil
d. di namakan Insan Mukamil
e. di namakan Insan Sawaan
f. di namakan Insan Sawaatun
g. di namakan Insan Bathin
h. di namakan Insan Zahir
i. di namakan Insan Mutaiz
j. di namakan Insan Ghoib
k. di namakan Insan Nakus (Insan Hewan)
l. di namakan Insan Syaitani Read more at:


Walloohu Alam.

     _______/|\______
  ¨¨¨¨¨¨¨˜°°˜¨¨¨¨¨¨
    SALAAM SILIWANGI