5.Kisah Nabi Sholeh As.
A. Muqoddimah
Shaleh (Bahasa
Arab صالح , Al Kitab: Shelah) (sekitar 2150-2080
SM) adalah salah seorang Nabi dan Rosul dalam agama Islaam yang di utus kepada Kaum Tsamūd.
Ia di angkat menjadi Nabi pada tahun 2100 SM. Dia telah di berikan
mu’jizat yaitu se’ekor unta betina yang di keluarkan dari celah batu dengan izdin
Allooh yakni bagi menunjukkan kebesaran Allooh kepada kaum Tsamud.
Malangnya, kaum Tsamud masih mengingkari ajaran Shaleh, mereka membunuh
unta betina tersebut .
Akhirnya kaum Tsamud di balas dengan azdab yang amat dahsyat yaitu
dengan satu pekikan dari Malaikat Jibril yang menyebabkan tubuh mereka hancur
berai.
B. Kisah Nabi Sholeh As;
Tsamud adalah nama suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah di masukkan
bagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa
Yahudi.
Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama ” Alhijir ”
terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan di kuasai
suku Aad yang telah habis binasa di sapu angin taufan yang di kirim oleh Allooh
sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap da’wah
dan risalah Nabi Hud A.S.
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekaya’an alam yang dahulu di
miliki dan di nikmati oleh kaum Aad telah di warisi oleh kaum Tsamud.
Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah,
binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag
indah-indah,bangunan rumah-rumah yang di dirikan di atas tanah yang datar dan di
pahatnya dari gunung.
Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram ,sejahtera dan bahagia,
merasa aman dari segala gangguan alamiah dan bahwa kemewahan hidup mereka akan
kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan.
Tuhan Mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja,
kepadanya mereka berqurban, tempat mereka minta perlindungan dari segala bala
dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebagia’an mereka tidak dapat
melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dapat mereka jangkau dengan
pancaindera.
1. Nabi Sholeh Berda’wah Kepada
Kaum Tsamud;
Allooh Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan
hamba-hamba_Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa di utusnya Nabi
pesuruh di sisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari
jalan yang sesat ke jalan yang benar.
Demikian pula Allooh tidak akan menurunkan azdab dan siksa’an
kepada suatu Umat sebelum mereka di peringatkan dan di beri petunjukkan oleh-Nya
dengan perantara seorang yang di pilih untuk menjadi utusan dan Rosul-Nya.
Sunnatullooh ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada
mereka telah di utuskan Nabi Sholeh seorang yang telah di pilih-Nya dari suku
mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan di hormati oleh kaumnya, terkenal
tangkas, cerdik pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Di kenalkan mereka oleh Nabi Sholeh kepada Tuhan yang patut mereka
sembah,Tuhan Allooh Yang Maha Esa, yang telah mencipta mereka, menciptakan alam
sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan-bahan
keperluan hidup mereka, mencipta binatang_binatang yang memberi manfa’at dan
berguna bagi mereka dan dengan demikian memberi kepada mereka kenikmatan dan
kemewahan hidup dan kebagia’an lahir dan bathin.
Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan patung-patung
yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi
sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.
Nabi Sholeh memperingatkan mereka bahwa ia adalah seorang dari pada
mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah,mereka
adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku
dengan mereka,ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak
akan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian,
kesengsara’an dan kebinasa’an bagi mereka,ia menerangkan kepada mereka bahwa
ianya adalah pesuruh dan utusan Allooh, dan apa yang di ajarkan dan di da’wahkan
kepada mereka adalah amanat Allooh yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup mereka
dan sesudah mereka mati di akhirat kelak,ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan sungguh-sungguh apa yang
ia serukan dan anjurkan dan agar mereka segera meninggalkan persembahan kepada
berhala-berhala itu dan percaya beriman kepada Allooh Yang Maha Esa seraya berthaubat dan mohon ampun kepada-Nya
atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mereka
lakukan.
Allooh Maha Dekat kepada mereka mendengarkan do’a mereka dan
memberi ampun kepada yang salah bila di mintanya.
Terperanjatlah kaum Sholeh mendengar seruan dan da’wahnya yang bagi
mereka merupakan hal yang baru yang tidak di duga akan datang
dari saudara atau anak mereka sendiri.
Maka serentak di tolaklah ajakan Nabi Sholeh itu seraya berkata
mereka kepadanya:
”Wahai Sholeh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan
cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbanganmu selalu tepat .
"Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat
yang terpuji.
“Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpin kami menyelesaikan
hal-hal yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap
bagi kami dan menjadi ikutan dan kepercaya’an kami di kala kami menghadapi
krisis dan kesusahan.
Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercaya’an
kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang
menyalahi adat-istiadat dan tata cara hidup kami.
“Apakah yang engkau serukan kepada kami?
“Engkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan
nenek moyang kami, persembahan dan Agama yang telah menjadi darah daging kami
menjadi sebagian hidup kami sejak kami di lahirkan dan tetap menjadi pegangan
untuk selama-lamanya.
“Kami sesekali tidak akan meninggalkannya karena seruanmu dan kami
tidak akan mengikutimu yang sesat itu.
“Kami tidak mempercayai cakap-cakap kosongmu bahkan meragukan
keNabianmu.
“Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dengan meninggalkan
persembahan mereka dan mengikuti jejakmu.
Nabi Sholeh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar
mengikuti ajakannya beriman kepada Allooh yang telah mengurniai mereka rezeqi
yang luas dan penghidupan yang sejahtera.
Di ceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat siksa dan
azdab dari Allooh karena menentang Rosul-Nya dan mendustakan risalah-Nya.
Hal yang serupa itu dapat terjadi di atas mereka jika mereka tidak
mau menerima da’wahnya dan mendengar nasehatnya, yang di berikannya secara
ikhlash dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga besar mereka dan yang tidak
mengharapkan atau menuntut upah dari pada mereka atas usahanya itu,ia hanya
menyampaikan amanat Allooh yang di tugaskan kepadanya dan Alloohlah yang akan memberinya upah dan ganjaran
untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mereka.
Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakkannya terdiri dari
orang-orang yang kedudukan sosial lemah menerima da’wah Nabi Sholeh dan beriman
kepadanya sedangkan sebagian yang terbesar terutamanya mereka yang tergolong
orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri
menolak ajakan Nabi Sholeh dan mengingkari keNabiannya dan berkata kepadanya:
”Wahai Sholeh! Kami kira bahwa engkau telah kerasukan Syaitan dan
terkena sihir.
“Engkau telah menjadi sinting dan menderita sakit gila.
“Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau
dengan tidak sadar telah mengeluarkan kata-kata ucapan yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya.
Engkau mengaku bahwa engkau telah di utuskan oleh Tuhanmu sebagai
Nabi dan Rosul-Nya.
“Apakah kelebihanmu dari pada kami semua sehingga engkau di pilih
menjadi Rosul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih patut dan
lebih pandai untuk menjadi Nabi atau Rosul dari pada engkau.
“Tujuanmu dengan omong kosong dan kata-katamu hanyalah untuk
mengejar kedudukan dan ingin di angkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu.
“Jika engkau merasa bahwa engkau sehat badan dan sehat fikiran dan
mengaku bahwa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam
da’wahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan Agama barumu dengan mencerca
persembahan kami dan nenek moyangmu sendiri.
“Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah
di tempuh oleh orang-orang tua kami lebih dahulu.
Nabi Sholeh menjawab:
”Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku tidak
mengharapkan sesuatu apapun daripadamu sebagai imbalan atas usahaku memberi
tuntunandan penerangan kepada kamu.
“Aku tidak mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan
kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allooh
dan daripada-Nya kelak aku harapkan balasan dan ganjaran untuk itu,dan
bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat Tuhan kepadaku,
padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran da’wahku.
“Janganlah sesekali kamu harapkan bahwa aku akan melanggar
perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya semata-mata untuk melanjutkan persembahan nenek moyang kami
yang bathil itu…
“Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azdab Tuhan jika
aku berbuat demikian?
“Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku
dengan seruanmu itu.
Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha da'wah Nabi Sholeh
dan di lihatnya ia bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutinya dan berpihak
kepadanya para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus da’wahnya yang makin lama makin mendapat
perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat, mereka
menentang Nabi Sholeh dan untuk membuktikan kebenaran keNabiannya dengan suatu
bukti mu’jizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar
kekuasa’an Manusia.
2. Allooh Memberi Mu’jizat Kepada
Nabi Sholeh A.S;
Nabi Sholeh sadar bahwa tentangan kaumnya yang menuntut bukti daripadanya
berupa mu’jizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan
mengikis habis kewibawa’annya di mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan
mereka.
Nabi Sholeh membalas tantangan mereka dengan menuntut janji dengan
mereka bila ia berhasil mendatangkan mu’jizat yang mereka minta bahwa mereka
akan meninggalkan Agama dan persembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Sholeh
dan beriman kepadanya.
Sesuai dengan perminta’an dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdo’alah
Nabi Sholeh memohon kepada Allooh agar memberinya suatu mu’jizat untuk
membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tantangan
kaumnya yang masih berkeras kepala itu,ia memohon dari Allooh dengan
kekuasa’an-Nya menciptakan se’ekor unta betina di keluarkannya dari perut
sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.
Maka sejurus kemudian dengan izdin Allooh Yang Maha Kuasa lagi
Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang di tunjuk itu dan keluar dari perutnya
se’ekor unta betina, dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari
perut batu besar itu berkatalah Nabi Sholeh kepada mereka:
”Inilah dia unta Allooh,janganlah kamu ganggu dan biarkanlah ia
mencari makanannya sendiri di atas bumi Allooh ia mempunyai giliran untuk mendapatkan
air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendapat kan minum bagimu dan bagi ternakanmu
juga dan ketahuilah bahwa Allooh akan menurunkan azdab-Nya bila kamu sampai
mengganggu binatang ini.
Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput
sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan,dan ketika giliran minumnya tiba pergilah
unta itu ke sebuah perigi yang di beri nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya dan pada hari-hari giliran unta Nabi Sholeh
itu datang minum tiada se’ekor binatang lain berani menghampirinya, hal mana
menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa adanya unta Nabi Sholeh di tengah-tengah
mereka itu merupakan gangguan laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.
Dengan berhasilnya Nabi Sholeh mendatangkan mu’jizat yang mereka
tuntut gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan
kehormatan dan menghilangkan pegaruh Nabi Sholeh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercaya’an para pengikutnya
dan menghilang banyak keraguan dari kaumnya.
Maka di hasutlah oleh mereka pemilik-pemilik ternakan yang merasa
jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Sholeh yang merajalela di ladang
dan kebun-kebun mereka serta di takuti oleh binatang-binatang pelihara’annya.
3. Unta Nabi Saleh Di Bunuh;
Persekongkolan di adakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur
rancangan pembunuhan unta Nabi Sholeh dan selagi orang masih di bayangi oleh
rasa takut dari azdab yang di ancam oleh Nabi Sholeh bila untanya di ganggu di
samping adanya dorongan ke inginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu
dari atas bumi mereka, muncullah tiba_tiba seorang janda bangsawan yang kaya
raya menawarkan akan menyerah dirinya kepada siapa yang dapat membunuh unta Sholeh.
Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang mempunyai
beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seorang dari
puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu.
Dua macam hadiah yang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping
hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda’ bin
Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan bagi
meraih hadiah yang di janjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan di terimanya
dari para kafir suku Tsamud bila unta Nabi Sholeh telah mati di bunuh.
Dengan bantuan tujuh orang lelaki lagi bersembunyilah kumpulan itu
di suatu tempat di mana biasanya di lalui oleh unta dalam perjalanannya ke
perigi tempat ianya minum, dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu
segeralah di panah betisnya oleh Musadda’ yang di susul oleh Gudar dengan
menikamkan pedangnya di perutnya.
Dengan perasa’an megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke
ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Sholeh yang mendapat sambut an
sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin se’akanakan mereka
kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang gemilang.
Berkata mereka kepada Nabi Sholeh:
”Wahai Sholeh!
“Untamu telah mati di bunuh, cobalah datangkan akan apa yang
engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu di ganggu, jika engkau
betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya…
Nabi Sholeh menjawab:
”Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allooh akan menurunkan azdab-Nya
atas kamu jika kamu mengganggu unta itu.
Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan
tibanya masa azdab yang Allooh telah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu…
“Kamu telah menentang Allooh dan terimalah kelak akibat tentanganmu
kepada-Nya…
“Janji Allooh tidak akan meleset…
“Kamu boleh bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini
kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari ke empat .
Demikianlah kehendak Allooh dan taqdir-Nya yang tidak dapat di
tunda atau di halang.
Ada kemungkinan menurut sementara ahli tafsir bahwa Allooh melalui
Rosul-Nya Nabi Sholeh memberi waqtu tiga hari itu untuk memberi kesempatan,
kalau-kalau mereka sadar akan dosanya dan berthaubat minta ampun serta beriman
kepada Nabi Sholeh kepada risalahnya.
Akan tetapi dalam kenyata’annya tempoh tiga hari itu bahkan
menjadi bahan ejekan kepada Nabi Sholeh yang di tentangnya untuk mempercepat
datangnya azdab itu dan tidak usah di tangguhkan tiga hari lagi.
4. Turunnya Azdab Allooh Yang Di Janjikan;
Nabi Sholeh memberitahu kaumnya bahwa azdab Allooh yang akan menimpa
di atas mereka akan di dahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila
mereka terbangun dari tidurnya akan menemui wajah mereka menjadi kuning dan
berubah menjadi merah pada hari ke dua dan hitam pada hari ke tiga dan pada
hari ke empat turunlah azdab Allooh yang pedih.
Mendengar ancaman azdab yang di beritahukan oleh Nabi Sholeh
kepada kaumnya kelompok sembilan orang ialah kelompok pembunuh unta merancang
pembunuhan atas diri Nabi Sholeh mendahului tibanya azdab yang di ancamkan itu,mereka
mengadakan pertemuan rahasia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan
pembunuhan itu di waqtu malam, di sa’at orang masih tidur nyenyak untuk menghindari
tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Sholeh, jika di ketahui identitas mereka
sebagai pembunuhnya.
Rancangan mereka ini di rahasiakan sehingga tidak di ketahui dan
di dengar oleh siapa pun kecuali ke sembilan orang itu sendiri.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Sholeh bagi melaksanakan rancangan
jahatnya di malam yang gelap-gulita dan sunyi-senyap berjatuhanlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang tidak di
ketahui dari arah mana datangnya dan yang seketika merebahkan mereka di atas tanah dalam ke ada’an tidak bernyawa lagi.
Demikianlah Allooh telah melindingi Rosul-Nya dari perbuatan jahat
hamba-hamba-Nya yang kafir.
Satu hari sebelum hari turunnya azdab yang telah di tentukan itu,
dengan izdin Allooh berangkatlah Nabi Sholeh bersama para Mu’minin pengikutnya menuju
Ramlah, sebuah tempat di Palestin, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud
habis binasa, di timpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi
yang mengerikan.
5. Kisah Nabi Sholeh Dalam Al-Qur’an;
Kisah Nabi Sholeh di ceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah di antaranya
surah Al-A’roof , ayat 73 hingga 79, surah ” Hud ” ayat 61
sehingga ayat 68 dan surah ” Al-Qomar ” ayat 23 sehingga ayat 32.
6. Pelajaran Yang Dapat Di Ambil
Dari Kisah Nabi Sholeh A.S;
Pengajaran yang menonjol yang dapat di petik dari kisah Nabi Sholeh
ini ialah bahwa dosa dan perbuatan mungkar yang di lakukan oleh sekelompok kecil
warga masyarakat dapat berakibat negatif yang membinasakan masyarakat itu seluruhnya.
Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu
bersih dari atas bumi karena dosa dan pelanggaran perintah
Allooh yang di lakukan oleh beberapa gelintir orang pembunuh unta
Nabi Sholeh A.S.
Di sinilah letaknya hikmah perintah Allooh agar kita melakukan
amar Ma’ruf nahi mungkar, karena dengan melakukan tugas amar ma’ruf nahi mungkar
yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah
kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan lindungan kita ,kita telah
membebaskan diri dari dosa menyet ujui atau merestui perbuatan mungkar itu.
Bersikap pasif acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang
berlaku di depan mata dapat di artikan sebagai persetujuan dan
penyekutuan terhadap perbuatan mungkar itu.
Walloohu A’lam.
_______/|\______
¨¨¨¨¨¨¨˜°♥°˜¨¨¨¨¨¨
SALAAM
SILIWANGI