Rabu, 21 Agustus 2019

MEDITASI JIWA PALING SEMPURNA (SHOLAT)


MEDITASI JIWA PALING SEMPURNA (SHOLAT)

Agama Islaam memiliki satu ritual wajib yang di lakukan lima kali sehari, yaitu SHOLAT.
Dalam sehari, ada lima WAKTU SHOLAT yaitu saat subuh, dhuhur, ashar, maghrib dan Isya, Sholat juga merupakan RUKUN ISLAAM
Artinya sesuatu yang wajib di lakukan bila manusia sudah memeluk agama ini. Rukun Islaam ada lima:
SYAHADAT, SHOLAT, ZAKAT, PUASA dan BERHAJI.
Ada juga shalat yang sifatnya tidak wajib, yaitu Sholat Sunnah.
Ada banyak ragam sholat Sunnah yang ada dalam Islaam.
Namun karena sifatnya Sunnah, maka sholat ini bersifat melengkapi sholat-sholat wajib.
Meskipun bersifat melengkapi, sholat sunnah bila di lakukan secara khusyu di sertai dengan Niat hanya mengharapkan keridhoan Allooh, maka nilainya sungguh luhur.
Saking hebatnya ibadah sholat, sehingga di katakan bahwa:
SHOLAT ADALAH SOKO GURU DAN PONDASI AGAMA
Yang perlu di perhatikan, kesempurnaan ibadah sholat memiliki dimensi individual dan sosial.
Dimensi individual adalah bagaimana sholat itu di jadikan sarana untuk BERKOMUNIKASI dengan Tuhan.
Sementara dimensi sosial sholat adalah bagaimana sholat membawa dampak positif bagi lingkungan sosial masyarakat dimana individu yang melakukan sholat itu berada.
Pada dasarnya, hakikat sholat adalah mengajak manusia untuk:
MENYADARI KEBERADAAN TUHAN ITU DEKAT
Yang melampaui batasan ruang dan waqtu sehingga kemanapun manusia berada maka DIA SELALU HADIR, MENGAWASI, MENJADI TEMAN PALING SETIA,
DAN MENJADI KEKASIH YANG TIDAK PERNAH ABSEN SEDIKIT PUN UNTUK BERBAGI SUKA DAN DUKA sekaligus sebagai wujud KETUNDUKAN MANUSIA pada DZAT YANG SERBA MAHA DAN INFINITUM INI.
Kesadaran HAKIKAT SHOLAT ini akan memiliki pengaruh kuat dalam mencegah manusia dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar.
Sebagaimana di jelaskan dalam Ayat 45 surat Al-‘Ankabut:
“Sesungguhnya sholat itu mencegah [manusia] dari perbuatan yang keji dan mungkar.
 Ini sudah masuk dimensi sosial sholat.
Seseorang yang berdiri untuk melakukan sholat dan mengucapkan TAKBIR, mengakui bahwa Allooh swt.;
Dzat yang MAHA LEBIH dari segala yang ada dan kita mengingat semua kenikmatan yang telah diberikan-Nya,dengan mengucapkan syukur, ia memohon curahan kasih dan sayang-Nya, mengingat hari pembalasan, mengakui ketundukan, melakukan penyembahan kepada-Nya, memohon pertolongan-Nya, meminta petunjuk untuk mendapatkan jalan yang lurus, dan memohon perlindungan sehingga tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang telah di murkai oleh-Nya serta tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang tersesat.
Di dalam meditasi transendental sholat, pemusatan pikiran saat kita mengucapkan AL FATIHAH ini adalah:
MENGOSONGKAN GAMBARAN PIKIRAN APAPUN JUGA KECUALI GAMBARAN PIKIRAN YANG TIDAK DI BUAT OLEH KITA, MELAINKAN BIARKAN KITA MENERIMA GAMBARAN YANG DI BERIKAN OLEH TUHAN.
Kita pasrah, kita tidak lagi berusaha untuk fokus: semua penggambaran wujud Tuhan itu hanya dalam BAHASA, sedangkan saat sholat kita biarkan diri ini mengalir pasrah sehingga hidayah-NYA turun.
Hidayah-Nya dalam Sholat ini berupa gambaran yang sangat tentang WUJUD-NYA, selain itu naik pada tingkatan bayangan dan gambaran yang paling dan sulit di dapat dalam kehidupan rutin yang terbatas.
Oleh karena itu pengalaman dalam psikologi sholat ini di sebut meditasi transendental yang susah untuk di tulis.
Awal kesadaran tertinggi tentang sholat sejatinya harus di ikuti dengan tafakkur/berpikir tentang obyek-obyek kongkret sebelum akhirnya menuju ke obyek yang abstrak.
PENGOSONGAN PIKIRAN DAN MELUPAKAN SEGALA KERUWETAN DALAM BENAK YANG DAPAT MENGGANGGU KEKHUSYUAN SHOLAT DAN KONSENTRASI PADA TUJUAN SHOLAT:
BAHWA KITA SEDANG BERHADAPAN DAN KOMUNIKASI DENGAN ALLOOH.
Sebagaimana semua aktifitas lainnya, sholat juga butuh latihan.
Khusyu memang sulit namun bila berulang-ulang di latih akhirnya juga akan mampu untuk:
PASRAH, TIDAK BERPIKIR TENTANG OBYEK SHALAT NAMUN MEMBIARKAN DIRI IKLHASH UNTUK HANYUT DALAM SHOLAT.
Dalam taraf belajar sholat, bila pikiran kemudian melayang ke mana-mana maka seorang harus kembali mengonsentrasikan pikiran pada “apa” yang ia pilih sebagai objek pikiran dalam SHOLAT.
Ia harus mengambil posisi badan yang rileks, otot-otot tidak kaku.
Latihan ini harus selalu di ulang-ulang, sehingga tahap demi tahap berfikirnya menjadi lebih dalam, badan terasa lebih ringan, pikiran menjadi bersih, jiwa menjadi terbang ke langit yang keluasannya TIADA BERHINGGA.
Bersamaan dengan itu, hilang pula segala perasaan gelisah, sedih, galau, dan segala gangguan jasmani yang di rasakan sebelumnya.
Seorang Mumin akan mudah memahami psikologi sholat yang demikian karena memiliki kesamaan yang jelas dengan proses tafakkur tentang penciptaan langit dan bumi yang di sertai dzikir dan bertasbih kepada objek yang MAHA TAK TERJANGKAU yaitu Allooh, baik berdiri, duduk rileks, berbaring.
Tujuannya adalah upaya melepaskan atau menjauhkan dari pengaruh yang menggangu konsentrasi, keruwetan angan-angan pikiran, perasaan, ataupun kebisingan dan keramaian.
Sebagaimana seseorang yang bertafakkur bertasbih, dan bermeditasi akan dapat menangkap makna dan pengetahuan baru yang sebelumnya tidak terlintas dalam hati.
Keduanya mengunakan ke dalaman tafakkur untuk membersihkan pengetahuan lahiriah dari belenggu penjara rutinitas kehidupan material menuju kebebasan menatap lepas ke atas, menuju pengetahuan yang luas tak terbatas.
Bila sholat kita sudah khusyu diri kita akan mampu keluar badan kecil ini.
Jiwa kita menjadi tidak terikat dalam wujud jasmani, mempunyai keluasan wujud dan kemampuan “melihat tanpa bola mata”, “mendengar tanpa daun telinga” dan merasakan keuniversalam jiwa yang tak terbatas oleh waqtu dan ruang.
“Inilah jiwa” yang memiliki “watak” yang sama dengan jiwa-jiwa lainnya; di mana hal yang membedakan adalah “kemana akhir kembalinya sang jiwa”
Dalam sholat, ada tahap yang di sebut RUKU’ yaitu dengan membungkukkan badan, laksana seorang hamba dan meletakkan dahi di atas permukaan tanah di haribaan suci-Nya untuk:
MENGAKUI KEBESARAN DAN KEMULIAAN-NYA DAN TENGGELAM DALAM KE AGUNGAN-NYA, SERTA MENGHAPUS SEGALA EGO DAN KESOMBONGAN yang ada pada dirinya.
Lalu ia pun akan mengucapkan syahadat untuk memberikan kesaksian atas ke esaan-Nya dan risalah Rosul-Nya,setelah itu, ia mengirimkan sholawat kepada utusan-Nya yang mulia, Rosulullooh saw. dan menengadahkan kedua tangannya di bawah mihrab sucinya-Nya untuk memohon belas kasih supaya di masukkan ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang salih.
Semua faktor ini adalah sebuah rekreasi spiritual yang tidak ada bandingannya, terbakarnya semangat spiritual, sebuah gelombang besar yang mampu melebur ke DZAT TUHAN.
Di dalam salah satu hadits di kisahkan bahwa pada masa Rosulullooh saw., terdapat seorang pria muda dari kaum Anshor yang senantiasa mengikuti sholat yang di lakukan oleh Rosul saw.
Tetapi, pada sisi lain ia masih senantiasa bergelimang dalam berbagai maksiat. Lalu, hal ini di sampaikan kepada Rosul saw.
Mendengar laporan ini beliau bersabda:
“Suatu hari nanti sholatnya dapat mencegahnya dari perbuatan-perbuatannya tersebut.
Sedemikian pentingnya pengaruh sholat, hingga pada sebagian riwayat Islaam di sebutkan bahwa bias yang akan muncul dari pelaksanaan sholat akan menjadi tolok ukur apakah sholat yang di lakukan oleh seseorang telah di terima di sisi-Nya ataukah belum.
Imam Ash-Shodiq a.s. dalam salah satu hadis berkata:
“Seseorang yang ingin melihat apakah sholatnya telah di terima oleh Allooh swt atau belum, hendaklah ia melihat apakah sholat yang telah di lakukannya ini dapat mencegahnya dari perbuatan yang keji dan mungkar atau tidak?
Sejauh mana ia telah tercegah dari hal-hal tersebut, sekadar itu pulalah sholat yang di lakukannya telah di kabulkan di sisi-Nya”.
Bahkan, dapat di akui bahwa unsur utama dari pencegah perbuatan keji dan mungkar adalah mengingat/DZIKIR Allooh).
Pada prinsipnya:
MENGINGAT ALLOOH SWT. MERUPAKAN INTI DETAK KEHIDUPAN QALBU MANUSIA DAN PUNCAK KETENANGAN HATI. TIDAK ADA SESUATU PUN SELAINNYA YANG BISA MENCAPAI TINGKATAN SEMACAM INI.
Pembahasan tentang SHOLAT oleh karenanya bisa di rangkum sebagai berikut:
1. Sholat adalah ibadah terpenting dalam agama Isla
am setelah syahadat.2. Hakikat dan filsafat sh
olat adalah mengingat Allooh SWT.3. Sh
olat merupakan media mengoreksi diri, memperbaiki diri, dan berthaubat.4. Sh
olat merupakan media penghibur luka, barutan, dan goresan dosa di dalam Ruh dan jiwa manusia akan sembuh karena kemanjuran obat yang berbentuk sholat.5. Sh
olat merupakan tanggul penghalang berbuat keji dan jahat6. Sh
olat menguatkan iman di dalam kalbu manusia dan menumbuhkan tunas-tunas ketaqwaan baru di dalam hati.7. Sh
olat akan menghancurkan kelalaian terhadap tujuan penciptaan dan tenggelam dalam kehidupan materi serta kelezatan-kelazatan duniawi yang hanya sekejap.8. Dengan sh
olat, kehadiran-Nya terasa dekat.9. Sh
olat menghilangkan kesombongan EGO dan merendahkan diri di hadapan-Nya.10. Sh
olat itu penyempurnaan akhlak11. Sh
olat menghidupkan hakikat ke ikhlasan dalam beramal12. Sh
olat membawa kesucian hidup13. Sh
olat itu Penguat Semangat Disiplin
Meskipun tanpa memperhatikan kandungan yang ada di dalam sholat pada hakikatnya ia mengajak manusia untuk hidup dalam kesucian.
Hal ini dapat kita ketahui dari syarat tempat yang di pergunakan untuk melakukannya, pakaian yang di kenakan, alas dan air yang di tuangkan untuk berwudhu serta mandi.
Dan juga tempat yang di pergunakan oleh seseorang untuk mandi dan berwudhu harus merupakan tempat yang betul-betul tidak terkotori oleh ghasab dan tidak di peroleh dengan cara zalim dan melanggar haq-haq orang lain.
Seseorang yang terkotori dengan kezaliman, ternodai oleh sifat-sifat nafsu manusia seperti riba, ghasab, mengurangi timbangan dalam transaksi, korupsi dan usaha-usaha yang di lakukan dengan menggunakan kekayaan dari sumber yang haram, bagaimanapun akan mengotori ruhaninya sehingga akan melunturkan diri yang telah sholat.
Oleh karena itu, pengulangan sholat sebanyak lima kali dalam sehari semalam merupakan sebuah:
AJAKAN UNTUK MENGHORMATI HAQ-HAQ ORANG LAIN.
Sholat juga akan menguatkan semangat disiplin dalam diri manusia, karena bagaimanapun juga, sholat harus benar-benar di lakukan pada waqtu yang telah di tentukan.
Pelaksanaan sholat yang di lakukan dengan mengakhirkan atau mempercepat dari waqtu yang seharusnya akan menyebabkan batalnya sholat yang di lakukan oleh seseorang.
Demikian juga dengan aturan dan hukum-hukum lain dalam masalah niat, berdiri, ruku’, dan sujud.
Memperhatikan semua ini akan menumbuhkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari menjadi betul-betul mudah dan lancar.
Terakhir, pembahasan tentang sholat akan di tutup dengan sebuah hadis; Imam Ali bin Musa Ar-Ridho a.s. suatu ketika di tanyakan tentang makna sholat .
“Tujuan di syariatkannya sholat adalah:
PENGAKUAN TERHADAP KETUHANAN ALLOOH SWT
MELAWAN SYIRIK DAN PENYEMBAHAN BERHALA
BERDIRI DI HADAPAN HARIBAAN-NYA DALAM PUNCAK KEKHUSYUAN DAN KERENDAHAN DIRI
MENGAKUI DOSA-DOSA SERTA MEMOHON PENGAMPUNAN-NYA TERHADAP DOSA-DOSA YANG TELAH DI LAKUKANNYA
DAN MELETAKKAN DAHI UNTUK HORMAT KEPADA-NYA.
Demikan juga, tujuan di syariatkannya sholat adalah supaya manusia senantiasa TERJAGA, AWAS ELING DAN WASPADA.
Hati yang tercerahkan tanpa ada ke akuan yang berlebihan, tidak sombong dan mabuk dengan diri dan hartanya, agar manusia menjadi orang-orang yang khusyu’ dan tawadhu’, serta mencari dan mencintai TUHAN.
Selain konsistensi doa-doa kepada Allooh sepanjang hari dan malam yang di hasilkan dari sinar sholat, sholat akan membuat manusia menemukan JATI DIRI YANG SESUNGGUHNYA.

Walloohu A’lam
___/|\___
¨¨¨˜°°˜¨¨¨