Sabtu, 14 September 2019

7.Kisah Nabi Luth As




7.Kisah Nabi Luth As.
A. Pendahuluan
Luth (Arab: لُوطٌ , Ibrani: לוֹט , Injil: Lot ) (sekitar 1950-1870 SM) adalah salah satu Nabi yang di utus untuk negeri Sadum dan Gomorrah.
Ia di angkat menjadi Nabi pada tahun 1900 SM.
Ia di tugaskan Berda’wah kepada Kaum yang tinggal di negeri Sadum, Syam, Palestina.
Namanya di sebutkan sebanyak 27 kali dalam Al-Qur’an.
Ia menikah dengan seorang gadis yang bernama Ado kemudian memiliki 2 anak perempuan.
Ia meninggal di Desa Shofrah di Syam, Palestina.
Nabi Luth adalah anak keponakan dari Nabi Ibrohim.
Ayahnya yang bernama Haran (Abara’an) bin Tareh adalah saudara kandung dari Ibrohim, ayahnya kembar dengan pamannya yang bernama Nahor.
Silsilah lengkapnya adalah Lut h bin Haran bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra’u bin Falij bin ‘Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.

B. Kisah Nabi Luth;
Nabi Lut h adalah anak saudara dari Nabi Ibrohim.
Ayahnya yang bernama Hasan bin Tareh adalah saudara sekandung dari Nabi Ibrohim.
Ia beriman kepada bapa saudaranya Nabi Ibrohim mendampinginya dalam semua perjalanan dan sewaqtu mereka berada di Mesir berusaha bersama dalam bidang perternakan yang berhasil dengan baik binatang ternaknya berkembang biak sehingga dalam waqtu yang singkat jumlah yang sudah berlipat ganda itu tidak dapat di tampung dalam tempat yang di sediakan .
Akhirnya perkongsian Ibrohim-Luth di pecah dan binatang ternakan serta harta milik perusaha’an mereka di bagi dan berpisahlah Luth dengan Ibrhim pindah ke Yordania dan bermukim di sebuah tempat bernama Sadum.

Nabi Luth Di Utus Oleh Allooh Kepada Rakyat Sadum Masyarakat Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya, rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan Agama atau nilai Kemanusia’an yang beradab.
Kemaksiatan dan kemungkaran merajalela dalam pergaulan hidup mereka.
Pencurian dan perampasan harta milik merupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang.
Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka adalah perbuatan homoseks {liwat} di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya.
Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu merajalela di dalam masyarakat sehinggakan ianya merupakan suatu kebudaya’an bagi kaum Sadum.
Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari di ganggu oleh mereka,jika ia membawa barang-barang yang berharga maka di rampaslah barang-barangnya, jika ia melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat .
Akan tetapi jika pendatang itu seorang lelaki yang bermuka tampan dan berparas elok maka ia akan menjadi rebutan di antara mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang perempuan muda maka ia menjadi mangsa bagi pihak wanitanya pula.
Kepada masyarakat yang sudah sedemikian rupa runtuh moralnya dan sedemikian paras penyakit sosialnya di utuslah Nabi Luth sebagai pesuruh dan Rosul-Nya untuk mengangkat mereka dari lembah kenista’an ,kejahilan dan kesesatan serta membawa mereka alam yang bersih,bermoral dan berakhlak mulia.
Nabi Luth mengajak mereka beriman dan beribadah kepada Allooh meninggalkan kebiasaan mungkar menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan kejahatan yang di ilhamkan oleh iblis dan Syaitan,ia memberi penerang kepada mereka bahwa Allooh telah mencipta mereka dan alam sekitar mereka tidak meridhoi amal perbuatan mereka yang mendekati sifat dan tabi’at kebinatangan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusia’an dan bahwa Allooh akan memberi ganjaran setimpal dengan amal kebajikan mereka.
Yang berbuat baik dan beramal sholeh akan di ganjar dengan syurga di akhirat sedang yang melakukan perbuatan mungkar akan di balaskannya dengan memasukkannya ke dalam neraka Jahanam.
Nabi Luth berseru kepada mereka agar meninggalkan adat kebiasa’an
yaitu melakukan perbuatan homoseks dan lesbian karena perbuatan itu bertentangan dengan fitrah dan hati nurani Manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung di dalam pencipta’an Manusia menjadi dua jenis yaitu lelaki dan wanita,juga kepada mereka di beri nasehat dan di anjurkan supaya menghormati haq dan milik masing-masing dengan meninggalkan perbuatan perampasan, perampokan serta pencurian yang selalu mereka lakukan di antara sesama mereka dan terutama kepada pengunjung yang datang ke Sadum.
Di terangkan bahwa perbuatan_perbuatan itu akan merugikan mereka sendiri, karena akan menimbulkan kekacauan dan ketidak amanan di dalam negeri sehingga masing_masing dari mereka tidak merasa aman dan tenteram dalam hidupnya.
Demikianlah Nabi Luth melaksanakan da’wahnya sesuai dengan tugas Risalahnya, ia tidak henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau secara berseorangan mengajak agak mereka beriman dan percaya kepada Allooh menyembah-Nya melakukan amal sholeh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar.
Akan tetapi keruntuhan moral dan kerusakan akhlaq sudah berakar sangat di dalam pergaulan hidup mereka dan pengaruh hawa nafsu dan penyesatan Syaitan sudah begitu kuat menguasai tindak-tanduk mereka, maka da’wah dan ajakkan Nabi Luth yang di laksanakan dengan kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tanah yang subur di dalam hati dan fikiran mereka dan berlalu laksana suasana teriakan di tengah-tengah padang pasir .
Telinga-telinga mereka sudah menjadi pekak bagi ajaran-ajaran Nabi Luth sedang hati dan fikiran mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran -ajaran Syaitan dan iblis.
Akhirnya kaum Luth merasa dan kesal hati mendengar da’wah dan nasehat-nasehat Nabi Luth yang tidak putus-putus itu dan minta agar ia menghentikan aksi da’wahnya atau menghadapi pengusir dirinya dari sadum bersama semua keluarganya, dari pihak Nabi Luth pun sudah tidak ada harapan lagi masyarakat Sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan dan keruntuhan moral mereka dan bahwa meneruskan da’wah kepada mereka yang sudah buta-tuli hati dan fikiran serta mensia-siakan masa,obat satu-satunya menurut fikiran Nabi Luth untuk mencegah penyakit akhlaq itu yang sudah parah itu menular kepada tetangga-tetangga dekatnya, ialah dengan membasmi mereka dari atas bumi sebagai pembalasan ke atas terhadap kekerasan kepala mereka juga untuk menjadi ibrah dan pengajaran Umat-Umat di sekelilingnya, beliau memohon kepada Allooh agar kepada kaumnya masyarakat Sadum di beri pengajaran berupa azdab di dunia sebelum azdab yang menanti mereka di akhirat kelak.

Para Malaikat Tamunya Nabi Ibrohim Bertamu Kepada Nabi Luth;
Permohonan Nabi Luth dan do’anya di perkenankan dan di kabulkan oleh Allooh s.w.t .
Di kirimkanlah kepadanya tiga orang Malaikat menyamar sebagai Manusia biasa, mereka adalah Malaikat yang bertamu kepada Nabi Ibrohim dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq,dan memberitahu kepada mereka bahwa dia adalah utusan Allooh dengan tugas menurunkan azdab kepada kaum Luth penduduk kota Sadum.
Dalam kesempat an pertemuan mana Nabi Ibrohim telah mohon agar penurunan azdab ke atas kaum Sadum di tunda ,kalau-kalau mereka kembali sadar mendengarkan dan mengikuti ajakan Luth serta berthaubat dari segala maksiat dan perbuatan mungkar,juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrohim mohon agar anak saudaranya, Luth di selamatkan dari azdab yang akan di turunkan ke atas kaum Saum perminta’an mana oleh para Malaikat itu di terima dan di jamin bahwa Luth dan keluarganya tidak akan terkena azdab.
Para Malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai lelaki remaja yang berparas tampan dan bertubuh yang elok dan bagus.
Dalam perjalanan mereka hendak memasuki kota, mereka berselisih dengan seorang gadis yang cantik dan ayu sedang mengambil dari
sebuah perigi.
Para Malaikat atau lelaki remaja itu bertanya kepada si gadis kalau-kalau mereka di terima ke rumah sebagai tetamu.
Si gadis tidak berani memberi keputusan sebelum ia beruding terlebih dahulu dengan keluarganya,maka di tinggalkanlah para lelaki remaja itu oleh si gadis seraya ia pulang ke rumah cepat -cepat untuk memberitahu
ayahnya.
Si ayah yaitu Nabi Luth sendiri mendengar laporan puterinya menjadi binggung jawaban apa yang harus ia berikan kepada para pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waqtu,namun menerima tamu-tamu remaja yang berparas tampan nan rupawan akan mengundang risiko gangguan kepadanya dan kepada tamu-tamunya dari kaumnya yang tergila-gila oleh remaja-remaja yang mempunyai tubuh bagus dan wajah elok, sedangkan kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah harus bertanggung jawab terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.
Timbang punya timbang dan fikir punya fikir akhirnya di putuskan oleh Nabi Luth bahwa ia akan menerima mereka sebagai tamu di rumahnya apa pun yang akan terjadi sebagai akibat keputusannya ia pasrahkan kepada Allooh yang akan melindunginya.
Lalu pergilah ia sendiri menjemput tamu-tamu yang sedang menanti di pinggir kota dan di ajaklah mereka bersama-sama ke rumah pada sa’at kota Sadum sudah di liputi kegelapan dan Manusianya sudah nyenyak tidur di rumah masingmasing.
Nabi Luth berusaha dan berpesan kepada isterinya dan kedua puterinya agar merahasiakan kedatangan tamu-tamu, jangan sampai terdengar dan di ketahui oleh kaumnya,akan tetapi isteri Nabi Luth yang memang sehaluan dan sependirian dengan penduduk Sadum telah membocorkan berita kedatangan para tamu dan terdengarlah oleh pemuka-pemuka mereka bahwa Luth ada tetamu terdiri daripada remaja-remaja yang tampan parasnya dan memiliki tubuh yang sangat menarik bagi para penggemar homoseks.
Terjadilah apa yang di khuatirkan oleh Nabi Luth, begitu tersiar dari mulut ke mulut berita kedatangan tamu-tamu remaja di rumah Luth, berdatanglah mereka ke rumahnya untuk melihat para tamunya dan memuaskan nafsunya.
Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mereka dan berseru agar mereka kembali ke rumah masing-masing dan jangan menggunggu tamu-tamu yang datangnya dari jauh yang sepatutnya di hormati dan di muliakan .mereka di beri nasehat agar meninggalkan adat kebiasa’an yang keji itu yang bertentangan dengan fitrah Manusia dan kudrat alam di mana Tuhan telah menciptkan Manusia berpasangan antara lelaki dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan perkembangan Umat Manusia sebagai Makhluk yang termulia di atas bumi.
Nabi Luth berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mereka dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mereka di landa azdab dan siksa’an Allooh.
Seruan dan nasehat -nasehat Nabi Luth di hiraukan dan di pedulikan ,mereka bahkan mendesak akan mendobrak pintu rumahnya dengan paksa dan kekerasan kalau pintu tidak di buka dengan sukarela.
Merasa bahwa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus orang-orang penyerbu dari kaumnya itu yang akan memaksakan kehendaknya dengan kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus terang kepada para tamunya:
”Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam .
“Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fizikal yang dapat menolak kekerasan mereka ,tidak pula mempunyai keluarga atau sanak saudara yang di segani mereka yang dapat aku mintai pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalaukan gangguan terhadap tamu-tamuku di rumahku sendiri.
Begitu Nabi Luth selesai mengucapkan keluh-kesahnya para tamu segera mengenalkan diri kepadanya dan memberi identitasnya, bahwa
mereka adalah Malaikat-Malaikat yang menyamar sebagai Manusia yang bertamu kepadanya dan bahwa mereka datang ke Sadum untuk melaksanakan tugas menurunkan azdab dan siksa atas rakyatnya yang membangkang dan enggan membersihkan masyarakatnya dari segala kemungkaran dan kemaksiat yang keji dan kotor.
Kepad Nabi Luth para Malaikat itu menyarankan agar pintu rumahnya di buka lebar-lebar untuk memberi kesempat an bagi orang-orang yang haus homoseks itu masuk.
Namun malangnya apabila pintu di buka dan para penyerbu menindakkan kaki untuk masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mereka dan tidak dapat melihat sesuatu, mereka mengusap-usap mata, tetapi ternyata sudah menjadi buta.
Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam ke ada’an kacau balau berbentur antara satu dengan lain berteriak-teriak menanyakan gerangan apa yang menjadikan mereka buta dengan mendadak pada berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera
perkampungan itu bersama keluarganya, karena masanya telah tiba bagi azdab Allooh yang akan di timpakan.
Para Malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar perjalanan ke luar kota jangan seorang pun dari mereka menoleh ke belakang.
Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang isteri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sesuai dengan petunjuk para Malaikat yang menjadi tamunya.
Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tergamak meninggalkan kaumnya,ia berada di belakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti_henti menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para Malaikat yang telah di dengarnya sendiri dan begitu langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaqtu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafiq itu.
Getaran itu mendahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat di sertai angin yang kencang dan hujan batu sijjil yang menghancurkan dengan serta merta kota Sadum berserta semua penghuninya.
Demikianlah mu’jizat dan ayat Allooh yang di turunkan untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang.

Kisah Nabi Luth Di Dalam Al-Qur’an;
Kisah Nabi Luth dalam Al-Qur’an terdapat pada 85 ayat dalam 12 surah di antaranya surah “Al-Anbiyaa” ayat 74 dan 75 , surah “Asy-Syu’aro”
ayat 160 sehingga ayat 175 , surah “Hud” ayat 77 sehingga ayat 83 ,surah “Al-Qomar” ayat 33 sehingga 39 dan surah “At -Tahrim” ayat 10

Walloohu Alam.

     _______/|\______
  ¨¨¨¨¨¨¨˜°°˜¨¨¨¨¨¨
    SALAAM SILIWANGI