Senin, 19 Agustus 2019

7 Syarat Di Terimanya Dua Kalimat Syahadat

7 Syarat Di Terimanya Dua Kalimat Syahadat :

Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al Munajjid
Soal:
Pertanya'an saya berkaitan dengan topik suatu khutbah di mana seorang imam membahas tentang suatu kalimat. 
Beliau mengatakankalimat syahadat memiliki syarat-syarat, dan para ulama juga telah menyebutkan bahwasannya terdapat kurang lebih sembilan syarat-syarat kalimat syahadat, sehingga dengannya manusia bisa masuk surga. 
Dan beliau juga berkata:
"Mengucapkan lafadz kalimat syahadat saja belumlah cukup. 
"Saya sangat ingin mengetahui syarat-sarat ini. 
Beliau menyebutkan beberapa di antaranya: 
Pertama Ilmu tentang syahadat
Kedua; Yaqin. 
Apakah Anda mengetahui tentang hal tersebut...? 
Bisakah Anda menyebutkan syarat-syarat yang lainnya? 
Saya sangat menghargai bantuan Anda insyaAllooh.
Jawab:
Segala puji milik Allooh,
Mungkin yang Anda maksud dengan suatu kalimat adalah kalimat Tauhid, yakni dua kalimat syahadat (لا إله إلا الله محمد رسول الله ) tidak ada sesembahan yang berhaq di sembah kecuali Allooh dan Muhammad adalah utusan Allooh), dan ini juga yang di maksudkan oleh khotib.
Dua kalimat syahadat memiliki beberapa syarat, yaitu:
1. Ilmu (العلم)
Maksudnya adalah ilmu tentang makna kalimat syahadat yang mengandung peniada'an dan penetapan, yang menghilangkan kebodohan tentang hal tersebut.
Allooh ‘azza wa jalla berfirman:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ

Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allooh dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu'min, laki-laki dan perempuan. 
"Dan Allooh mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.
(QS. Muhammad:19)
إِلا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“…kecuali orang yang mengakui al-haq dan mereka mengetahui (mengilmui)
(QS. Az-Zukhruf:86)
Al-haq di sini maksudnya adalah kalimat Laa ilaaha illallooh dan mereka mengetahui (mengilmui) dengan hati mereka akan makna kalimat yang di sebutkan lisan mereka.
Di sebutkan dalam Shohih Bukhori, dari Utsman bin Affan rodhialloohu’anhu berkata:
Rosulullooh shololloohu ‘alaihi wa salam bersabda:

من مات وهو يعلم أنه لا إله إلا الله دخل الجنة

Barang siapa yang meninggal dan dia mengetahui (mengilmui) bahwa tiada sesembahan yang berhaq di sembah kecuali Allooh niscaya pasti masuk surga.
2. Yakin (اليقين)
Maksudnya adalah keyaqinan yang menghilangkan keraguan, sehingga setiap orang yang mengucapkan kalimat syahadat yakin dengan apa yang di kandung oleh kalimat tersebut secara pasti,karena sesungguhnya ke imanan itu tidak akan bermanfa'at kecuali dengan ilmu yang yakin, bukan prasangka, maka bagaimana jika keraguan masuk kepadanya? 
(Tentu lebih tidak bisa di terima-pent.)
Allooh ‘azza wa jalla berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allooh dan Rosul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allooh, mereka itulah orang-orang yang benar.
(QS. Al-Hujurot:15)
Maka kebenaran iman kepada Allah dan Rasul-Nya di persyaratkan dengan keimanan yang tidak ada keraguan. 
Adapun orang yang ragu termasuk golongan orang munafik, semoga Allooh melindungi kita.
Dalam Shohih Bukhori, dari hadits Abu Hurairoh rodhialloohu’anhu, beliau berkata: 
Rasulullooh sholoolloohu ‘alaihi wa salam bersabda:

أشهد أن لا إله إلا الله وأني رسول الله ، لا يلقى الله بهما عبد غير شاك فيهما فيحجب عنه الجنة

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhaq di sembah kecuali Allooh dan aku adalah utusanNya, tidaklah ada seorang hamba yang berjumpa dengan Allooh dengan kalimat tersebut tanpa keraguan padanya maka surga akan melingkupinya (masuk surga).
3. Menerima (القبول)
Maksudnya adalah menerima apa yang terkandung dari kalimat syahadat tersebut dengan hati dan lisannya.
Allooh ‘azza wa jalla berfirman:

إلا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ أُولَئِكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَعْلُومٌ فَوَاكِهُ وَهُمْ مُكْرَمُونَ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ

“…kecuali hamba-hamba Allooh yang di bersihkan (dari dosa). 
"Mereka itu memperoleh rezeqi yang tertentu,yaitu buah-buahan. 
"Dan mereka adalah orang-orang yang di muliakan di dalam surga-surga yang penuh nikmat.
(QS. Shoffat:40-43)

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا وَهُمْ مِنْ فَزَعٍ يَوْمَئِذٍ آمِنُونَ

Barang siapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik dari padanya, sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram dari kejutan yang dahsyat pada hari itu.
(QS. An-Naml:89)
Dalam Shohih Bukhori, dari Abu Musa rodhialloohu’anhu, dari Nabi shololloohu ‘alaihi wa salaam, beliau bersabda:

مثل ما بعثني الله به من الهدى والعلم كمثل الغيث الكثير أصاب أرضا فكان منها نقية قبلت الماء فأنبتت الكلأ والعشب الكثير ، وكانت منها أجادب أمسكت الماء فنفع الله بها الناس فشربوا وسقوا وزرعوا ، وأصاب منها طائفة أخرى إنما هي قيعان لا تمسك ماء ولا تنبت كلأ ، فذلك مثل من فقه في دين الله ونفعه ما بعثني الله به فعلم وعلم ، ومثل من لم يرفع بذلك رأسا ولم يقبل هدى الله الذي أرسلت به

Sesungguhnya permisalan Allooh Azza wa Jalla dengan apa-apa yang ada padaku dari petunjuk dan ilmu ini adalah bagaikan hujan yang membasahi bumi. 
Ada di antara bumi yang subur, ia dapat menerima air, menumbuhkan pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan yang banyak. 
Ada pula bumi yang tidak subur, ia tidak dapat menerima air tesebut, namun Allooh memberikan manfa'at bagi manusia, hingga mereka dapat minum darinya dan menggembalakan ternaknya. 
Dan ada pula bumi lain yaitu padang pasir yang tidak bisa menerima air dan tidak pula dapat menumbuhkan pohon-pohonan. 
Maka demikianlah permisalan bagi siapa yang paham terhadap agama Allooh dan dapat mengambil manfa'at dari apa-apa yang Allooh mengutusku dengannya maka dia mengetahui dan mengajarkannya. 
Dan permisalan bagi siapa yang tidak mengangkat kepalanya dengan hal itu dan tidak menerima petunjuk Allooh yang aku di utus dengannya.
4. Taat/patuh (الانقياد)
Maksudnya adalah kepatuhan terhadap apa yang di kandung oleh kalimat syahadat dan tidak menyelisihinya.
Allooh ‘azza wa jalla berfirman:

وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لا تُنْصَرُونَ

Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat di tolong (lagi).
(QS. Az-Zumar:54)

وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلا

Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlash menyerahkan dirinya kepada Allooh, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrohim yang lurus? 
Dan Allooh mengambil Ibrohim menjadi kesayangan-Nya.
(QS. An-Nisaa:125)

وَمَنْ يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى وَإِلَى اللَّهِ عَاقِبَةُ الأمُورِ

Dan barang siapa yang menyerahkan wajahnya (dirinya) kepada Allooh, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. 
"Dan hanya kepada Allooh-lah kesudahan segala urusan.
(QS. Luqman:22)
Maksud dari “berpegang kepada buhul tali yang kokoh” adalah berpegang kepada kalimat Laa ilaaha illallooh dan hanya kepada Allooh-lah kesudahan segala urusan. Adapun makna “menyerahkan wajahnya” adalah ta'at. 
Sedangkan makna “sedang dia orang yang berbuat kebaikan ” adalah orang yang berTauhid.
5. Jujur ( الصدق)
Yakni kejujuran yang menolak kedusta'an, maksudnya adalah mengucapkan kalimat syahadat dengan jujur dari hati dan lisannya.
Allooh ‘azza wa jalla berfirman:

الم أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Alif laam miim Apakah manusia itu mengira bahwa mereka di biarkan (saja) mengatakan: 
“Kami telah beriman”, sedang mereka tidak di uji lagi? 
"Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allooh mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(QS. Al-Ankabut:1-3)
Dalam Shohih Bukhori dan Shohih Muslim, dari Mu’adz bin Jabal rodhialloohu’anhu, dari Nabi shololloohu ‘alaihi wa salam, beliau bersabda:

ما من أحد يشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله صدقا من قلبه إلا حرمه الله على النار

Tidak seorang pun yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhaq di sembah selain Allooh dan Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya secara jujur dari hatinya melainkan Allooh akan haramkan dirinya dari neraka.
6. Ikhlas (الإخلاص)
Maksud ikhlash adalah memurnikan amal dengan niat yang benar dari segala bentuk kesyirikan.
Allooh ‘azza wa jalla berfirman:

أَلا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ

Ingatlah, hanya kepunyaan Allooh-lah agama yang bersih (dari syirik). 
"Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allooh (berkata): 
“Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allooh dengan sedekat-dekatnya”. 
"Sesungguhnya Allooh akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. 
"Sesungguhnya Allooh tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.
(QS Az-Zumar:3)

وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Padahal mereka tidak di suruh kecuali supaya menyembah Allooh dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
(QS. Al-Baiyinah:5)
Dalam Shohih Bukhori, dari Abu Hurairoh rodhialloohu’anhu, dari Nabi shololloohu ‘alaihi wa salaam, beliau bersabda:

أسعد الناس بشفاعتي من قال لا إله إلا الله خالصا من قلبه أو نفسه

Manusia yang paling bahagia dengan syafa'atku adalah mereka yang mengucapkan Laa ilaha illallooh ikhlash dari hati atau jiwanya.
7. Cinta (المحبة)
Maksudnya adalah mencintai kalimat syahadat dan apa yang di tuntut dan di kandungnya, mencintai orang-orang yang mengamalkan kandungannya, mencintai orang yang teguh menjaga syarat-syaratnya, dan membenci pembatalnya.
Allooh berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allooh; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allooh. 
Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allooh. 
Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat lalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunya'an Allooh semuanya dan bahwa Allooh amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
(QS. Al-baqoroh:165)
Tanda kecinta'an hamba kepada Robb-nya adalah mendahulukan kecintaan Robbnya daripada hawa nafsunya, membenci apa yang di benci Robb-nya walaupun hawa nafsunya mencintainya, loyal kepada orang yang di cintai oleh Allooh dan Rosul-Nya dan memusuhi orang yang di musuhi oleh Allooh dan Rosul-Nya, dan mengikuti Rosul dan berpegang pada jalannya serta menerima petunjuknya. 
Seluruh tanda-tanda ini merupakan syarat-syarat adanya kecinta'an, tidak akan terwujud kecinta'an sempurna jika hilang satu syarat darinya.
Dan Rosulullooh shololloohu ‘alaihi wa salam bersabda:

ثلاث من كن فيه وجد بهن حلاة الإيمان : أن يكون الله ورسوله أحب إليه مما سواهما ، وأن يحب المرء لا يحبه إلا لله ، وأن يكره أن يعود في الكفر بعد أن أنقذه الله منه كما يكره أن يقذف في النار

Tiga perkara yang barang siapa perkara itu ada pada dirinya maka dia akan merasakan manisnya ke imanan, Allooh dan RosulNya lebih dia cinta daripada selain keduanya, seseorang yang saling mencintai karena Allooh, dan membenci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allooh selamatkan dia darinya sebagaimana dia membenci untuk di hempaskan ke dalam neraka.
(HR. Al Bukhori dan Muslim dari Anas bin Malik).
Beberapa ulama menambahkan syarat yang kedepalan yakni mengingkari terhadap segala sesuatu yang disembah selain Allooh (thogut), berdasarkan sabda Rosulullooh shololloohu ‘alaihi wa salam:

من قال لا إله إلا الله وكفر بما يعبد من دون الله حرم ماله ودمه وحسابه على الله عز جل

Barang siapa yang mengucapkan Laa ilaha illa Allooh dan mengingkari apa yang di ibadati selain Allooh Allooh haramkan harta, darah, dan hisabnya.
(HR Muslim)
Maka semestinya terjaganya darah dan harta dengan kalimat Laa ilaha illa Allooh bersama dengan pengingkaran terhadap segala sesuatu yang di sembah selain Allooh, apa pun itu.


Walloohu A’lam.
___/|\___
¨¨¨˜°♥°˜¨¨¨