MEDITASI JIWA PALING SEMPURNA (SHOLAT)
Agama Islaam memiliki satu ritual wajib yang di lakukan lima kali sehari, yaitu SHOLAT.
Dalam sehari, ada lima WAKTU SHOLAT yaitu saat subuh, dhuhur, ashar, maghrib dan Isya, Sholat juga merupakan
RUKUN ISLAAM
Artinya sesuatu yang wajib di
lakukan bila manusia sudah memeluk agama ini. Rukun
Islaam ada lima:
SYAHADAT, SHOLAT, ZAKAT, PUASA dan BERHAJI.
Ada juga shalat yang sifatnya tidak wajib,
yaitu Sholat Sunnah.
Ada banyak ragam sholat Sunnah yang ada dalam Islaam.
Namun karena sifatnya Sunnah, maka sholat ini bersifat melengkapi sholat-sholat wajib.
Meskipun bersifat melengkapi, sholat sunnah bila di lakukan
secara khusyu’ di sertai dengan Niat hanya
mengharapkan keridhoan Allooh, maka nilainya sungguh luhur.
Saking hebatnya ibadah sholat, sehingga di katakan
bahwa:
“SHOLAT
ADALAH SOKO GURU DAN PONDASI AGAMA”
Yang perlu di perhatikan, kesempurnaan ibadah sholat memiliki dimensi individual dan sosial.
Dimensi individual adalah bagaimana sholat itu di jadikan
sarana untuk BERKOMUNIKASI dengan Tuhan.
Sementara dimensi sosial sholat adalah bagaimana sholat
membawa dampak positif bagi lingkungan sosial masyarakat dimana individu yang
melakukan sholat itu berada.
Pada dasarnya, hakikat sholat adalah mengajak manusia untuk:
“MENYADARI KEBERADA’AN TUHAN ITU DEKAT”
Yang melampaui batasan ruang dan waqtu sehingga kemanapun manusia berada maka DIA SELALU HADIR,
MENGAWASI, MENJADI TEMAN PALING SETIA,
DAN MENJADI KEKASIH YANG TIDAK PERNAH
ABSEN SEDIKIT PUN UNTUK BERBAGI SUKA DAN DUKA sekaligus sebagai wujud
KETUNDUKAN MANUSIA pada DZAT YANG SERBA MAHA DAN INFINITUM INI.
Kesadaran HAKIKAT SHOLAT ini akan memiliki pengaruh kuat dalam mencegah manusia
dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar.
Sebagaimana di jelaskan dalam Ayat 45 surat Al-‘Ankabut:
“Sesungguhnya sholat itu mencegah [manusia] dari perbuatan yang keji dan
mungkar.
Ini
sudah masuk dimensi sosial sholat.
Seseorang yang berdiri untuk melakukan sholat dan mengucapkan TAKBIR, mengakui bahwa Allooh swt.;
Dzat yang MAHA LEBIH dari segala yang ada
dan kita mengingat semua kenikmatan yang telah diberikan-Nya,dengan mengucapkan syukur, ia memohon curahan kasih dan
sayang-Nya, mengingat hari pembalasan, mengakui ketundukan, melakukan
penyembahan kepada-Nya, memohon pertolongan-Nya, meminta petunjuk untuk
mendapatkan jalan yang lurus, dan memohon perlindungan sehingga tidak termasuk
ke dalam golongan orang-orang yang telah di murkai
oleh-Nya serta tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang tersesat.
Di dalam meditasi transendental sholat, pemusatan pikiran sa’at
kita mengucapkan AL FATIHAH ini adalah:
“MENGOSONGKAN GAMBARAN PIKIRAN APAPUN JUGA
KECUALI GAMBARAN PIKIRAN YANG TIDAK DI BUAT
OLEH KITA, MELAINKAN BIARKAN KITA MENERIMA GAMBARAN YANG DI BERIKAN OLEH TUHAN.
Kita pasrah, kita tidak lagi berusaha
untuk fokus: semua penggambaran wujud Tuhan itu hanya dalam BAHASA, sedangkan
sa’at sholat
kita biarkan diri ini mengalir pasrah sehingga hidayah-NYA turun.
Hidayah-Nya dalam Sholat ini berupa gambaran yang sangat tentang WUJUD-NYA, selain
itu naik pada tingkatan bayangan dan gambaran yang paling dan sulit di
dapat dalam kehidupan rutin yang terbatas.
Oleh karena itu pengalaman dalam psikologi
sholat ini di sebut meditasi transendental yang susah untuk di
tulis.
Awal kesadaran tertinggi tentang sholat sejatinya harus di ikuti
dengan tafakkur/berpikir tentang obyek-obyek kongkret sebelum akhirnya menuju
ke obyek yang abstrak.
“PENGOSONGAN PIKIRAN DAN MELUPAKAN SEGALA
KERUWETAN DALAM BENAK YANG DAPAT MENGGANGGU KEKHUSYU’AN SHOLAT DAN
KONSENTRASI PADA TUJUAN SHOLAT:
“BAHWA KITA SEDANG BERHADAPAN DAN
KOMUNIKASI DENGAN ALLOOH.
Sebagaimana semua aktifitas lainnya, sholat juga butuh latihan.
Khusyu’
memang sulit namun bila berulang-ulang di latih
akhirnya juga akan mampu untuk:
“PASRAH, TIDAK BERPIKIR TENTANG OBYEK
SHALAT NAMUN MEMBIARKAN DIRI IKLHASH UNTUK
HANYUT DALAM SHOLAT.
Dalam taraf belajar sholat, bila pikiran kemudian melayang ke mana-mana maka seorang
harus kembali mengonsentrasikan pikiran pada “apa” yang ia pilih sebagai objek
pikiran dalam SHOLAT.
Ia harus mengambil posisi badan yang
rileks, otot-otot tidak kaku.
Latihan ini harus selalu di ulang-ulang, sehingga tahap demi tahap berfikirnya menjadi
lebih dalam, badan terasa lebih ringan, pikiran menjadi bersih, jiwa menjadi
terbang ke langit yang keluasannya TIADA BERHINGGA.
Bersama’an
dengan itu, hilang pula segala perasaan gelisah, sedih, galau, dan segala
gangguan jasmani yang di rasakan
sebelumnya.
Seorang Mu’min akan mudah memahami psikologi sholat yang demikian karena memiliki kesamaan yang jelas dengan
proses tafakkur tentang pencipta’an langit
dan bumi yang di sertai dzikir dan
bertasbih kepada objek yang MAHA TAK TERJANGKAU yaitu Allooh, baik berdiri, duduk rileks, berbaring.
Tujuannya adalah upaya melepaskan atau menjauhkan
dari pengaruh yang menggangu konsentrasi, keruwetan angan-angan pikiran, perasa’an, ataupun kebisingan dan keramaian.
Sebagaimana seseorang yang bertafakkur
bertasbih, dan bermeditasi akan dapat menangkap makna dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak terlintas dalam hati.
Keduanya mengunakan ke dalaman tafakkur untuk membersihkan pengetahuan lahiriah dari
belenggu penjara rutinitas kehidupan material menuju kebebasan menatap lepas ke
atas, menuju pengetahuan yang luas tak terbatas.
Bila sholat
kita sudah khusyu’ diri kita akan mampu
keluar badan kecil ini.
Jiwa kita menjadi tidak terikat dalam
wujud jasmani, mempunyai keluasan wujud dan kemampuan “melihat tanpa bola
mata”, “mendengar tanpa daun telinga” dan merasakan keuniversalam jiwa yang tak
terbatas oleh waqtu dan ruang.
“Inilah jiwa” yang memiliki “watak” yang
sama dengan jiwa-jiwa lainnya; di mana hal
yang membedakan adalah “kemana akhir kembalinya sang jiwa”
Dalam sholat,
ada tahap yang di sebut RUKU’ yaitu dengan
membungkukkan badan, laksana seorang hamba dan meletakkan dahi di atas permuka’an tanah di hariba’an
suci-Nya untuk:
“MENGAKUI KEBESARAN DAN KEMULIA’AN-NYA DAN TENGGELAM DALAM KE AGUNGAN-NYA, SERTA MENGHAPUS SEGALA EGO DAN KESOMBONGAN yang
ada pada dirinya.
Lalu ia pun akan mengucapkan syahadat
untuk memberikan kesaksian atas ke esaan-Nya
dan risalah Rosul-Nya,setelah itu, ia
mengirimkan sholawat kepada utusan-Nya
yang mulia, Rosulullooh saw. dan
menengadahkan kedua tangannya di bawah mihrab sucinya-Nya untuk memohon belas
kasih supaya di masukkan ke dalam golongan
hamba-hamba-Nya yang salih.
Semua faktor ini adalah sebuah rekreasi
spiritual yang tidak ada bandingannya, terbakarnya semangat spiritual, sebuah
gelombang besar yang mampu melebur ke DZAT TUHAN.
Di dalam salah satu hadits di kisahkan bahwa pada
masa Rosulullooh saw., terdapat seorang pria muda dari kaum Anshor yang senantiasa mengikuti sholat yang di lakukan oleh
Rosul saw.
Tetapi, pada sisi lain ia masih senantiasa
bergelimang dalam berbagai maksiat. Lalu, hal ini di sampaikan kepada Rosul
saw.
Mendengar laporan ini beliau bersabda:
“Suatu hari nanti sholatnya dapat mencegahnya dari perbuatan-perbuatannya
tersebut.
Sedemikian pentingnya pengaruh sholat, hingga pada sebagian riwayat Islaam di sebutkan bahwa bias
yang akan muncul dari pelaksanaan sholat
akan menjadi tolok ukur apakah sholat yang
di lakukan oleh seseorang telah di
terima di sisi-Nya ataukah belum.
Imam Ash-Shodiq a.s. dalam salah satu hadis berkata:
“Seseorang yang ingin melihat apakah sholatnya telah di terima
oleh Allooh swt atau belum, hendaklah ia
melihat apakah sholat yang telah di
lakukannya ini dapat mencegahnya dari perbuatan yang
keji dan mungkar atau tidak?
Sejauh mana ia telah tercegah dari hal-hal
tersebut, sekadar itu pulalah sholat yang
di lakukannya telah di kabulkan di sisi-Nya”.
Bahkan, dapat di akui bahwa unsur utama dari pencegah perbuatan keji dan
mungkar adalah mengingat/DZIKIR Allooh).
Pada prinsipnya:
MENGINGAT ALLOOH SWT. MERUPAKAN INTI DETAK KEHIDUPAN QALBU MANUSIA DAN PUNCAK KETENANGAN HATI. TIDAK ADA SESUATU
PUN SELAINNYA YANG BISA MENCAPAI TINGKATAN SEMACAM INI.
Pembahasan tentang SHOLAT oleh karenanya
bisa di rangkum sebagai berikut:
1. Sholat adalah ibadah terpenting dalam agama Isla
am setelah syahadat.2. Hakikat dan filsafat sh1. Sholat adalah ibadah terpenting dalam agama Isla
olat adalah mengingat Allooh SWT.3. Sh
olat merupakan media mengoreksi diri, memperbaiki diri, dan berthaubat.4. Sh
olat merupakan media penghibur luka, barutan, dan goresan dosa di dalam Ruh dan jiwa manusia akan sembuh karena kemanjuran obat yang berbentuk sholat.5. Sh
olat merupakan tanggul penghalang berbuat keji dan jahat6. Sh
olat menguatkan iman di dalam kalbu manusia dan menumbuhkan tunas-tunas ketaqwa’an baru di dalam hati.7. Sh
olat akan menghancurkan kelalaian terhadap tujuan pencipta’an dan tenggelam dalam kehidupan materi serta kelezatan-kelazatan duniawi yang hanya sekejap.8. Dengan sh
olat, kehadiran-Nya terasa dekat.9. Sh
olat menghilangkan kesombongan EGO dan merendahkan diri di hadapan-Nya.10. Sh
olat itu penyempurna’an akhlak11. Sh
olat menghidupkan hakikat ke ikhlasan dalam beramal12. Sh
olat membawa kesucian hidup13. Sh
olat itu Penguat Semangat Disiplin
Meskipun tanpa memperhatikan kandungan
yang ada di dalam sholat pada hakikatnya
ia mengajak manusia untuk hidup dalam kesucian.
Hal ini dapat kita ketahui dari syarat
tempat yang di pergunakan untuk
melakukannya, pakaian yang di kenakan,
alas dan air yang di tuangkan untuk
berwudhu serta mandi.
Dan juga tempat yang di pergunakan oleh seseorang untuk mandi dan berwudhu’ harus merupakan tempat yang betul-betul tidak terkotori oleh
ghasab dan tidak di peroleh dengan cara
zalim dan melanggar haq-haq orang lain.
Seseorang yang terkotori dengan kezaliman,
ternodai oleh sifat-sifat nafsu manusia seperti riba, ghasab, mengurangi
timbangan dalam transaksi, korupsi dan usaha-usaha yang di lakukan dengan menggunakan kekaya’an dari sumber yang haram, bagaimanapun akan mengotori
ruhaninya sehingga akan melunturkan diri yang telah sholat.
Oleh karena itu, pengulangan sholat sebanyak lima kali dalam sehari semalam merupakan sebuah:
“AJAKAN UNTUK MENGHORMATI HAQ-HAQ ORANG LAIN.
Sholat
juga akan menguatkan semangat disiplin dalam diri manusia, karena bagaimanapun
juga, sholat harus benar-benar di
lakukan pada waqtu
yang telah di tentukan.
Pelaksanaan sholat yang di lakukan
dengan mengakhirkan atau mempercepat dari waqtu
yang seharusnya akan menyebabkan batalnya sholat
yang di lakukan oleh seseorang.
Demikian juga dengan aturan dan
hukum-hukum lain dalam masalah niat, berdiri, ruku’, dan sujud.
Memperhatikan semua ini akan menumbuhkan
kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari menjadi betul-betul mudah dan lancar.
Terakhir, pembahasan tentang sholat akan di tutup dengan
sebuah hadis; Imam Ali bin Musa Ar-Ridho
a.s. suatu ketika di tanyakan tentang
makna sholat .
“Tujuan di syariatkannya sholat
adalah:
“PENGAKUAN TERHADAP KETUHANAN ALLOOH SWT
“MELAWAN SYIRIK DAN PENYEMBAHAN BERHALA
“BERDIRI DI HADAPAN HARIBA’AN-NYA DALAM PUNCAK KEKHUSYU’AN
DAN KERENDAHAN DIRI
“MENGAKUI DOSA-DOSA SERTA MEMOHON
PENGAMPUNAN-NYA TERHADAP DOSA-DOSA YANG TELAH DI LAKUKANNYA
DAN MELETAKKAN DAHI UNTUK HORMAT
KEPADA-NYA.
Demikan juga, tujuan di syariatkannya sholat
adalah supaya manusia senantiasa TERJAGA, AWAS ELING DAN WASPADA.
Hati yang tercerahkan tanpa ada ke
akuan yang berlebihan, tidak sombong dan mabuk dengan
diri dan hartanya, agar manusia menjadi orang-orang yang khusyu’ dan tawadhu’,
serta mencari dan mencintai TUHAN.
Selain konsistensi do’a-do’a kepada Allooh sepanjang hari dan malam yang di hasilkan dari sinar sholat,
sholat akan membuat manusia menemukan JATI
DIRI YANG SESUNGGUHNYA.
Walloohu
A’lam
___/|\___
¨¨¨˜°♥°˜¨¨¨