Sabtu, 14 September 2019

5.Kisah Nabi Sholeh As




5.Kisah Nabi Sholeh As.
A. Muqoddimah
Shaleh (Bahasa Arab صالح , Al Kitab: Shelah) (sekitar 2150-2080 SM) adalah salah seorang Nabi dan Rosul dalam agama Islaam yang di utus kepada Kaum Tsamūd.
Ia di angkat menjadi Nabi pada tahun 2100 SM. Dia telah di berikan mu’jizat yaitu se’ekor unta betina yang di keluarkan dari celah batu dengan izdin Allooh yakni bagi menunjukkan kebesaran Allooh kepada kaum Tsamud.
Malangnya, kaum Tsamud masih mengingkari ajaran Shaleh, mereka membunuh unta betina tersebut .
Akhirnya kaum Tsamud di balas dengan azdab yang amat dahsyat yaitu dengan satu pekikan dari Malaikat Jibril yang menyebabkan tubuh mereka hancur berai.
B. Kisah Nabi Sholeh As;
Tsamud adalah nama suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah di masukkan bagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi.
Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama ” Alhijir ” terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan di kuasai suku Aad yang telah habis binasa di sapu angin taufan yang di kirim oleh Allooh sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap da’wah dan risalah Nabi Hud A.S.
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekaya’an alam yang dahulu di miliki dan di nikmati oleh kaum Aad telah di warisi oleh kaum Tsamud.
Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah-indah,bangunan rumah-rumah yang di dirikan di atas tanah yang datar dan di pahatnya dari gunung.
Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram ,sejahtera dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alamiah dan bahwa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan.
Tuhan Mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berqurban, tempat mereka minta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebagia’an mereka tidak dapat melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dapat mereka jangkau dengan pancaindera.

1. Nabi Sholeh Berda’wah Kepada Kaum Tsamud;
Allooh Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba_Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa di utusnya Nabi pesuruh di sisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang benar.
Demikian pula Allooh tidak akan menurunkan azdab dan siksa’an kepada suatu Umat sebelum mereka di peringatkan dan di beri petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang yang di pilih untuk menjadi utusan dan Rosul-Nya.
Sunnatullooh ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka telah di utuskan Nabi Sholeh seorang yang telah di pilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan di hormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Di kenalkan mereka oleh Nabi Sholeh kepada Tuhan yang patut mereka sembah,Tuhan Allooh Yang Maha Esa, yang telah mencipta mereka, menciptakan alam sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup mereka, mencipta binatang_binatang yang memberi manfa’at dan berguna bagi mereka dan dengan demikian memberi kepada mereka kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebagia’an lahir dan bathin.
Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.
Nabi Sholeh memperingatkan mereka bahwa ia adalah seorang dari pada mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah,mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mereka,ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian, kesengsara’an dan kebinasa’an bagi mereka,ia menerangkan kepada mereka bahwa ianya adalah pesuruh dan utusan Allooh, dan apa yang di ajarkan dan di da’wahkan kepada mereka adalah amanat Allooh yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup mereka dan sesudah mereka mati di akhirat kelak,ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan sungguh-sungguh apa yang ia serukan dan anjurkan dan agar mereka segera meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala itu dan percaya beriman kepada Allooh Yang Maha Esa seraya berthaubat dan mohon ampun kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mereka
lakukan.
Allooh Maha Dekat kepada mereka mendengarkan do’a mereka dan memberi ampun kepada yang salah bila di mintanya.
Terperanjatlah kaum Sholeh mendengar seruan dan da’wahnya yang bagi mereka merupakan hal yang baru yang tidak di duga akan datang
dari saudara atau anak mereka sendiri.
Maka serentak di tolaklah ajakan Nabi Sholeh itu seraya berkata mereka kepadanya:
”Wahai Sholeh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbanganmu selalu tepat .
"Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji.
“Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpin kami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi ikutan dan kepercaya’an kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan.
Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercaya’an kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan tata cara hidup kami.
“Apakah yang engkau serukan kepada kami?
“Engkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang kami, persembahan dan Agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi sebagian hidup kami sejak kami di lahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk selama-lamanya.
“Kami sesekali tidak akan meninggalkannya karena seruanmu dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu.
“Kami tidak mempercayai cakap-cakap kosongmu bahkan meragukan keNabianmu.
“Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dengan meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti jejakmu.
Nabi Sholeh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allooh yang telah mengurniai mereka rezeqi yang luas dan penghidupan yang sejahtera.
Di ceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat siksa dan azdab dari Allooh karena menentang Rosul-Nya dan mendustakan risalah-Nya.
Hal yang serupa itu dapat terjadi di atas mereka jika mereka tidak mau menerima da’wahnya dan mendengar nasehatnya, yang di berikannya secara ikhlash dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga besar mereka dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah dari pada mereka atas usahanya itu,ia hanya menyampaikan amanat Allooh yang di tugaskan kepadanya dan Alloohlah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mereka.
Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakkannya terdiri dari orang-orang yang kedudukan sosial lemah menerima da’wah Nabi Sholeh dan beriman kepadanya sedangkan sebagian yang terbesar terutamanya mereka yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Sholeh dan mengingkari keNabiannya dan berkata kepadanya:
”Wahai Sholeh! Kami kira bahwa engkau telah kerasukan Syaitan dan terkena sihir.
“Engkau telah menjadi sinting dan menderita sakit gila.
“Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau dengan tidak sadar telah mengeluarkan kata-kata ucapan yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya.
Engkau mengaku bahwa engkau telah di utuskan oleh Tuhanmu sebagai Nabi dan Rosul-Nya.
“Apakah kelebihanmu dari pada kami semua sehingga engkau di pilih menjadi Rosul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih patut dan lebih pandai untuk menjadi Nabi atau Rosul dari pada engkau.
“Tujuanmu dengan omong kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar kedudukan dan ingin di angkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu.
“Jika engkau merasa bahwa engkau sehat badan dan sehat fikiran dan mengaku bahwa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam da’wahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan Agama barumu dengan mencerca persembahan kami dan nenek moyangmu sendiri.
“Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah di tempuh oleh orang-orang tua kami lebih dahulu.
Nabi Sholeh menjawab:
”Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku tidak mengharapkan sesuatu apapun daripadamu sebagai imbalan atas usahaku memberi tuntunandan penerangan kepada kamu.
“Aku tidak mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allooh dan daripada-Nya kelak aku harapkan balasan dan ganjaran untuk itu,dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat Tuhan kepadaku, padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran da’wahku.
“Janganlah sesekali kamu harapkan bahwa aku akan melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya semata-mata untuk melanjutkan persembahan nenek moyang kami yang bathil itu…
“Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azdab Tuhan jika aku berbuat demikian?
“Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku dengan seruanmu itu.
Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha da'wah Nabi Sholeh dan di lihatnya ia bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutinya dan berpihak kepadanya para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus da’wahnya yang makin lama makin mendapat perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat, mereka menentang Nabi Sholeh dan untuk membuktikan kebenaran keNabiannya dengan suatu bukti mu’jizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasa’an Manusia.
2. Allooh Memberi Mu’jizat Kepada Nabi Sholeh A.S;
Nabi Sholeh sadar bahwa tentangan kaumnya yang menuntut bukti daripadanya berupa mu’jizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawa’annya di mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mereka.
Nabi Sholeh membalas tantangan mereka dengan menuntut janji dengan mereka bila ia berhasil mendatangkan mu’jizat yang mereka minta bahwa mereka akan meninggalkan Agama dan persembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Sholeh dan beriman kepadanya.
Sesuai dengan perminta’an dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdo’alah Nabi Sholeh memohon kepada Allooh agar memberinya suatu mu’jizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tantangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu,ia memohon dari Allooh dengan kekuasa’an-Nya menciptakan se’ekor unta betina di keluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.
Maka sejurus kemudian dengan izdin Allooh Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang di tunjuk itu dan keluar dari perutnya se’ekor unta betina, dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi Sholeh kepada mereka:
”Inilah dia unta Allooh,janganlah kamu ganggu dan biarkanlah ia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allooh ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendapat kan minum bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allooh akan menurunkan azdab-Nya bila kamu sampai mengganggu binatang ini.
Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan,dan ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yang di beri nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya dan pada hari-hari giliran unta Nabi Sholeh itu datang minum tiada se’ekor binatang lain berani menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa adanya unta Nabi Sholeh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.
Dengan berhasilnya Nabi Sholeh mendatangkan mu’jizat yang mereka tuntut gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pegaruh Nabi Sholeh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercaya’an para pengikutnya dan menghilang banyak keraguan dari kaumnya.
Maka di hasutlah oleh mereka pemilik-pemilik ternakan yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Sholeh yang merajalela di ladang dan kebun-kebun mereka serta di takuti oleh binatang-binatang pelihara’annya.
3. Unta Nabi Saleh Di Bunuh;
Persekongkolan di adakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Sholeh dan selagi orang masih di bayangi oleh rasa takut dari azdab yang di ancam oleh Nabi Sholeh bila untanya di ganggu di samping adanya dorongan ke inginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mereka, muncullah tiba_tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya menawarkan akan menyerah dirinya kepada siapa yang dapat membunuh unta Sholeh.
Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu.
Dua macam hadiah yang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda’ bin Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan bagi meraih hadiah yang di janjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan di terimanya dari para kafir suku Tsamud bila unta Nabi Sholeh telah mati di bunuh.
Dengan bantuan tujuh orang lelaki lagi bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya di lalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempat ianya minum, dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah di panah betisnya oleh Musadda’ yang di susul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.
Dengan perasa’an megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Sholeh yang mendapat sambut an sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin se’akanakan mereka kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang gemilang.
Berkata mereka kepada Nabi Sholeh:
”Wahai Sholeh!
“Untamu telah mati di bunuh, cobalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu di ganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya…
Nabi Sholeh menjawab:
”Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allooh akan menurunkan azdab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu.
Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azdab yang Allooh telah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu…
“Kamu telah menentang Allooh dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya…
“Janji Allooh tidak akan meleset…
“Kamu boleh bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari ke empat .
Demikianlah kehendak Allooh dan taqdir-Nya yang tidak dapat di tunda atau di halang.
Ada kemungkinan menurut sementara ahli tafsir bahwa Allooh melalui Rosul-Nya Nabi Sholeh memberi waqtu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mereka sadar akan dosanya dan berthaubat minta ampun serta beriman kepada Nabi Sholeh kepada risalahnya.
Akan tetapi dalam kenyata’annya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan kepada Nabi Sholeh yang di tentangnya untuk mempercepat datangnya azdab itu dan tidak usah di tangguhkan tiga hari lagi.
4. Turunnya Azdab Allooh Yang Di Janjikan;
Nabi Sholeh memberitahu kaumnya bahwa azdab Allooh yang akan menimpa di atas mereka akan di dahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidurnya akan menemui wajah mereka menjadi kuning dan berubah menjadi merah pada hari ke dua dan hitam pada hari ke tiga dan pada hari ke empat turunlah azdab Allooh yang pedih.
Mendengar ancaman azdab yang di beritahukan oleh Nabi Sholeh kepada kaumnya kelompok sembilan orang ialah kelompok pembunuh unta merancang pembunuhan atas diri Nabi Sholeh mendahului tibanya azdab yang di ancamkan itu,mereka mengadakan pertemuan rahasia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waqtu malam, di sa’at orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Sholeh, jika di ketahui identitas mereka sebagai pembunuhnya.
Rancangan mereka ini di rahasiakan sehingga tidak di ketahui dan di dengar oleh siapa pun kecuali ke sembilan orang itu sendiri.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Sholeh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang gelap-gulita dan sunyi-senyap berjatuhanlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang tidak di ketahui dari arah mana datangnya dan yang seketika merebahkan mereka di atas tanah dalam ke ada’an tidak bernyawa lagi.
Demikianlah Allooh telah melindingi Rosul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.
Satu hari sebelum hari turunnya azdab yang telah di tentukan itu, dengan izdin Allooh berangkatlah Nabi Sholeh bersama para Mu’minin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestin, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, di timpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.
5. Kisah Nabi Sholeh Dalam Al-Qur’an;
Kisah Nabi Sholeh di ceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah di antaranya
surah Al-A’roof , ayat 73 hingga 79, surah ” Hud ” ayat 61 sehingga ayat 68 dan surah ” Al-Qomar ” ayat 23 sehingga ayat 32.
6. Pelajaran Yang Dapat Di Ambil Dari Kisah Nabi Sholeh A.S;
Pengajaran yang menonjol yang dapat di petik dari kisah Nabi Sholeh ini ialah bahwa dosa dan perbuatan mungkar yang di lakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat dapat berakibat negatif yang membinasakan masyarakat itu seluruhnya.
Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu bersih dari atas bumi karena dosa dan pelanggaran perintah
Allooh yang di lakukan oleh beberapa gelintir orang pembunuh unta Nabi Sholeh A.S.
Di sinilah letaknya hikmah perintah Allooh agar kita melakukan amar Ma’ruf nahi mungkar, karena dengan melakukan tugas amar ma’ruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan diri dari dosa menyet ujui atau merestui perbuatan mungkar itu.
Bersikap pasif acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata dapat di artikan sebagai persetujuan dan
penyekutuan terhadap perbuatan mungkar itu.

Walloohu Alam.

     _______/|\______
  ¨¨¨¨¨¨¨˜°°˜¨¨¨¨¨¨
    SALAAM SILIWANGI