MARTABAT 7 ALAM
Firman Allooh Surat Al Mu’minun ayat17:
”Dan sesungguhnya Aku telah menciptakan di atas kamu tujuh
buah jalan (tujuh buah langit).
“Dan Aku tidaklah
lengah terhadap cipta’an (Ku).
Ilmu tarekat menerangkan bahwa ke tujuh alam itu adalah:
1. Alam Ahadiat
2.Alam Wahdat
3. Alam Wahidat
4. Alam Arwah
5. Alam Ajsam
6. Alam Misal
7. Alam Insan Kamil.
Terbukti bahwa dunia ini di isi dengan Tujuh Hari,
hakikatnya yaitu alam yang di atas, tegasnya alam yang tujuh itu adalah
perjalanan “Allooh-Muhammad-Adam”.
Oleh sebab itu wajib di ketahui oleh kita.
Bila kita ingin menelusuri jalan kembali ke Asal,
sedangkan kita tidak mengetahui dari sekarang jalan-jalannya dan
barang-barangnya, pasti kita akan tersesat, tidak akan bisa kembali lagi ke
Asal,karena kita tidak menemui lagi jalan ketika kita turun dari Ahirat ke Alam
Dunia.
Tingkat I – Alam Ahadiat.
Alam ini adalah alam sebelum Allooh SWT menciptakan alam
semesta, atau arasy, qursi, bumi dan langit, surga dan neraka.
Di sebut alam “Sajatining Suwung” (Kesunyian Sejati).
Martabat Yang Maha Suci, Dzat laesa kamislihi, Dzat yang
tiada umpamanya.
Pada alam inilah timbulnya kalimat;
“Asyhadu” atau “Tasdied”.
Dari manakah timbulnya “Asyhadu” ini, dan apa yang
menjadikan kalimat tersebut dan apa maksudnya?
Maka seperti apakah sehingga tiada umpamanya?
Apakah karena Maha Kuasa?
Atau karena Maha Agung?
Atau karena Maha Esa?
Jika karena Maha Kuasa, sedangkan pada masa itu belum ada
cipta’an-Nya, karena yang di sebut Kuasa itu harus ada bukti dahulu cipta’annya,
sedangkan di Alam Ahadiat itu jangankan Manusia, Akhirat dan Dunia pun belum
ada.
Jika karena Maha Agung, sedangkan pada masa itu belum ada
yang hina di Alam Ahadiat tadi, ada sebutan Agung bila sesudah ada yang di hinakan.
Jika karena Maha Esa, sedangkan pada masa itu cuma ada
satu, sedangkan ada satu itu setelah ada yang banyak.
Bagaimana pengertiannya?
Agar dalil Dzat laesa kamislihi berlaku? Beginilah, jika
setuju, sebabnya Alam Ahadiat di sebut alam Dzat laesa kamislihi artinya dzat
yang tiada umpamanya, karena terlalu Suci, artinya bersih tidak ada
sifat-sifat-Nya begitu pula nama-Nya.
Maka akan di umpamakan dengan apa jika tidak ada sifatnya?
Firman Allooh Surat Al Qoshosh ayat 75:
“Dan Aku datangkan dari tiap-tiap Umat seorang saksi, lalu
Aku berkata;
“Tunjukkanlah bukti kebenaranmu”
Maka tahulah mereka bahwasanya yang haq itu kepunya’an
Allooh dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan.
Maka di saksikan pula oleh dalil yang Maha Suci yaitu;
“Billa haefin
Artinya;
“Tak berwarna dan tak berupa, tidak merah tidak hitam,
tidak gelap tidak pula terang.
“Billa makanin;
Artinya;
“Tidak berarah tidak bertempat, tidak di barat tidak di
timur, tidak di utara maupun di selatan, tidak di atas maupun di bawah.
Begitulah keterangannya. tidak dapat di tunjukan di mana
adanya, karena terburu oleh tidak dan bukan,karena terhalang oleh bukti.
Allooh menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak
di sembah) melainkan daripada-Nya, Yang menegakkan ke adilan.
Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu).
Tak ada Tuhan (yang berhaq di sembah) melainkan
daripada-Nya, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[Q.S. Ali Imron, 3:18]
Apa sebabnya Allooh menciptakan Alam Ahadiat?
Karena sifat Allooh yang pemurah dan penyayang, Rohman dan
Rohim.
Sifat Rohman dan Rohim hanya dapat di nyatakan dengan
AMAL, amal itu adalah GERAKAN/PERBUATAN.
Manusia baru bisa di sebut mempunyai sifat MURAH bila ia
mau memberi dengan hati yang rela dan ikhlash.
Memberi dalam artian “memberikan haq sendiri terhadap
sesuatu hal yang di milikinya untuk menjadi milik yang menerima”.
Melepaskan hak terhadap sesuatu hal merupakan “amal lahir
dan bathin”, karena hal yang demikian mengandung gerakan untuk menyampaikan
atau melahirkan sesuatu hal dengan rela (lahir) dan ikhlash (bathin).
Manusia baru di sebut mempunyai sifat KASIH-SAYANG
seumpamanya ia mencari dan memelihara hubungan erat dengan “kekasihnya”.
Mencari dan memelihara HUBUNGAN (TALI) berarti juga AMAL
yang memerlukan suatu gerakan.
Allooh dengan sifat Rohman dan Rohim-Nya di mohonkan
bergerak untuk mencipta.
Alam yang semula kosong dan gelap-gulita, pada suatu saat
memperlihatkan suatu cahaya bulat yang bersinar, dari sana menjelma menjadi
semesta alam, di mana secara bertahap di isi dengan “perhiasan-Nya”.
Surat Ya-si-n ayat 82 berbunyi:
Sesungguhnya perintah-Nya apabila Allooh menghendaki
sesuatu hanyalah berkata kepadanya:
“Jadilah!”
Maka jadilah ia.
Tingkat II – Alam Wahdat.
Alam ketika segala sesuatu belum terjadi dan belum menjadi
wujud.
Ibaratnya sebuah pohon di mana akar, daun, batang, bunga
dan buahnya masih berada dalam sebuah biji.
Martabat Sifat-Nya Yang Maha Suci, jadi di Alam Wahdat
yang Dzat laesa kamislihi tadi menjadi Dzat Sifat, rupanya Terang Benderang,
yaitu yang di sebut Johar Awal.
Johar artinya Terang
Awal artinya Pertama
Artinya;
“Yang Terdahulu Ada sebelum Bumi dan Langit apalagi
manusia ada.
Johar Awal inilah yang di sebut Hakekat Muhammad.
Johar awal itu adalah Nur, Cahaya Yang Maha Suci,
Para Wali menyebutnya Segara Kehidupan atau Sajatining Syahadat
(Syahadat Sejati), karena terpadunya antara Dzat dan Sifat atau Allooh dan
Muhammad pada Hakikatnya.
Alam ini oleh sebagian ahli Tarekat di sebut SAJATINING
QUBUR, atau QUBUR SAJATI.
Menurut bahasan Ulama’ terkenal Ibn Al-‘Arabi dalam kitab
“Futuha”, halaman 151-155 menerangkan demikian:
Meanifestasi Tuhan yang pertama adalah berupa awan (embun)
atau al-‘ama alhaba, yang di gambarkan juga sebagai “nafas Tuhan”, yang ada
pada pangkuan-Nya, sebelum ada apa-apa yang di jadikan.
Awan tersebut belum nyata atau menjadi wujud, tapi juga
tidak bisa “tidak ada”, jadi suasana dari kemungkinan untuk ada.
Awan ini di anggap sebagai unsur NEGATIF ketika Tuhan
melaksanakan cipta’an-Nya, sedangkan Nur Ilahi yang bersinar itu adalah unsur
POSITIF.
Oleh karena ada persenyawaan antara unsur Negatif dan
unsur Positif, maka jadilah semua kenyata’an yang mengisi seluruh alam semesta”
Sebanyak-banyaknya jenis bentuk (wujud) yang tampak, tidak
dapat di gambarkan oleh ungkapan bahasa, segala suatu asalnya SATU, yanitu DZAT
ALLOOH.
Pada Surat Lukman ayat 27 di terangkan demikian:
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut
(menjadi tinta), di tambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya,
niscaya tidak akan habis-habisnya (di tuliskan) kalimat Allooh.
“Sesungguhnya Allooh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Jangankan yang sudah menjadi wujud, yang belum jadi pun,
yang masih berada di alam angan-angan, alam cita-cita manusia,Allooh pasti
mengetahuinya.
Dia-lah Allooh, yang menjadikan segala yang ada di bumi
untuk kamu dan Allooh berkehendak menuju langit, lalu di jadikan-Nya tujuh
langit. Dan Allooh Maha Mengetahui segala sesuatu.
(Q.S. Al Baqoroh, 2:29)
Angan-angan ini pasti di ketahui Allooh SWT, angan-angan
ini di sebut angan-angan abadi yang berada di Alam Wahdat, di ketahui-Nya
selama berabad-abad sebelum keluar menjadi kenyata’an.
Angan-angan ini adalah SARI daripada kenyata’an, atau di sebut
juga SIR.
Tiada satu hal pun yang lepas dan bebas dari hadirat
Ilahi, tidak ada satupun yang lolos dari pengaruh-Nya atau berada di luar
pengaruh-Nya, baik yang sudah tercipta maupun yang belum.
Semua kejadian terjadi dari pada angan-angan, oleh sebab
itu angan-angan tadi di anggap seperti KENYATA’AN SEJATI, semua gambaran yang
berada dalam angan-angan di sebut A’jan Tabita atau sari-pati yang pasti.
Surat Al An’am ayat 59 berbunyi demikian:
Dan pada sisi Allooh-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak
ada yang mengetahuinya kecuali Allooh sendiri, dan Allooh mengetahui apa yang
di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Allooh
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan
tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang
nyata (Lohmahfuz).
Kitab Centini menerangkan alam angan-angan demikian:
“Tuhan itu seperti Ki Dalang, bersembunyi di dalam
kegaibanhairat-Nya.
Dia menggerakan tanpa wayang, ceritranya selesai pada
saatnya pagelaran wayang akan di mulai.
Ki Dalang menerima upahnya sebelum ada undangan pada sa’at
ke ada’an sepi, kosong terdengarnya suara gamelan di ikuti oleh kegaduhan”
Keterangan dari paradoks-paradoks di atas demikian:
Sebelum alam semesta beserta isinya di ciptakan, Allooh
sudah mengatur segala sesuatunya dalam “Intelek-Nya” (Lohmahfuz), semua cerita
dan lakon sudah di susun rapih, semua sudah di gelarkan sebelum wayang datang,
semua sudah di kisahkan sebelum manusia berada di alam dunia.
” dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi
dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab
yang nyata (Lohmahfuz).”
Pada tempat yang begitu sepi dan kosong, belum ada
manifestasi materi, yang bisa tersaksi adalah kegaduhan alam angan-angan,
kesibukan yang sama kenyata’annya dengan di dunia.
Dan begitu wayang nampak di jagad raya, maka cerita dan
lakonnya yang akan di gelar di alam angan-angan tadi TIDAK BISA DI RUBAH.
Angan-angan Allooh dapat menjelma dengan ke ada’an menurut
dua jalan, langsung dan tidak langsung.
Surat Al Baqoroh ayat 255:
Allooh, tidak ada Tuhan (yang berhaq di sembah) melainkan
Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur.
Kepunya’an-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang
dapat memberi syafaat di sisi Allooh tanpa izin-Nya.
Allooh mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di
belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allooh melainkan
apa yang di kehendaki-Nya.
Qursi Allooh meliputi langit dan bumi.
Dan Allooh tidak merasa berat memelihara keduanya, dan
Allooh Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Ke ada’an-ke ada’an yang jadi dengan tidak langsung dari
angan-angan dan nantinya jadi kenyata’an yaitu semua ke ada’an yang di cipta
oleh manusia.
Sebelum ciptaan manusia di bentuk dan menjelma seperti
kenyata’an, maka cipta’an-cipta’an itu merupakan angan-angan yang bersembunyi
di dalam alam angan-angan.
Angan-angan yang cocok dan seimbang dengan kehendaknya, di
terima oleh “panca indera bathin” manusia, dan setelah meliwati BUDHI masuk ke
Pusat AKAL yang akhirnya menjadi anasir PIKIRAN, dan di tambahkan kepada
anasir-anasir pikiran yang terjadi dari tangkapan “panca indra-lahir”, dengan
demikian manusia menciptakan sesuatu hal.
Jelasnya, LOGIKA yang formil, proses berpikir itu tunduk
kepada hukum-hukum pikir, antara lain:
a. Hukum persama’an,
b. Hukum perlawanan,
c. Hukum dasar mencukupi.
Seandainya kita menganalisa proses berpikir yang paling
sederhana, misalnya kita melihat sebuah QURSI, maka qursi tadi menjadi obyek
pemikiran kita.
GAMBAR QURSI setelah meliwati penglihatan mata, masuk ke
“pusat penglihatan”, baru kita dapat melihat qursi di maksud.
QURSI yang “sebenarnya” dan “GAMBAR QURSI” di dalam “pusat
penglihatan” – otak merupakan DUA KENYATA’AN yang sangat berbeda.
QURSI yang di saksikan kita, yang di buat dari kayu dan
GAMBAR QURSI yang ada di dalam otak, di susun dari DAYA ELEKTRIK HIDUP
(bio-electron).
QURSI yang sebenarnya tersaksi oleh kita, terlihat dan
bisa di raba, dengan GAMBAR QURSI yang ada di dalam otak adalah DUA KENYATA’AN
yang bertentangan, yang pertama berupa benda (materi, konkrit) dan yang ke dua
merupakan Ruh (abstract).
Oleh karena itu proses berpikir ini tunduk kepada “hukum
perlawanan”.
GAMBAR QURSI yang di dalam otak tadi, pada sa’atnya akan
masuk ke dalam alat-pikir kita yang sifatnya adalah Bathin, yaitu BUDHI
(ratio), seperti juga “daya elektris hidup” (bio-electron) yang terdiri dari
elektron-elektron bebas.
BUDHI yaitu alat-berpikir kita yang metaphisis (di atas
tenaga akal), karenanya ke berada’anya pun di alam metaphisis, di antaranya
alam angan-angan yang terdiri dari electron-electron bebas dan menjadi
ANGAN-ANGAN ALLOOH.
QURSI yang di buat dari kayu, SEBELUM di bikin oleh tukang
kau, yang memiliki Niat membuat qursi, lebih dahulu mempunyai ide
(ANGAN-ANGAN), dari hal qursi yang akan di buat olehnya, baik dari mulai
kayunya, modelnya, warnanya dan sebagainya,
Oleh karena manusia menerima ANGAN-ANGAN dari Alam
Angan-angan, maka yang di maksud itu memiliki GAMBAR di dalam Alam Angan-angan.
Jadi Gambar Qursi yang memasuki otak terus menuju Budhi,
bertemu dengan GAMBARNYA SENDIRI di Alam Angan-angan yang tida berbeda di dalam
HAKEKATNYA: KEDUANYA terdiri dari electron-electron hidup.
Dalam hal ini pemikiran kita tunduk kepada “hukum persama’an”.
Tetapi sebelum “hukum persama’an” ini berjumpa dengan
ISBAT-nya ketika berjumpa antara pemikiran mengenai Gambar Qursi dan
Angan-angan dari hal Qursi, masih dalam Alam Angan-angan, harus terlebih dahulu
ada DASAR yang melengkapi, yaitu persesuaian antara Gambar Qursi dalam Budhi
dengan Gambar Qursi di Alam Angan-angan.
Untuk saling mendekatkan yang akhirnya akan “mahabbah”
(awor) ke dua-duanya menjadi SATU, menurut hukum resonansi, karena hakekatnya
sama benarnya.
Pemikiran ini tunduk kepada hukum-dasar-mencukupi.
Qursi yang di buat dari kayu dan di hadapi oleh kita,
untuk kita merupakan suatu HAL atau THESE.
Setelah Qursi ini di dalam otak kita menjadi Gambar Qursi,
maka Gambar Qursi ini berlawanan sekali pada HAKEKATNYA dengan qursi yang di hadapi.
Perbeda’an ini di sebut ANTITHESE.
Baru setelah Gambar Qursi masuk ke dalam Budhi maka
berlaku “hukum persama’an” dengan Angan-angan kita.
Mengenai kursi yang ada dalam Alam Angan-angan dan Gambar Qursi
timbul persesuaian maka di sebut SYNTHESE.
Demikianlah sedikit uraian mengenai Alam Wahdat atau Alam
Angan-angan dari sudut pandang LOGIKA.
Tingkat III – Alam Wahidiat.
Martabat Asma’ Yang Maha Suci, kejadian dari Johar Awal
dan Alam Wahdat tadi maka timbullah cahaya dan menjelma menjadi empat sinar,
yaitu:
1. Narun Warna Merah
2. Hawaun Warna Kuning
3. Maun Warna Putih
4. Turobun Warna Hitam
Jadi ke empat sinar itu yang di sebut NUR MUHAMMAD,
sedangkan Muhammadnya adalah Johar Awal, benda Nur Muhammad Cahaya Empat itu di
sebunya Hakekat Adam, yaitu Asma’ Yang Maha Suci.
• Cahaya Merah menjadi Hakekat Lafadz Alif.
• Cahaya Kuning jadi Hakekat Lafadz Lam awal.
• Cahaya Putih menjadi Hakekat Lafadz Lam akhir.
• Cahaya Hitam menjadi Hakekat Lafadz Ha.
• Johar Awal menjadi hakekat Lafads Tasdid.
Sariatnya menjadi simbolisasi lafadz ALLOOH, jadi Sinar
(Cahaya) tadi yang menjadikan bibit terbentuknya tujuh Bumi tujuh Langit dengan
segala isinya, begitu pula Agama berasal dari situ.
Alam ini di sebut juga Alam Tunggal Sejati, atau
Sajatining Tunggal.
Surat Al Baqoroh ayat 117:
Allooh Pencipta langit dan bumi, dan bila Allooh
berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Allooh hanya
mengatakan kepadanya:
“Jadilah”. Lalu jadilah ia.
Di atas di nyatakan bahwa Nur Muhammad terdiri dari empat
sinar;
Merah, Kuning, Putih dan hitam.
Bagaimana menurut Ilmu Tarekat hubungannya dengan gerakan
Sholat.
a.
Merah – unsur api.
Zat pembakar yang mempunyai rasa panas, wataknya selalu
menuju ke atas, tidak ada puncak api yang menuju ke bawah.
Warna merah malambangkan nafsu Amarah, tidak mau di ungguli,
selalu tegak.
Simbol hurufnya adalah “Alif”, dalam pelaksana’an sholat
adalah “Takbirotul Ikhrom”
b.
Kuning – unsur angin.
Unsur kimia N (nitrogen).
Tabiat angin adalah berkelok-kelok dan halus.
Sinar kuning melambangkan nafsu Sufiah, berdomisili pada
mata.
Manusia yang terpengaruhi oleh nafsu ini tidak memiliki
pendirian, mudah terpengaruh oleh ceritera orang lain.
Simbol hurufnya adalam LAM awal, pada gerakan sholat
adalah gerakan “ruku”.
c.
Putih – unsur air.
Inilah unsur kimia H (hydrogen).
Tabiatnya dingin, wataknya ingin selalu menuju tempat yang
rendah.
Warna putih melambangkan nafsu Lauwamah yang berdomisili
pada lidah.
Bila manusia terpengaruh oleh nafsu ini tidak ingin
berhenti berbicara.
Simbol hurufnya adalah LAM akhir, pada gerakan sholat
adalah “sujud”.
d.
Hitam – unsur bumi.
Menurut ilmu pengetahuan adalah zat arang atau carbon (C).
Tabiatnya “diam”.
Wataknya kekal dan kokoh.
Warna hitam melambangkan nafsu Muthmainah yang membawa
kepada kesabaran dan ke agama’an.
Berdomisili pada hati, Manusia yang terpengaruh oleh nafsu
ini tidak banyak berbicara, banyak diam.
Simbol hurufnya adalah HA, pada gerakan sholat adalah
sikap “Tumaninah”.
Pada Alam inilah mulai timbulnya kalimah MUHAMMAD, yang
mempunyai arti YANG TERPUJI, pada Alam Wahidat di mana terciptanya BUMI,
LANGIT, MATAHARI, BULAN DAN BINTANG-BINTANG beserta segala isinya.
Siapakah yang dapat meniru membuat seperti alam semesta
tadi?
Apakah pencipta’an itu adalah YANG TERPUJI?
Yang penjelma’annya karena mempunyai sifat ROHMAN dan ROHIM.
Pada Alam ini pula terciptanya agama yaitu:
1. Keberada’an Syahadat yaitu karena adanya Johar Awal.
2. Keberada’an Sholat yaitu karena adanya Sinar Merah.
3. Adanya Zakat yaitu karena adanya Sinar Kuning.
4. Adanya Puasa yaitu karena adanya Sinar Putih.
5. Adanya Ibadah Haji yaitu karena adanya Sinar Hitam.
Jelaslah bahwa semua berasal dari Asma’ Allooh, Hakekatnya
Nur Muhammad dengan Empat Sinar, kelima Johar Awal.
SHOLAT LAMBANG WUJUD MANUSIA
Sesungguhnya sholat itu adalah wujud dari manusia yang sejati,gambarannya
adalah sebagai berikut:
1. Yang menjadi Badannya manusia di dalam Sholat adalah
Niat
Segala amal perbuatan di dahului dengan Niat,wujud dari
niat tersebut berupa gerak dari badan/anggota tubuh manusia.
Dan Niat yang sebenarnya adalah INGAT dan mengingatkan
kembali pada diri kita bahwa segala gerak tubuh dan nafas ini milik Allooh,dan
sa’atnya diri secara keseluruhan;
Manunggal Rasa
Manunggal rupa
Manunggal wujud
dan Manunggal hidup dengan Dzat yang Maha Tunggal.
2. Yang menjadi Aqalnya manusia di dalam Sholat adalah
Takbirotul Ihrom.
Di dalam Takbir adalah Ma’rifatnya seorang hamba dan
sejatinya mengetahui dengan aqal di hati
(Fuad) dan aqal di kepalanya bahwa hidup itu adalah Allooh dan Muhammad adalah
badan/gerak prilaku manusia.
3. Yang menjadi Kepalanya manusia di dalam sholat adalah
Do’a Al-Fatihah
Maksudnya adalah sebagai pembuka dan syahnya perilaku
badan memasuki alam kefana’an/mi’raj ,dengan menyatukan segala kehendak,rasa
kepada kehendak dan rasa yang Tunggal,sa’at membaca surah Al- Fatihah, manusia
mensyukuri nikmat karunia-Nya (ALHAMDULILLAHIRROBBIL’ALAMIIN) ,di mana sa’at
pertama Ruh masuk ke jasad berawal dari kepala,sehingga menghidupkan anggota
dari kepala yang meliputi aqal dan alat inderawi .
Kebaikan ataupun dosa,berawal dari rangsangan yang ada di kepala
Manusia meliputi aqal dan alat inderawinya,sehingga menimbulkan dampak perilaku
pada anggota tubuh yang lainnya.
Karna itu manusia hendaknya selalu ingat kepada Allooh dengan menjaga organ sekitar kepala untuk menghindari kemaksiatan/dosa.
Karna itu manusia hendaknya selalu ingat kepada Allooh dengan menjaga organ sekitar kepala untuk menghindari kemaksiatan/dosa.
4. Yang menjadi Matanya manusia di dalam Sholat adalah
Ruku’
Di dalam Ruku’ adalah wujud berimannya Ruh dan badan
kepada Dzat Yang Maha Tunggal yang telah menciptakan seluruh yang ada di alam
dunia.
Manusia hendaknya bisa melihat dengan indera penglihatanya
sesuai fungsinya dan bisa saling tolong-menolong, menghargai, menghormati, tenggang
rasa, saling menjaga, tidak berbuat kerusakan, tidak merasa lebih
tinggi/sombong terhadap makhluq cipta’an lainnya.
5. Yang menjadi Tulangnya manusia di dalam sholat adalah
membaca Sami’alloohu liman hamidah.
Fungsi tulang adalah sebagai penegak dan pelindung organ
tubuh,segala sesuatu yang di pelajari ataupun di dengar tidak akan akan bisa
terwujud tanpa perilaku,oleh karena itu manusia hendaklah melanggengkan apa
yang di dengarnya, di pelajarinya, di pahaminya kepada perilaku nyata sebagai
wujud ingat kepadanya dalam perilaku kebaikan.
(SAMI’NA WA ‘ATHONA)
6. Yang menjadi Otot/Urat Syarafnya manusia di dalam
Sholat adalah Sujud.
Di dalam Sujud adalah sebagai bukti Syahnya diri/raga/Dzat,
bahwa adanya diri manusia karna adanya Allooh,wujud badanya manusia hakekatnya
hanya Allooh yang ada dan menggerakkannya.
Dan manusia tiada daya/kekuatan, serta akan kembali lagi
kepada Dzat Pencipta.
Apabila otot/syaraf manusia tidak berfungsi(sudah mati/kena penyakit struk),maka ia tidak bisa bergerak dan tidak bisa lagi merasakan.
Apabila otot/syaraf manusia tidak berfungsi(sudah mati/kena penyakit struk),maka ia tidak bisa bergerak dan tidak bisa lagi merasakan.
Sejatinya yang memberi rasa manusia adalah BUMI.
7. Yang menjadi Ruhnya manusia di dalam Sholat adalah
Ruku’ dan Sujud
Ruh yang telah memberi hidup kepada raga/jasad.
Pada hakekatnya manusia sejati adalah manusia yang dalam
sholatnya selalu mengingat akan hidup,yaitu hidup di alam kelanggengan,di mana
alam kelanggengan ini berasal dari Alif Mutakallim Wahid atau Sejatinya Cahaya
/ Nur Jati
Ruku’nya sholat mengingatkan kepada Manusia terhadap Sang
Pencipta yang telah memberinya nafas( anasir angin) kehidupan, anasir angin
terbagi menjadi 4 macam :
1.
Nafas adalah angin yang keluar dari hidung cahayanya putih
dan menciptakan indera penciuman pujinya;
“LAA ILAHA ILLALLOOH
2.
Tanafas adalah angin yang keluar dari telinga cahayanya
kuning dan menciptakan indera pendengaran pujinya;
“YAA ALLOOH YAA MUHAMMAD
3.
Anfas adalah angin yang keluar dari mulut cahayanya merah
dan menciptakan ucapan pujinya;
“ALLOOHU…ALLOOHU
4.
Nufus adalah angin yang keluar dari mata cahayanya Hijau
yang menciptakan Penglihatan pujinya;
YAA HUU…ALLOOHU
Angin yang 4 macan tersebut di sebut juga sebagai
SIRRULLOOH
Di dalam sujudnya sholat mengingatkan manusia akan anasir
air kehidupan yang terdiri dari 4 perkara :
1. Air Nur Mani terletak di kepala
2. Air Nur Maningkem terletak di dada
3. Air Nur Madzi terletak di perut
4. Air Nur Wadi terletak di kaki
8. Yang menjadi Kulitnya Manusia di dalam Sholat adalah
Duduk Tahiyyat.
Di dalam Duduk Tahiyyat adalah Tasdjid atau Tahiyyat sejati,tidak
akan berlafadz Allooh bila tidak ada Tasdjid ,bila Tasdjid sebagai johar
awal,maka kulit sebagai pembentuk awal Manusia sebelum organ tubuh yang lainnya.
Coba sekarang di bayangkan bagaimana seandainya Manusia
tanpa kulit ?…
Tentu Manusia tidak bisa hidup karna semua isi di dalam
tubuhnya akan keluar terburai dan mudah terkontaminasi oleh berbagai penyakit
dan segala pengaruh buruk dari luar.
Jadi hakekatnya Kulit adalah diam/jumeneng dan sifatnya tetap/langgeng maksudnya hendaknya manusia selalu langgeng dalam mengingat pada Dzat yang Hidup langgeng tanpa nama dan tanpa suara di mana sifat 20 sudah menyatu di dalamnya.
Jadi hakekatnya Kulit adalah diam/jumeneng dan sifatnya tetap/langgeng maksudnya hendaknya manusia selalu langgeng dalam mengingat pada Dzat yang Hidup langgeng tanpa nama dan tanpa suara di mana sifat 20 sudah menyatu di dalamnya.
9. Yang menjadi Tangannya manusia di dalam Sholat adalah
Dua kalimat Syahadat.
Dua kalimat syahadat adalah tanda ke Iimanan manusia
ketika di ucapkannya namun pembuktian ke Iimanan yang lestari/langgeng tersebut
terdapat di Tangannya,sebab perilaku baik atau kejahatan seringkali di wujudkan
melalui tangan.
contoh:
-Ketika di dalam kebaikan untuk melestarikan kalimat
syahadat dan kitab suci Al-qur’an,maka Manusia menggunakan tangannya untuk
menulis dan memperbanyak cetakkan Al-Qur’an,sehingga sampai sekarang tetap bisa
di nikmati,dipelajari bagi generasi manusia berikutnya.
-Ketika manusia ingin memberi ,maka ia menggunakan
tangannya untuk memberikan sesuatu,tidak mungkin kita mau memberi menggunakan
kaki..?
Tentu tidak sopan
-Ketika manusia berada di dalam kejahatan ,maka anggota
tubuh yang sering di gunakan adalah tangannya ,yaitu ketika mencuri, membunuh, korupsi,
memukul, memperkosa juga awalnya melakukan kekerasan/pemaksa’an dengan
tangannya sebelum anggota tubuh yang lainnya.
Bila secara berurutan perilaku baik dan buruk awalnya
karna adanya rangsangan terhadap alat indera tubuh ,sehingga menimbulkan reaksi
gerak anggota tubuh yang lainnya dan sebagai puncak aksi reaksi negatif yang
tak tertahan terletak pada Tangan.
Karna itulah di tangan terdapat simbol dan tanda kekuasa’an
Allooh,di telapak tangan berupa Asma’ul Husna dan jari-jari membentuk lafadz
Allooh.
Maksudnya agar Manusia selalu ingat dan waspada terhadap
syahadat kepada Dzat yang Maha Suci untuk selalu langgeng menggunakan tangannya
sesuai sifat Asma’ul Husna tersebut.
10.Yang menjadi Kakinya Manusia di dalam Sholat adalah
Salam.
Di dalam Salam sebagai wujud berkumpulnya semua aspek Sholat
dari seluruh anggota tubuh Manusia yang harus dilakukan secara langgeng.
Dan di realisasikan melalui Kaki,maksudnya harus di upayakan,atau
ada tindakan nyata yaitu melangkahkan kakinya kepada sesuatu kebaikan yaitu
dengan saling memberikan kesejahtera’an ,saling peduli, tolong-menolong, saling
memberi, dll.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa sejatinya
Sholat adalah perilaku/budi pekerti/tata krama Manusia kepada Sang Maha
Pencipta,kepada diri pribadi dan kepada semua makhluq cipta’an-Nya.
VERSI LAIN
Pemahaman Martabat 7
Di Alam Lahut
1) DZAT semata-mata belum tajalli nama Allooh .
1) DZAT semata-mata belum tajalli nama Allooh .
DZAT MUTLAK < WAJIBAL UJUD> LAISAKAMISHLIHI SYAIUN.
MAHA SUCI DZAT. WUJUD HAKIKI
( mertabat keTuhanan )
( mertabat keTuhanan )
Di alam jabarut ( mertabat keTuhanan ) – Kenyataan Pertama
,
SIFAT BG ZATNYA juga di kenali :
1) Hakikat Muhammad/NUR Muhammad (bukan Nabi saw sbb belum zahir Nabi di alam nyata)
2) Sifat tak bercerai dengan Dzat.
3) A’yan Tsabitah .
(Martabat keTuhanan)
SIFAT BG ZATNYA juga di kenali :
1) Hakikat Muhammad/NUR Muhammad (bukan Nabi saw sbb belum zahir Nabi di alam nyata)
2) Sifat tak bercerai dengan Dzat.
3) A’yan Tsabitah .
(Martabat keTuhanan)
Di Alam Malakut
ASMA’ dan AF”AL bagi DZATNYA
1) Hakikat Insan – kenyta’an ke dua .
(Martabat keTuhanan)
ASMA’ dan AF”AL bagi DZATNYA
1) Hakikat Insan – kenyta’an ke dua .
(Martabat keTuhanan)
Tiga martabat di atas belum ada masa, ruang , bentuk
____________________________________________________________
Di alam arwah…( mertabat kehamba’an)
1) Ruh quddus,robbani(bagi Nabi saw ) Insan Kamil Wa Mukamil. bapak sekalian RUH.
2) Ruh Ammar Robbi .
1) Ruh quddus,robbani(bagi Nabi saw ) Insan Kamil Wa Mukamil. bapak sekalian RUH.
2) Ruh Ammar Robbi .
Terbit sekalian Ruh para Nabi dan para Mu’min
3) Tempat Tajalli 7 sifat ma’ani dan 7 ma’nawiyyah Allooh.
Jauhar – (perkara halus yang tidak boleh di kerat dan dibelah)
Perhimpunan segala Ruh belum ada perceraian.
3) Tempat Tajalli 7 sifat ma’ani dan 7 ma’nawiyyah Allooh.
Jauhar – (perkara halus yang tidak boleh di kerat dan dibelah)
Perhimpunan segala Ruh belum ada perceraian.
Di alam misal
1) Alam warna – sini le mula pemecahan warna.. 7 warna
yang mana jadi manusia, yang mana jadi binatang,yang mana jadi jin , bla bla bla tu semua alam misalan, di misalkan segala perkara
Mulanya perceraian tiap-tiap Ruh
Arodh (sifat makhluq yang baru spt, kecil , putih , hitam, dll tidak boleh berdiri dengan sendirinya.
1) Alam warna – sini le mula pemecahan warna.. 7 warna
yang mana jadi manusia, yang mana jadi binatang,yang mana jadi jin , bla bla bla tu semua alam misalan, di misalkan segala perkara
Mulanya perceraian tiap-tiap Ruh
Arodh (sifat makhluq yang baru spt, kecil , putih , hitam, dll tidak boleh berdiri dengan sendirinya.
Di Alam Ajsam
1)Di kumpulkan nafs nafs
2)Adam mula menamakan asma’ asma’ – Nama kita.
3)Dan lahirlah zuriat zuriat bagi adam yang kemudiannya membuat lakon di muka bumi
1)Di kumpulkan nafs nafs
2)Adam mula menamakan asma’ asma’ – Nama kita.
3)Dan lahirlah zuriat zuriat bagi adam yang kemudiannya membuat lakon di muka bumi
Di Alam Insan
kemudian barulah di balut dengan Hijab ke7, ia ini alam Insan
Alam insan ini kita baruler pakai gene mak bapak kita
Tubuh Nabi Adam (bapak sekelian Tubuh)- Tanah Api Air Angin
Tubuh sekelian Nabi dan Aulia’ (para Wali)
Tubuh Nabi Muhammad yang zahir – ke insanan Muhammad.
kemudian barulah di balut dengan Hijab ke7, ia ini alam Insan
Alam insan ini kita baruler pakai gene mak bapak kita
Tubuh Nabi Adam (bapak sekelian Tubuh)- Tanah Api Air Angin
Tubuh sekelian Nabi dan Aulia’ (para Wali)
Tubuh Nabi Muhammad yang zahir – ke insanan Muhammad.
Zahir Muhammad
Tubuh anak cucu Adam/Tubuh kita – Wazi (benih dari ibu) Mani (benih dari bapa) Maknikam (jadi nutfah – embryo)
Juz’iyah (Sesuatu yang berhubung-hubung seperti kaki, tangan dan lain2).
Tubuh anak cucu Adam/Tubuh kita – Wazi (benih dari ibu) Mani (benih dari bapa) Maknikam (jadi nutfah – embryo)
Juz’iyah (Sesuatu yang berhubung-hubung seperti kaki, tangan dan lain2).
Walloohu A’lam.
_______/|\______
¨¨¨¨¨¨¨˜°♥°˜¨¨¨¨¨¨
SALAAM SILIWANGI