7.Kisah Nabi Luth As.
A. Pendahuluan
Luth (Arab:
لُوطٌ , Ibrani: לוֹט , Injil: Lot ) (sekitar 1950-1870 SM) adalah salah satu Nabi
yang di utus untuk negeri Sadum dan Gomorrah.
Ia di angkat menjadi Nabi pada tahun 1900 SM.
Ia di tugaskan Berda’wah kepada Kaum yang tinggal di negeri Sadum,
Syam, Palestina.
Namanya di sebutkan sebanyak 27 kali dalam Al-Qur’an.
Ia menikah dengan seorang gadis yang bernama Ado kemudian memiliki
2 anak perempuan.
Ia meninggal di Desa Shofrah di Syam, Palestina.
Nabi Luth adalah
anak keponakan dari Nabi Ibrohim.
Ayahnya yang bernama Haran (Abara’an) bin Tareh adalah saudara
kandung dari Ibrohim, ayahnya kembar dengan pamannya yang bernama Nahor.
Silsilah lengkapnya adalah Lut h bin Haran bin Azara bin Nahur bin
Suruj bin Ra’u bin Falij bin ‘Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.
B. Kisah Nabi Luth;
Nabi Lut h adalah anak saudara dari Nabi Ibrohim.
Ayahnya yang bernama Hasan bin Tareh adalah saudara sekandung dari
Nabi Ibrohim.
Ia beriman kepada bapa saudaranya Nabi Ibrohim mendampinginya
dalam semua perjalanan dan sewaqtu mereka berada di Mesir berusaha bersama
dalam bidang perternakan yang berhasil dengan baik binatang ternaknya berkembang
biak sehingga dalam waqtu yang singkat jumlah yang sudah berlipat ganda itu tidak
dapat di tampung dalam tempat yang di sediakan .
Akhirnya perkongsian Ibrohim-Luth di pecah dan binatang ternakan
serta harta milik perusaha’an mereka di bagi dan berpisahlah Luth dengan Ibrhim
pindah ke Yordania dan bermukim di sebuah tempat bernama Sadum.
Nabi Luth Di Utus Oleh Allooh Kepada Rakyat Sadum Masyarakat Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya,
rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan Agama atau nilai Kemanusia’an yang
beradab.
Kemaksiatan dan kemungkaran merajalela dalam pergaulan hidup
mereka.
Pencurian dan perampasan harta milik merupakan kejadian hari-hari
di mana yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan
perlakuan sewenang-wenang.
Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka
adalah perbuatan homoseks {liwat} di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya.
Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu merajalela di dalam
masyarakat sehinggakan ianya merupakan suatu kebudaya’an bagi kaum Sadum.
Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari di
ganggu oleh mereka,jika ia membawa barang-barang yang berharga maka di rampaslah
barang-barangnya, jika ia melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat .
Akan tetapi jika pendatang itu seorang lelaki yang bermuka tampan
dan berparas elok maka ia akan menjadi rebutan di antara mereka dan akan
menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang
perempuan muda maka ia menjadi mangsa bagi pihak wanitanya pula.
Kepada masyarakat yang sudah sedemikian rupa runtuh moralnya dan
sedemikian paras penyakit sosialnya di utuslah Nabi Luth sebagai
pesuruh dan Rosul-Nya untuk mengangkat mereka dari lembah kenista’an ,kejahilan
dan kesesatan serta membawa mereka alam yang bersih,bermoral dan berakhlak
mulia.
Nabi Luth mengajak
mereka beriman dan beribadah kepada Allooh meninggalkan kebiasaan mungkar
menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan kejahatan yang di ilhamkan oleh
iblis dan Syaitan,ia memberi penerang kepada mereka bahwa Allooh telah mencipta
mereka dan alam sekitar mereka tidak meridhoi amal perbuatan mereka yang
mendekati sifat dan tabi’at kebinatangan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai
kemanusia’an dan bahwa Allooh akan memberi ganjaran setimpal dengan amal kebajikan
mereka.
Yang berbuat baik dan beramal sholeh akan di ganjar dengan syurga
di akhirat sedang yang melakukan perbuatan mungkar akan di balaskannya dengan
memasukkannya ke dalam neraka Jahanam.
Nabi Luth berseru
kepada mereka agar meninggalkan adat kebiasa’an
yaitu melakukan perbuatan homoseks dan lesbian karena perbuatan itu
bertentangan dengan fitrah dan hati nurani Manusia serta menyalahi hikmah yang
terkandung di dalam pencipta’an Manusia menjadi dua jenis yaitu lelaki dan
wanita,juga kepada mereka di beri nasehat dan di anjurkan supaya menghormati haq
dan milik masing-masing dengan meninggalkan perbuatan perampasan, perampokan
serta pencurian yang selalu mereka lakukan di antara sesama mereka dan terutama
kepada pengunjung yang datang ke Sadum.
Di terangkan bahwa perbuatan_perbuatan itu akan merugikan mereka
sendiri, karena akan menimbulkan kekacauan dan ketidak amanan di dalam negeri
sehingga masing_masing dari mereka tidak merasa aman dan tenteram dalam
hidupnya.
Demikianlah Nabi
Luth melaksanakan da’wahnya sesuai dengan
tugas Risalahnya, ia tidak henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan dalam
tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau secara berseorangan
mengajak agak mereka beriman dan percaya kepada Allooh menyembah-Nya melakukan amal
sholeh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar.
Akan tetapi keruntuhan moral dan kerusakan akhlaq sudah berakar sangat
di dalam pergaulan hidup mereka dan pengaruh hawa nafsu dan penyesatan Syaitan
sudah begitu kuat menguasai tindak-tanduk mereka, maka da’wah dan ajakkan Nabi
Luth yang di laksanakan dengan kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tanah
yang subur di dalam hati dan fikiran mereka dan berlalu laksana suasana teriakan
di tengah-tengah padang pasir .
Telinga-telinga mereka sudah menjadi pekak bagi ajaran-ajaran Nabi
Luth sedang hati dan fikiran mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran -ajaran
Syaitan dan iblis.
Akhirnya kaum Luth merasa dan kesal hati mendengar da’wah dan nasehat-nasehat Nabi Luth yang tidak putus-putus itu dan minta agar ia menghentikan
aksi da’wahnya atau menghadapi pengusir dirinya dari sadum bersama semua
keluarganya, dari pihak Nabi Luth pun sudah tidak ada harapan lagi masyarakat
Sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan dan keruntuhan moral mereka dan bahwa
meneruskan da’wah kepada mereka yang sudah buta-tuli hati dan fikiran serta mensia-siakan
masa,obat satu-satunya menurut fikiran Nabi Luth untuk mencegah penyakit akhlaq
itu yang sudah parah itu menular kepada tetangga-tetangga dekatnya, ialah
dengan membasmi mereka dari atas bumi sebagai pembalasan ke atas terhadap
kekerasan kepala mereka juga untuk menjadi ibrah dan pengajaran Umat-Umat di
sekelilingnya, beliau memohon kepada Allooh agar kepada kaumnya masyarakat
Sadum di beri pengajaran berupa azdab di dunia sebelum azdab yang menanti mereka di akhirat kelak.
Para Malaikat Tamunya Nabi Ibrohim Bertamu Kepada
Nabi Luth;
Permohonan Nabi Luth dan do’anya di perkenankan dan di kabulkan
oleh Allooh s.w.t .
Di kirimkanlah kepadanya tiga orang Malaikat menyamar sebagai Manusia
biasa, mereka adalah Malaikat yang bertamu kepada Nabi Ibrohim dengan membawa
berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq,dan memberitahu kepada mereka bahwa
dia adalah utusan Allooh dengan tugas menurunkan azdab kepada kaum Luth
penduduk kota Sadum.
Dalam kesempat an pertemuan mana Nabi Ibrohim telah mohon agar
penurunan azdab ke atas kaum Sadum di tunda ,kalau-kalau mereka kembali sadar
mendengarkan dan mengikuti ajakan Luth serta berthaubat dari segala maksiat dan
perbuatan mungkar,juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrohim mohon agar anak
saudaranya, Luth di selamatkan dari azdab yang akan di turunkan ke atas kaum
Saum perminta’an mana oleh para Malaikat itu di terima dan di jamin bahwa Luth
dan keluarganya tidak akan terkena azdab.
Para Malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai lelaki remaja
yang berparas tampan dan bertubuh yang elok dan bagus.
Dalam perjalanan mereka hendak memasuki kota, mereka berselisih dengan
seorang gadis yang cantik dan ayu sedang mengambil dari
sebuah perigi.
Para Malaikat atau lelaki remaja itu bertanya kepada si gadis
kalau-kalau mereka di terima ke rumah sebagai tetamu.
Si gadis tidak berani memberi keputusan sebelum ia beruding terlebih
dahulu dengan keluarganya,maka di tinggalkanlah para lelaki remaja itu oleh si gadis
seraya ia pulang ke rumah cepat -cepat untuk memberitahu
ayahnya.
Si ayah yaitu Nabi Luth sendiri mendengar laporan puterinya
menjadi binggung jawaban apa yang harus ia berikan kepada para pendatang yang
ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waqtu,namun menerima tamu-tamu remaja
yang berparas tampan nan rupawan akan mengundang risiko gangguan kepadanya dan
kepada tamu-tamunya dari kaumnya yang tergila-gila oleh remaja-remaja yang mempunyai tubuh
bagus dan wajah elok, sedangkan kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan
rumah harus bertanggung jawab terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa
bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus
maksiat itu.
Timbang punya timbang dan fikir punya fikir akhirnya di putuskan
oleh Nabi Luth bahwa ia akan menerima mereka sebagai tamu di rumahnya apa pun
yang akan terjadi sebagai akibat keputusannya ia pasrahkan kepada Allooh yang
akan melindunginya.
Lalu pergilah ia sendiri menjemput tamu-tamu yang sedang menanti
di pinggir kota dan di ajaklah mereka bersama-sama ke rumah pada sa’at kota
Sadum sudah di liputi kegelapan dan Manusianya sudah nyenyak tidur di rumah
masingmasing.
Nabi Luth berusaha
dan berpesan kepada isterinya dan kedua puterinya agar merahasiakan kedatangan
tamu-tamu, jangan sampai terdengar dan di ketahui oleh kaumnya,akan tetapi
isteri Nabi Luth yang memang sehaluan dan sependirian dengan penduduk Sadum telah
membocorkan berita kedatangan para tamu dan terdengarlah oleh pemuka-pemuka
mereka bahwa Luth ada tetamu terdiri daripada remaja-remaja yang tampan
parasnya dan memiliki tubuh yang sangat menarik bagi para penggemar homoseks.
Terjadilah apa yang di khuatirkan oleh Nabi Luth, begitu
tersiar dari mulut ke mulut berita kedatangan tamu-tamu remaja di rumah Luth,
berdatanglah mereka ke rumahnya untuk melihat para tamunya dan memuaskan nafsunya.
Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mereka dan berseru agar mereka
kembali ke rumah masing-masing dan jangan menggunggu tamu-tamu yang datangnya
dari jauh yang sepatutnya di hormati dan di muliakan .mereka di beri nasehat
agar meninggalkan adat kebiasa’an yang keji itu yang bertentangan dengan fitrah
Manusia dan kudrat alam di mana Tuhan telah menciptkan Manusia berpasangan antara
lelaki dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan perkembangan Umat Manusia
sebagai Makhluk yang termulia di atas bumi.
Nabi Luth berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mereka dan
meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mereka di
landa azdab dan siksa’an Allooh.
Seruan dan nasehat -nasehat Nabi Luth di hiraukan dan di pedulikan
,mereka bahkan mendesak akan mendobrak pintu rumahnya dengan paksa dan
kekerasan kalau pintu tidak di buka dengan sukarela.
Merasa bahwa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus
orang-orang penyerbu dari kaumnya itu yang akan memaksakan kehendaknya dengan
kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus terang kepada para tamunya:
”Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu
menyerbu ke dalam .
“Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fizikal yang dapat
menolak kekerasan mereka ,tidak pula mempunyai keluarga atau sanak saudara yang
di segani mereka yang dapat aku mintai pertolongannya, maka aku merasa sangat
kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalaukan gangguan terhadap
tamu-tamuku di rumahku sendiri.
Begitu Nabi Luth selesai mengucapkan keluh-kesahnya para tamu segera
mengenalkan diri kepadanya dan memberi identitasnya, bahwa
mereka adalah Malaikat-Malaikat yang menyamar sebagai Manusia yang
bertamu kepadanya dan bahwa mereka datang ke Sadum untuk melaksanakan tugas
menurunkan azdab dan siksa atas rakyatnya yang membangkang dan enggan membersihkan masyarakatnya dari segala kemungkaran
dan kemaksiat yang keji dan kotor.
Kepad Nabi Luth para Malaikat itu menyarankan agar pintu rumahnya di buka
lebar-lebar untuk memberi kesempat an bagi orang-orang yang haus homoseks itu
masuk.
Namun malangnya apabila pintu di buka dan para penyerbu
menindakkan kaki untuk masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mereka dan tidak
dapat melihat sesuatu, mereka mengusap-usap mata, tetapi ternyata sudah menjadi
buta.
Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada
dalam ke ada’an kacau balau berbentur antara satu dengan lain berteriak-teriak
menanyakan gerangan apa yang menjadikan mereka buta dengan mendadak pada
berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera
perkampungan itu bersama keluarganya, karena masanya telah tiba
bagi azdab Allooh yang akan di timpakan.
Para Malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar
perjalanan ke luar kota jangan seorang pun dari mereka menoleh ke belakang.
Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam, bersama
keluarganya terdiri dari seorang isteri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sesuai
dengan petunjuk para Malaikat yang menjadi tamunya.
Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi
Luth tidak tergamak meninggalkan kaumnya,ia berada di belakang rombongan Nabi
Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti_henti
menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya,
seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para Malaikat yang telah di dengarnya
sendiri dan begitu langkah Nabi Luth
berserta kedua puterinya melewati batas
kota Sadum, sewaqtu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di
bawah kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafiq itu.
Getaran itu mendahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat di sertai
angin yang kencang dan hujan batu sijjil yang menghancurkan dengan serta merta
kota Sadum berserta semua penghuninya.
Demikianlah mu’jizat dan ayat Allooh yang di turunkan untuk
menjadi pengajaran dan ibrah bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang.
Kisah Nabi Luth Di Dalam Al-Qur’an;
Kisah Nabi Luth dalam Al-Qur’an terdapat pada 85 ayat dalam 12
surah di antaranya surah “Al-Anbiyaa” ayat 74 dan 75 , surah “Asy-Syu’aro”
ayat 160 sehingga ayat 175 , surah “Hud” ayat 77 sehingga ayat 83
,surah
“Al-Qomar” ayat 33 sehingga 39 dan surah “At -Tahrim” ayat 10
Walloohu A’lam.
_______/|\______
¨¨¨¨¨¨¨˜°♥°˜¨¨¨¨¨¨
SALAAM
SILIWANGI