Senin, 09 September 2019

18.Kisah Nabi Sulaiman As




18.Kisah Nabi Sulaiman As.
A. Mukaddimah
Sulaiman (bahasa Arab: سلیمان ; bahasa Ibrani: לֹמֹה 􀀀 שְ ׁ ; bahasa Ibrani Standar:
Šəlomo; bahasa Ibrani Tiberia: Šəlōmōh, bermakna “damai”) (sekitar 975-935 SM) merupakan seorang raja Israel, dan anak Raja Daud. Namanya di sebut kan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran.
Sejak kecil ia telah menunjukkan kecerdasan dan ketajaman pikirannya.
Ia di angkat menjadi Nabi pada tahun 970 SM.
Ia wafat di Rahbaam, Baitul Maqdis-Palestina. Sulaiman di agungkan sebagai salah satu dari empat raja yang berhasil menaklukkan sebagian besar bumi,di antaranya adalah Dzul Qarnain, Bukhtanasar dan Namrudz.

B. Kisah Nabi Sulaiman;
Nabi Sulaiman adalah salah seorang putera Nabi Daud,sejak ia masih kanak_kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan tanda-tanda kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di dalam mempertimbangkan dan mengambil sesuatu keputusan.

Nabi Sulaiman Raja Dari Segala Makhluq;
Allooh SWT mengangkatnya sebagai Nabi dan Rosul,setelah Sulaiman cukup umur dan ayahandanya wafat , Sulaiman di angkat menjadi raja di keraja’an Isro’il,ia berkuasa tak hanya atas Manusia, namun juga atas
binatang dan makhluk halus seperti jin dan lain-lain.
Baginda dapat memahami bahasa semua binatang Istana Nabi Sulaiman sangat indah di bangun dengan gotong royong manusia, binatang dan jin.
Dindingnya terbuat dari batu pualam, tiang dan pintunya dari emas dan tembaga, atapnya dari perak, hiasan dan ukirannya dari mutiara dan intan, berlian, pasir di taman di taburi mutiara,dan sebagainya.

Nabi Sulaiman Seorang Yang Bijaksana;
Sewaqtu Daud, ayahnya menduduki tahta keraja’an Bani Isro’il ia selalu mendampinginnya dalam tiap-tiap sidang peradilan yang di adakan untuk menangani perkara-perkara perselisihan dan sengketa yang terjadi di dalam masyarakat,ia memang sengaja di bawa oleh Daud, ayahnya menghadiri sidang-sidang peradilan serta menyekutuinya di dalam menangani urusan-urusan keraja’an untuk melatihnya serta
menyiapkannya sebagai putera mahkota yang akan menggantikanya memimpin keraja’an, bila tiba sa’atnya ia harus memenuhi panggilan Ilahi meninggalkan dunia yang fana ini,dan memang Sulaimanlah yang terpandai di antara sesama saudara yang bahkan lebih tua usia dari padanya.
Suatu peristiwa yang menunjukkan kecerdasan dan ketajaman otaknya yaitu terjadi pada salah satu sidang peradilan yang ia turut menghadirinya ,dalam persidangan itu dua orang datang mengadu meminta Nabi Daud mengadili perkara sengketa mereka, yaitu bahwa kebun tanaman salah seorang dari ke dua lelaki itu telah di masuki oleh
kambing-kambing ternak kawannya di waqtu malam yang mengakibatkan rusak binasanya pekarangannya yang sudah di rawatnya begitu lama sehingga mendekati masa menuainya.
Kawan yang di adukan itu mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan bahwa memang hewan ternakan nyalah yang merusak-binasakan kebun dan pekarangan kawannya itu.
Dalam perkara sengketa tersebut , Daud memutuskan bahwa sebagai ganti rugi yang di deritai oleh pemilik kebun akibat pengrusakan kambing_kambing pelihara’an tetangganya, maka pemilik kambing-kambing itu harus menyerahkan binatang pelihara’annya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang di sebabkan oleh kecerobohannya menjaga binatang ternakannya.
Akan tetapi Sulaiman yang mendengar keputusan itu yang di jatuhkan oleh ayahnya itu yang di rasa kurang tepat berkata kepada si
ayah:
“Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan itu sepatut
berbunyi sedemikian :
“Kepada pemilik pekarangan yang telah binasa tanamannya di serahkanlah hewan ternak jirannya untuk di pelihara,di ambil hasilnya dan di manfa’at kan bagi keperluannya, sedang perarangannya yang telah binasa itu di serahkan kepada tetangganya pemilik peternakan untuk di pugar dan di rawatnya sampai kembali kepada ke ada’an asalnya,kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat ke untungan atau kerugian lebih daripada yang sepatutnya.”
Kuputusan yang di usulkan oleh Sulaiman itu di terima baik oleh kedua orang yang menggugat dan di gugat dan di sambut oleh para orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman yang walaupun masih muda usianya telah menunjukkan kematangan berfikir dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya.
Peristiwa ini merupakan permula’an dari sejarah hidup Nabi Sulaiman
yang penuh dengan mu’jizat keNabian dan kurnia Allooh yang di limpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud.

Nabi Sulaiman Menduduki Tahta Keraja’an Ayahnya;
Sejak masih berusia muda Sulaiman telah di siapkan oleh Daud untuk menggantikannya untuk menduduki tahta singgahsana keraja’an Bani Isro’il.
Abang Sulaiman yang bernama Absyalum tidak merelakan dirinya di langkahi oleh adiknya ,ia beranggapan bahwa dialah yang sepatutnya
menjadi putera mahkota dan bukan adiknya yang lebih lemah fizikalnya dan lebih muda usianya serta belum banyak mempunyai pengalaman hidup seperti dia.
Karenanya ia menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut anggapannya tidak berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama dari tahta keraja’an Bani Isro’il.
Absyalum berketetapan hati akan memberotak terhadap ayahnya dan akan berjuang bermati-matian untuk merebut kekuasa’an dari tangan
ayahnya atau adiknya apa pun yang harus ia korbankan untuk mencapai tujuan itu dan sebagai persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia berusaha mendekati rakyat , menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada mereka menolong menyelesaikan masalah_masalah yang mereka hadapi serta mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya,ia tidak jarang bagi memperluaskan pengaruhnya, berdiri di depan pintu istana mencegat orang-orang yang datang ingin menghadap raja dan di tanganinya sendiri masalah-masalah yang mereka minta penyelesaian.
Setelah merasa bahwa pengaruhnya sudah meluas di kalangan rakyat Bani Isro’il dan bahwa ia telah berhasil memikat hati sebagian besar dari mereka, Absyalum menganggap bahwa sa’atnya telah tiba untuk melaksanakan rencana rampasan kuasa dan mengambil alih kekuasa’an dari tangan ayahnya dengan paksa,lalu ia menyebarkan mata-matanya
ke seluruh pelosok negeri menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong rencananya, bahwa bila mereka mendengar suara bunyi terompet , maka haruslah mereka segera berkumpul,
mengerumuninya kemudian mengumumkan pengangkatannya sebagai raja Bani Isro’il menggantikan Daud ayahnya.
Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di serambi istana berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasehat
pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isro’il menggantikan Daud yang di tuntut turun dari tahtanya.
Ke ada’an kota menjadi kacau-bilau di landa huru-hara ke amanan tidak terkendalikan dan perkelahian terjadi di mana-mana antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasa’an Absyalum.
Nabi Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yang melanda negerinya, akibat perbuatan puterannya sendiri,namun ia berusaha menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan tindakan yang dapat menambah parahnya ke ada’an,ia mengambil keputusan untuk menghindari pertumpahan darah yang tidak di inginkan, keluar meninggalkan istana dan lari bersama-sama pekerjanya menyeberang sungai Jordan menuju bukit Zaitun dan begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum di iringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera menduduki istana keraja’an. Sementara Nabi Daud melakukan istikhoroh dan munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan pertolongan-Nya agar menyelamatkan keraja’an dan negaranya dari malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang durhaka itu.
Setelah mengadakan istikhoroh dan munajat yang tekun kepada Allooh,akhirnya Daud mengambil keputusan untuk segera mengadakan kontra aksi terhadap puteranya dan di kirimkanlah sepasukan tentara dari para
pengikutnya yang masih setia kepadanya ke Jerusalem untuk merebut kembali istana keraja’an Bani Isro’il dari tangan Absyalum.
Beliau berpesan kepada komandan pasukannya yang akan menyerang dan menyerbu istana, agar bertindak bijaksana dan sedapat mungkin menghindari pertumpahan darah dan pembunuhan yang tidak perlu,
teristimewa mengenai Absyalum, puteranya, ia berpesan agar di selamatkan jiwanya dan di tangkapnya hidup-hidup,akan tetapi taqdir
telah menentukan lain daripada apa yang si ayah inginkan bagi puteranya.
Komandan yang berhasil menyerbu istana tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan enggan menyerahkan diri setelah ia terkurung dan terkepung.
Dengan terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana sediakala dan setelah menduduki tahta keraja’an Bani Isro’il selama empat puluh tahun wafatlah Nabi Daud dalam usia yang lanjut dan di nobat kanlah sebagai pewarisnya Sulaiman sebagaimana telah di wasiatkan oleh ayahnya.

Kekuasa’an Nabi Sulaiman Meliputi Jin dan Makhluk Lain;
Nabi Sulaiman yang telah berkuasa penuh atas keraja’an Bani Isro’il yang makin meluas dan melebar, Allooh telah menundukkan baginya makhluk_makhluk lain, yaitu Jin angin dan burung-burung yang kesemuanya berada di bawah perintahnya melakukan apa yang di kehendakinya dan melaksanakan segala komandonya.
Di samping itu Allooh memberinya pula suatu kurnia berupa mengalirnya cairan tembaga dari bawah tanah untuk di manfa’at kannya bagi karya pembangunan gedung-gedung, perbuatan piring-piring sebesar kolam air, periuk-periuk yang tetap berada di atas tungku yang di kerjakan oleh pasukan Jin-Nya.
Ia juga dapat menundukkan jin dan angin, sehingga dapat di suruh melakukan apa saja sebagai salah satu mu’jizat yang di berikan oleh Allooh kepada Sulaiman ialah kesanggupan beliau menangkap maksud yang terkandung dalam suara binatang-binatang dan sebaliknya binatang-binat ang dapat pula mengerti apa yang ia perintahkan dan ucapkan.
Demikianlah maka tatkala Nabi Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah yang besar terdiri dari manusia, Jin dan binatang-binatang lain,menuju ke sebuah tempat bernama Asgalan ia melalui sebuah lembah
yang di sebut lembah semut .
Di situ ia mendengar se’ekor semut berkata kepada kawan-kawannya:
“Hai semut -semut , masuklah kamu semuanya ke dalam sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa di injak oleh Sulaiman dan tentaranya tanpa ia sadar dan sengaja.
Nabi Sulaiman tersenyum tertawa mendengar suara semut yang ketakutan itu,ia memberitahu hal itu kepada para pengikutnya seraya bersyukur kepada Allooh atas kurnia-Nya yang menjadikan ia dapat mendengar serta menangkap maksud yang terkandung dalam suara semut itu,ia merasa takjub bahwa binatang pun mengerti bahwa Nabi Nabi Allooh tidak akan mengganggu sesuatu makhluk dengan sengaja dan dalam ke ada’an sadar.

Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis;
Setelah Nabi Sulaiman membangunkan Baitul maqdis dan melakukan ibadah haji sesuai dengan nadzarnya pergilah ia meneruskan perjalannya ke Yeman,setibanya di San’a – ibu kota Yeman ,ia memanggil burung hud-hud sejenis burung pelatuk untuk di suruh mencari sumber air di tempat yang kering tandus itu. 
Ternyata bahwa burung hud-hud yang di panggilnya itu tidak berada di antara kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk melakukan tugas dan perintah Nabi Sulaiman.
Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan dan uzdur yang nyata.
Berkata burung Hud-hud yang hinggap di depan Sulaiman sambil menundukkan kepala ketakutan:
“Aku telah melakukan penerbangan pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat penting untuk di ketahui oleh paduka  Tuan.
“Aku telah menemukan sebuah keraja’an yang besar dan mewah di negeri Saba yang di kuasai dan di perintah oleh seorang Ratu.
“Aku melihat seorang Ratu itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang berkilauan.
“Aku melihat Ratu dan rakyanya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagia’an hidup.
“Mereka tidak menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada matahari.
“Mereka bersujud kepadanya di kala terbit dan terbenam.
“Mereka telah di sesatkan oleh syaithon dari jalan yang lurus dan benar.”
Berkata Sulaiman kepada Hud-hud:
“Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu karena berita yang engkau bawakan ini yang aku anggap penting untuk di perhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana Ratu yang engkau maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat -cepatnya, sambil kami menanti perkembangan selanjutnya bagaimana jawaban Ratu Saba atas suratku ini.”
Hud-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana
Keraja’an Saba di lemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan Ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas tahtanya,ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya,ia lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya.
Kemudian di ambillah surat itu oleh Ratu, di buka dan baca isinya yang berbunyi:
“Dengan Nama Allooh Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman.
“Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku.
“Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.”
Setelah di bacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan para penasihat keraja’an berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan apa yang harus di ambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman yang di terimanya itu.
Berkatalah para pembesar itu ketika di minta pertimbangannya:
“Wahai paduka Tuan Ratu, kami adalah putera-putera yang di besarkan dan di didik untuk berperang dan bertempur dan bukan untuk menjadi ahli pemikir atau perancang yang patut memberi pertimbangan atau nasehat kepadamu.
“Kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa kebaikan bagi keraja’an dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan keputusanmu tanpa ragu.
“Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dan keselamatan keraja’anmu.
Ratu Balqis menjawab:
“Aku memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kamu mengutamakan cara kekerasan dan kalau perlu kamu tidak akan gentar masuk medan perang melawan musuh yang akan menyerbu.
“Aku sangat berterima kasih atas kesetia’anmu kepada keraja’an dan
kesedia’anmu menyabung nyawa untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan keraja’anku.
“Akan tetapi aku tidak sependirian dengan kamu sekalian.
“Menurut pertimbanganku, lebih bijaksana bila kami menempuh jalan damai dan menghindari cara kekerasan dan peperangan.
“Sebab bila kami menentang secara kekerasan dan sampai terjadi perang dan musuh kami berhasil menyerbu masuk kota-kota kami, maka niscaya akan berakibat kerusakan dan kehancuran yang sangat menyedihkan.
“Mereka akan menghancur binasakan segala bangunan,memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan nenek moyang kami.
“Hal yang demikian itu adalah merupakan akibat yang wajar dari tiap peperangan yang di alami oleh sejarah Manusia dari masa ke masa. “Maka menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku akan coba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah keraja’an yang akan terdiri dari barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya.
Selagi Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah keraja’an yang akan di kirim kepada Sulaiman dan memilih orang-orang yang akan menjadi utusan keraja’an membawa hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi Sulaiman burung pengintai Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis untuk mengirim utusan membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya.
Setelah mendengar berita yang di bawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman mengatur rencana penerima’an utusan Ratu Balqis dan memerintahkan kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya yang akan menyilaukan mata perutusan Balqis bila mereka tiba.
Tatkala perutusan Ratu Balqis datang, di terimalah mereka dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan setelah mendengar uraian mereka tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan hadiah keraja’an yang di bawanya, berkatalah Nabi Sulaiman:
“Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada Ratumu.
“Katakanlah kepadanya bahwa Allooh telah memberiku rezeqi dan kekaya’an yang melimpah ruah dan mengurniaiku dengan kurnia dan nikmat yang tidak di berikannya kepada seseorang daripada makhluk-Nya.
“Di samping itu aku telah di utuskan sebagai Nabi dan Rosul-Nya dan di anugerahi keraja’an yang luas yang kekuasa’anku tidak saja berlaku atas Manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang.
“Maka bagaimana aku akan dapat di bujuk dengan harta benda dan hadiah serupa ini?
“Aku tidak dapat di lalaikan dari kewajiban da’wah keNabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini.
“Kamu telah di silaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang besar hadiah yang kamu bawakan ini dan mengira bahwa akan tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu.
“Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahwa kami akan mengirimkan bala tentara yang sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan Ratumu dan pengikut -pengikutnya dari negerinya sebagai- orang-orang yang hina-dina yang kehilangan keraja’an dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku.
Perutusan Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa yang mereka alami dan apa yang telah di ucapkan oleh Nabi Sulaiman.
Balqis berfikir,jalan yang terbaik untuk menyelamatkan diri dan keraja’annya ialah menyerah saja kepada tuntutan Sulaiman dan datang menghadap dia di istananya.
Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahwa ia memiliki kekuasa’an ghaib di samping kekuasa’an lahirnya dan bahwa apa yang dia telah ancamkan melalui rombongan perutusan bukanlah ancaman yang kosong.
Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya;
“Siapakah di antara mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah diri.
Berkata Ifrit ,seorang Jin yang tercerdik:
“Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu.
“Aku adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat di percayai.
Seorang lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata:
 “Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu.
Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada di depannya,berkatalah ia:
“Ini adalah salah satu kurnia Tuhan kepadaku untuk mencoba apakah aku bersyukur atas kurnia-Nya itu atau mengingkari-Nya, karena barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barang siapa mengingkari nikmat dan kurnia Allooh, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allooh Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman memerintahkan orang-orangnya agar mengubah sedikit bentuk dan warna tahta Ratu itu yang sudah berada di depannya kemudian setelah Ratu itu tiba berserta
pengiring-pengiringnya, bertanyalah Nabi Sulaiman seraya menundingkan kepada tahtanya:
“Serupa inikah tahtamu?”
Balqis menjawab:
“Seakan-akan ini adalah tahtaku sendiri.
Seraya bertanya_tanya dalam hatinya, bagaimana mungkin bahwa tahtanya berada di sini padahal ia yaqin bahwa tahta itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba.
Selagi Balgis berada dalam ke ada’an kacau fikiran, keheranan melihat tahta keraja’annya sudah berpindah ke istana Sulaiman, ia di bawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sengaja di bangun untuk penerima’annya.
Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih.
Balqis segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira bahwa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan pakaiannya.
Berkata Nabi Sulaiman kepadanya:
“Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu.
“Engkau tidak berada di atas kolam air.
“Apa yang engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini.”
“Oh,Tuhanku…
Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasa’an Tuhan yang di pertunjukkan oleh Nabi Sulaiman.
“Aku telah lama tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan kurnia-Mu, merugikan dan menzdolimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan Rahmat -Mu.
“Ampunilah aku…
“Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlash dan keyaqinan penuh.
“Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba dan menurut sementara ahli tafsir dan ahli sejarah Nabi-Nabi, bahwa Nabi Sulaiman pada akhirnya nikah (kawin) dengan Balqis dan dari perkawinannya itu lahirlah seorang putera.
Menurut pengakuan Maha Raja Ethiopia Abessinia, mereka adalah keturunan Nabi Sulaiman dari putera hasil perkawinannya dengan Balqis itu.

Wafatnya Nabi Sulaiman;
Al-Qur’an mengisahkan bahwa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kematian Sulaiman kecuali anai-anai yang memakan tongkatnya yang ia sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil Rohnya.
Para Jin yang sedang mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahwa Nabi Sulaiman telah mati kecuali setelah mereka
melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yang di makan oleh anai-anai.
Sekiranya para Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan pekerja’an yang mereka anggap sebagai siksa’an yang menghinakan.
Berbagai cerita yang di kaitkan orang pada ayat yang mengisahkan matinya Nabi Sulaiman, namun karena cerita-cerita itu tidak di tunjang di kuatkan oleh sebuah hadits shohih yang muktamad, maka sebaiknya
kami berpegang saja dengan apa yang di kisahkan oleh Al-Qur’an dan
selanjutnya Alloohlah yang lebih Mengetahui dan kepada-Nya kami
berserah diri.
Kisah Nabi Sulaiman dapat di baca di dalam Al-Qur’an, surah An-Naml ayat 15 sehingga ayat 44.


Walloohu Alam.

     _______/|\______
  ¨¨¨¨¨¨¨˜°°˜¨¨¨¨¨¨
    SALAAM SILIWANGI