Kisah Nabi Zakaria As.
A. PENDAHULUAN;
Zakariya (Arab:
زكریا , Ibrani זְכַרְיָה Zakharia, Perjanjian Baru: Zechariah/
Zacharias) (sekitar 100 – 20 M) adalah salah seorang Nabi yang di sebut
di dalam Al Kitab dan Qur’an.
Ia di angkat menjadi Nabi pada tahun 2 SM dan di tugaskan berda’wah
kepada Bani Isro’il di Palestina.
Namanya di sebutkan sebanyak 8 kali di dalam Al-Quran.
Ia memiliki 1 orang anak dan wafat di Syam.
Zakaria bin Dan bin Muslim dari keturunan Rahbaam bin Sulaiman.
Zakaria bersaudara kandung dengan Imran, ia menikah dengan seorang
wanita
bernama Elisabeth.
Dalam situs web lain di katakan bahwa nama istrinya adalah
al-Yashbi’ masih keturunan dengan Harun Nabi Z akariya adalah
keturunan Nabi Sulaiman.
Ia di utus pada kaum Bani Isro’il.
Sudah sejak lama Nabi Zakariya mendambakan seorang anak,namun ke inginannya
belum juga terpenuhi walau ia sudah tua.
B. KISAH NABI ZAKARIYYA;
Suatu hari datanglah janda Imron
menyerahkan bayi perempuannya (Maryam) pada Nabi Zakariya untuk di asuh dan di besarkan sesuai dengan nazarnya.
Nabi Zakariya dan para imam Baitul Maqdis terkejut akan hal itu, sebab janda Imron sudah tua dan
rasanya tidak mungkin memperoleh anak.
Namun setelah mendapat penjelasan dari janda Imron bahwa kehamilannya
ialah kehendak Allooh SWT , merekapun mengerti.
Setelah itu timbul persoalan, siapakah yang berhak mengurus Maryam…?
Untuk pemecahannya, mereka mengundi dengan melemparkan pena ke
air.
"Barang siapa yang penanya mengapung, dialah yang berhak mengurus Maryam.
Ternyata pena Nabi Zakariya-lah yang mengapung sehingga beliau berhak menjadi
ayah asuh Maryam.
Semua kebutuhan Maryam di tanggung
Nabi Zakariya,namun kemudian rasa sayang Nabi Zakariya pada
Maryam berubah menjadi rasa takjub.
Suatu hari sa’at menengok Maryam, beliau
melihat ada buah-buahan di dekat Maryam, Ada juga buah-buahan yang
bukan musimnya.
Maryam menjelaskan bahwa semua itu berasal dari Allooh.
Nabi Zakariya takjub
dan tergetar,ia ingin mendapat kemulia’an dari Allooh SWT . Maka ia bermunajat
kepada-Nya, memohon di karuniai anak.
Allah SWT berfirman melalui Malaikat Jibril bahwa Nabi Zakariya
akan akan di karuniai anak bernama Yahya, dengan tanda tak bisa bicara selama 3
hari 3 malam.
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Yahya setelah itu istrinya
mengandung dan melahirkan anak lelaki dan di beri nama Yahya.
Seperti ayahnya, Yahya juga seorang Nabi.
Pada suatu ketika Nabi Yahya terbunuh karena perintah Raja
Herodus.
Kaum Bani Isro’il berharap pada Nabi Zakariya, hal itu menyebabkan
Raja Herodus marah dan memerintahkan untuk membunuh Nabi Zakariya.
Nabi Zakariya sendiri langsung pergi dari kejaran prajurit
Herodus.
Zakaria Mendambakan Anak Nabi Zakaria As, yaitu ayah Nabi Yahya sadar banyak anggota
keluarganya dari Bani Isro’il merupakan orang yang tidak beradab dan
gemar bermaksiat karena kedangkalan Iiman mereka,ia khawatir bila tiba
ajal dan tidak mempunyai keturunan yang dapat memimpin kaumnya,sehingga mereka
akan semakin merajalela dan sangat mungkin mengadakan perubahan-perubahan di
dalam kitab suci Taurat dan
menyalah gunakan hukum Agama.
Kecemasan itu mengusik pikiran Zakaria, dan ia sedih karena belum juga
mempunyai keturunan walau telah berusia 90 tahun,ia agak terhibur ketika mengasuh
Maryam yang di anggap sebagai anak kandungnya sendiri.
Akan tetapi rasa sedihnya dan ke inginanya untuk memperoleh keturunan
timbul kembali ketika ia menyaksikan mu’jizat hidangan makanan di mihrab Maryam,ia
berfikir di dalam hatinya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allooh.
Allooh yang telah memberi rezeqi kepada
Maryam dalam ke ada’an seorang diri dan tidak berdaya.
Allooh pasti berkuasa memberinya keturunan bila dengan
kehendak-Nya walaupun usianya sudah lanjut dan rambutnya sudah penuh uban.
Zakaria Berdo’a Kepada Allooh SWT;
Pada suatu malam yang telah larut , Zakaria duduk di mihrabnya mengheningkan cipta kepada Allooh dan bermunajat serta berdo’a
dengan khusyu’ dan yaqin,dengan suara yang lemah lembut dia berdo’a:
“Ya Tuhanku, berikanlah aku seorang putera yang akan mewarisiku
dan mewarisi sebahagian dari keluarga Ya’qub, yang akan meneruskan pimpinan dan tuntunanku kepada Bani Isro’il.
"Aku cemas sepeninggalku nanti anggota-anggota keluargaku akan
rusak kembali aqidah dan Iimannya bila aku tinggalkan tanpa seorang pemimpin
yang akan
menggantikanku.
“Ya Tuhanku, tulangku telah menjadi lemah dan kepalaku telah di
penuhi uban, sedang isteriku adalah seorang perempuan mandul.
“Namun kekuasa’anmu tidak terbatas, dan aku berdo’a Engkau
berkenan mengkaruniakan seorang anak yang sholeh dan Engkau Ridhoi padaku.
Allooh Mengabulkan Do’a Zakaria;
Kemudian Allooh menjawab Do’a Zakaria dan berfirman :
“Wahai Zakaria,kami sampaikan kabar gembira padamu, kamu akan
mendapatkan seorang anak laki-laki bernama Yahya yang sholeh dan membenarkan
kitab-kitab Allooh, menjadi pemimpin yang di anut , menahan diri dari nafsu dan
goda’an syaithon, dan kelak akan menjadi seorang Nabi.
Kemudian Zakaria berkata:
“Ya Allooh, bagaimana aku dapat memperoleh keturunan sedang istriku
seorang yang mandul dan akupun sudah lanjut usia.
Allooh berfirman:
“Hal demikian itu adalah mudah bagi-Ku.
“Tidakkah telah Kuciptakan kamu, sedangkan waqtu itu kamu tidak
ada sama sekali.
C. NABI ZAKARIA DALAM ALQURAN;
Kisah Nabi Zakaria dalam Al-Qur’an ada di dalam Surah Maryam : 1 -15
1. Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shood
2. (Yang di bacakan ini adalah) penjelasan tentang Rahmat Tuhanmu kepada
hamba-Nya, Zakaria.
3. Yaitu tatkala ia berDo’a kepada Tuhannya dengan suara yang
lembut .
4. Ia berkata:
”Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah
di penuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berDo’a kepada Engkau, ya Tuhanku.
5. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku,sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera,
6. Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’kub;
dan
jadikanlah ia, ya Tuhanku seorang yang di Ridhoi”.
7. Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya yang sebelumnya,Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.
8. Zakaria berkata :
“Ya Tuhanku, bagaimana akan ada seorang anak bagiku, padahal isteriku
adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur
yang sangat tua”.
9. Allooh berfirman :
“Demikianlah”. Tuhan berfirman :
“Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan
kamu sebelum itu,padahal kamu (di waqtu itu) belum ada sama sekali”.
10. Zakaria berkata :
“Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda”. Tuhan berfirman;
“Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan Manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat ”.
11. Maka ia keluar dari mihrob menuju kaumnya, lalu ia memberi
isyarat kepada mereka;
“Hendaklah kamu bertasbih di waqtu pagi dan petang.
12. Hai Yahya, ambillah Al-Kitab (Taurat ) itu dengan
sungguh-sungguh dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak,
13. Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan
kesucian (dari dosa).
Dan ia adalah seorang yang bertaqwa,
14. Dan seorang yang berbakti kepada dua orang tuanya, dan
bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.
15. Kesejahtera’an atas dirinya pada hari ia di lahirkan, dan pada
hari ia meninggal
dan pada hari ia di bangkitkan hidup kembali.
Walloohu A’lam.
_______/|\______
¨¨¨¨¨¨¨˜°♥°˜¨¨¨¨¨¨
SALAAM
SILIWANGI