Kamis, 12 September 2019

13.Kisah Nabi Syu’aib As




13.Kisah Nabi Syu’aib As.
A.PENDAHULUAN
Syu’aib (bahasa Arab: شعیب ; Shuʕayb,Shuʕaib, Shuaib (sekit ar 1600 SM – 1500 SM) adalah seorang Nabi yang di utus kepada kaum Madyan dan Aikah menurut tradisi Islaam,ia di angkat menjadi Nabi pada tahun 1550 SM.
Namanya di sebutkan sebanyak 11 kali di dalam Al-Qur’an dan ia wafat di Madyan.
Dalam Kitab Keluaran Alkitab Ibrani atau Alkitab Kristen tercatat seorang tokoh yang di anggap sama yaitu:
Rehuel atau Yitro, imam di Midian, yang menjadi mertua Musa, setelah memberikan putrinya, Zipora kepada Musa menjadi istrinya.
Zipora melahirkan 2 putra bagi Musa,seorang putra Rehuel,Hobab kemudian ikut Musa pergi ke tanah Kan’aan,setelah orang Israel masuk
ke tanah Kan’aan, keturunannya di beri sebidang tanah dan tinggal di tengah_tengah orang Israel.
Syu’aib secara harfiah artinya;
“Yang Menunjukkan Jalan Kebenaran.
Karena menurut kisah Islaam, Syu’aib telah berusaha untuk menujukkan jalan yang lurus kepada umatnya yaitu; penduduk Madyan dan Aykah.

B. KISAH NABI SYU’AIB AS;
Kaum Madyam, kaumnya Nabi Syu’aib, adalah segolongan bangsa Arab yang tinggal di sebuah daerah bernama “Ma’an” di pinggir negeri Syam. Mereka terdiri dari orang-orang kafir tidak mengenal Tuhan Yang Maha Esa.
Mereka menyembah kepada “Aikah” yaitu sebidang padang pasir yang di tumbuhi beberapa pohon dan tanam-tanaman.
Cara hidup dan istiadat mereka sudah sangat jauh dari ajaran agama dan pengajaran Nabi-Nabi sebelum Nabi Syu’aib A.S.
Kemungkaran, kemaksiatan dan tipu menipu dalam pengaulan merupakan perbuatan dan perilaku yang lumrah dan rutin.
Kecurangan dan perkhianatan dalam hubungan dagang seperti pemalsuan barang, pencurian dalam takaran dan timbangan menjadi ciri yang sudah sebati dengan diri mereka.
Para pedagang dan petani kecil selalu menjadi korban permainan para pedagang_pedagang besar dan para pemilik modal, sehingga dengan demikian yang kaya makin bertambah kekaya’annya, sedangkan yang lemah semakin merosot modalnya dan semakin melarat hidupnya.
Sesuai dengan sunnah Allooh sejak Adam di turunkan ke bumi bahwa dari waqtu ke waqtu bila manusia sudah melupakan kepada-Nya dan sudah jauh menyimpang dair ajaran-ajaran Nabi-Nabi-Nya, dan bila Iblis serta Syaitan sudah menguasai sesuatu masyarakat dengan ajaran dan tuntutannya yang menyesatkan maka Allooh mengutuskan seorang
rasul dan Nabi untuk memberi penerangan serta tuntutan kepada mereka agar kembali ke jalan yang lurus dan benar, jalan Iimaan dan Tauhid yang bersih dari segala rupa syirik dan persembahan yang bathil.
Kepada kaum Madyan di utuslah oleh Allooh seorang Rosul yaitu Nabi Syu’aib, seorang daripada mereka sendiri, sedarah dan sedaging dengan mereka,ia mengajak mereka meninggalkan persembahan kepada Aikah, sebuah benda mati yang tidak bermanfa’at atau bermudhorot dan sebagai gantinya melakukan persembahan
dan sujud kepada Allooh Yang Maha Esa, Pencipta langit dan bumi termasuk sebidang tanah yang mereka puja sebagai Tuhan mereka.
Nabi Syu’aib kepada mereka agar meninggalkan perbuat an-perbuatan dan kelakukan-kelakuan yang di larang oleh Allooh serta membawa kerugian bagi sesama manusia serta mengakibatkan kerusakan dan kebinasa’an masyarakat .
Mereka di ajak agar berlaku adil dan jujur terhadap diri sendiri dan terutama terhadap orang lain, meninggalkan perkhianatan dan kezdoliman serta perbuatan curang dalam hubungan dagang, perampasan haq milik seseorang dan penindasan terhadap orang-orang yang lemah dan miskin.
Di ingatkan oleh Nabi Syu’aib akan nikmat Allooh dan kurnia’an-Nya yang telah memberi mereka tanah subur serta sarana-sarana kemakmuran yang berlimpah-limpah dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan anak cucu yang pesat .
Semuanya itu menurut seruan Nabi Syu’aib, patut di imbangi dengan rasa bersyukur dan menyembah kepada Allooh Maha Pencipta yang akan melipat gandakan nikmat dan kurnia-Nya kepada orang-orang yang beriman dan bersyukur.
Di ingatkan pula Nabi Syu’aib bahwa mereka tidak mau sadar dan kembali kepada jalan yang benar mengikuti ajaran dan perintah Allooh yang di bawanya,nescaya Allooh akan mencabut nikmat dan kurnia-Nya kepada mereka, bahkan akan menurunkan azdabnya atas mereka di dunia selain seksa dari azdab yang menanti mereka kelak di akhirat bila di bangkit kan kembali dari qubur.
Kepada mereka Nabi Syu’aib di kisahkan seksa dan azdab yang di turunkan oleh Allooh terhadap kaum Nuh, kaum Hud, kaum Sholeh dan paling dekat kaum Luth yang semuanya telah menderita dan menjadi binasa akibat kekafiran,ke angkuhan dan ke engganan mereka mengikuti ajaran serta tuntutan Nabi_Nabi yang di utus Allooh kepada Mereka.
Di ingatkan oleh Nabi Syu’aib agar mereka beriktibar dan ingat bahwa mereka akan mengalami nasib yang telah di alami oleh kaum-kaum itu jika mereka tetap melakukan persembahan yang bathil serta tetap melakukan perbuat an-perbuatan yang buruk dan jahat .
Da’wah dan ajakan Nabi Syu’aib di sambut oleh mereka terutama penguasa,pembesar serta orang-orang kaya dengan ejekan dan olok-olok.
Mereka berkat a:
“Adakah karena sholatmu, engaku memerintahkan kami menyembah
selain apa yang telah kami sembah sepanjang hayat kami. Persembahan mana pula telah di lakukan oleh nenek moyang kami dan di wariskan kepada kami dan apakah juga karena sholatmu engkau menganjurkan kami meninggalkan cara-cara hidup sehari-hari yang nyata telah membawa kemakmuran dan kebahagia’an bagi kami bahkan sudah menjadi adat istiadat kami turun temurun.
Sungguh kami tidak mengerti apa apa tujuanmu dan apa maksudmu dengan ajaran-ajaran baru yang engkau bawa kepada kami.
Sungguh kami menyaksikan kesempurna’an akalmu dan keberesan otakmu!”
Ejekan dan olok-olok mereka di dengar dan di terima oleh Syu’aib dengan kesabaran dan kelapangan dada,ia sesekali tidak menyambut kata-kata kasar mereka dengan marah atau membalasnya dengan kata-kata yang kasar pula,ia bahkan makin bersikap lemah lembut dalam da’wahnya dengan menggugah hati nurani dan akal mereka supaya memikirkan dan merenungkan apa yang di katakan dan di nasehat kan kepada mereka.
Dan sesekali ia menonjolkan hubungan darah dan kekeluarga’annya dengan mereka, sebagai jaminan bahwa ia menghendaki perbaikan bagi hidup mereka di dunia dan akhirat dan bukan sebaliknya,ia tidak mengharapkan sesuatu balas jasa atas usaha da’wahnya,ia tidak pula memerlukan kedudukan atau menginginkan kehormatan bagi dirinya dari kaumnya,ia akan cukup merasa puas jika kaumnya kembali kepada jalan Allooh, masyarakatnya akan menjadi masyarakat yang bersih dari segala kemaksiatan dan adat -istiadat yang buruk.
Ia akan menerima upahnya dari Allooh yang telah mengutuskannya sebagai raRosul yang di bebani amanat untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kaumnya sendiri.
Kaum Syu’aib akhirnya merasa jengkel dan jemu melihat Nabi Syu’aib tidak henti-hentinya berda’wah bertabligh pada setiap kesempat an dan di mana saja ia menemui orang berkumpul.
Penghina’an dan ancaman di lontarkan kepada Nabi Syu’aib dan para pengikutnya akan di usir dan akan di keluarkan dari Madyan jika mereka mau menghentikan da’wahnya atau tidak mau mengikuti Agama dan cara-cara hidup mereka.
Berkata mereka kepada Nabi Syu’aib dengan nada mengejek:
“Kami tidak mengerti apa yang kamu katakan.
“Nasehat -nasehatmu tidak mempunyai tempat di dalam hati dan qalbu kami.
“Engkau adalah seorang yang lemah fizikalnya, rendah kedudukan dalam pengaulan maka tidak mungkin engkau dapat mempengaruhi atau memimpin kami yang berfizikal lebih kuat dan berkedudukan yang lebih tinggi daripadamu.
“Coba tidak karena kerabatmu yang kami segani dan hormati, nescaya engkau telah kami rejam dan sisihkan dari pengaulan kami.
Nabi Syu’aib menjawab:
 “Aku tidak akan hentikan da’wahku kepada risalah Allooh yang telah di amanahkan kepadaku dan janganlah kamu mengharapkan bahwa aku maupun para pengikutku akan kembali mengikuti Agamamu dan
adat -istiadatmu setelah Allooh memberi hidayahnya kepada kami. Pelindunganku adalah Allooh Yang Maha Berkuasa dan bukan sanad kerabatku, Dialah yang memberi tugas kepadaku dan Dia pula akan melindungiku dari segala gangguan dan ancaman.
“Adakah sanak saudaraku yang engkau lebih segani daripada Allooh yang Maha Berkuasa?”
Sejak berda’wah dan bertabligh menyampaikan risalah Allooh kepada kaum Madyan, Nabi Syu’aib berhasil menyadarkan hanya sebagian kecil dari kaumnya, sedang bahagian yang terbesar masih tertutup hatinya bagi cahaya Iimaan dan Tauhid yang di ajar oleh beliau.
Mereka tetap berkeras kepala mempertahankan tradisi, adat -istiadat dan Agama yang mereka warisi dari nenek moyang mereka,itulah alasan mereka satu-satunya yang mereka kemukakan untuk menolak ajaran Nabi Syu’aib dan itulah benteng mereka sat u-satunya tempat mereka berlindung dari serangan Nabi Syu’aib atas persembahan mereka yang bathil dan adat pengaulan mereka yang mungkar
dan sesat .
Di samping itu jika mereka sudah merasa tidak berdaya menghadapi keterangan-keterangan Nabi Syu’aib yang di dukung dengan dalil dan bukti yang nyata kebenaran, mereka lalu melemparkan tuduhan-tuduhan kosong seolah-olah Nabi adalah tukang sihir dan ahli sulap yang ulung. Mereka telah berani menentang Nabi Syu’aib untuk membuktikan kebenaran risalahnya dengan mendatangkan bencana dari Allooh yang ia sembah dan menganjurkan orang menyembah-Nya pula.
Mendengar tentangan kaumnya yang menandakan hati mereka telah tertutup rapat -rapat bagi sinar Agama dan Wahyu yang ia bawa dan bahwa tiada harapan lagi akan menarik mereka ke jalan yang lurus serta mengangkat mereka dari lembah syirik dan kemaksiatan serta pergaulan buruk, maka bermohonlah Nabi Syu’aib kepada Allooh agak menurunkan azdab siksanya kepada kaum Madyan bahwa wujud-Nya serta menentang kekuasa’annya untuk menjadi ibrah dan peringatan bagi generasi-generasi yang mendatang.
Allooh Yang Maha berkuasa berkenan menerima permohonan dan doa Syu’aib,maka di turunkanlah lebih dahulu di atas mereka hawa udara yang sangat panas yang mengeringkan kerongkongan karena dahaga yang tidak dapat di hilangkan dengan air dan membakar kulit yang tidak dapat di obati dengan berteduh di bawah atap rumah atau pohon-pohon.
Di dalam ke ada’an mereka yang sedang bingung, panik berlari-lari ke sana ke mari,mencari perlindungan dari terik panasnya matahari yang membakar kulit dan dari rasa dahaga karena keringnya kerongkong tiba-tiba terlihat di atas kepala mereka gumpalan awan hitam yang tebal, lalu berlarilah mereka ingin berteduh di bawahnya.
Namun setelah mereka berada di bawah awan hitam itu seraya
berdesak-desak dan berjejal-jejal, jatuhlah ke atas kepala mereka percikan api dari jurusan awan hitam itu di iringi oleh suara petir dan gemuruh ledakan dahsyat sementara bumi di bawah mereka bergoyang dengan kuatnya menjadikan mereka berjatuhan, tertimbun satu di bawah yang lain dan melayanglah jiwa mereka dengan serta-merta.
Nabi Syu’aib merasa sedih atas kejadian yang menimpa kaumnya dan
berkata kepada para pengikut nya yang telah beriman:
“Aku telah sampaikan kepada mereka risalah Allooh, menasehati dan mengajak mereka agar meninggalkan perbuatan-perbuatan mungkar serta persembahan bathil mereka dan aku telah memperingatkan mereka akan datangnya siksaan Allooh bila mereka tetap berkeras hati, menutup telinga mereka terhadap suara kebenaran ajaran-ajaran Allooh yang aku bawa, namun mereka tidak menghiraukan nasehatku dan tidak mempercayai peringatanku,karenanya tidak patutlah aku bersedih hati atas terjadinya bencana yang telah membinasakan kaumku yang
kafir.’
C. Nabi Syu’aib Dalam Al-Qur’an;
Nabi Syu’aib di sebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 17 kali yang terdapat dalam :
Surat Al A’Roof sebanyak 5 kali yaitu ayat 85, 88, 90, 92, dan 93.
Surat Hud sebanyak 7 kali yaitu ayat 84, 85, 87, 88, 91, 92, dan 94.
Surat Asy Syu’aroo’ sebanyak 3 kali yaitu ayat 177, 1898, dan 189.
Surat Al ‘Ankabuut sebanyak 2 kali yaitu ayat 36 dan 37.
Sementara untuk kisah Nabi Syu’aib di sebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 40 kali yang di bagi dalam:
Keburukan kaum Syu’aib: Surat Al A’Roof :85-86, Surat Hud:84-85, 87, 91-92, Surat Asy Syu’araa’:181-183.
Di utus ke Ashabul-Aikah: Surat Al Hijr:78 dan Surat Asy Syu’aroo’:178.
Da’wah Nabi Syu’aib kepada kaumnya: Surat Al A’Raaf :85-90, 93, Surat
Hud:84, 86-87, 89-90, 92-93, Surat Asy Syu’aroo’:176-184, Surat Al
‘Ankabuut :36.
Coba’an Nabi Syu’aib: Surat Al A’Roof :87-90, Surat Hud:87-88 dan 91,
Surat Asy Syu’aroo’:176, 185-188, Surat Shood:13, dan Surat Qoof :14.
Azab kaum Syu’aib: Surat Al A’Roof :91-92, Surat At Taubah:70, Surat
Hud:94-95, Surat Al Hijr:79, Surat Asy Syu’aroo’:189, Surat Al
‘Ankabuut :37.

Walloohu Alam.

     _______/|\______
  ¨¨¨¨¨¨¨˜°°˜¨¨¨¨¨¨
    SALAAM SILIWANGI