9.Kisah Nabi Ishaq As.
A. Pendahuluan
Nama Ishaq berasal dari bahasa Yahudi Yiṣḥāq yang berarti tertawa / tersenyum. Kata itu di dapatkan
dari ibunya, Sarah yang tersenyum tidak percaya ketika mendapatkan kabar gembira
dari Malaikat Jibril.
Ishaq (Yahudi:
יִצְחָק , Standar Yiẓḥaq Tiberian Yiṣḥāq ; Arab: إِسْحَاقَ , ʾIsḥāq) (sekit ar 1761 SM – 1638 SM)
adalah putra kedua Nabi Ibrohim setelah Ismail yang beribu Sarah dan merupakan
orang tua dari Nabi Yaqub.
Ishaq di utus untuk masyarakat Kana’an di wilayah Al-Kholil Palestina.
Kisah
Nabi Ishaq sangat sedikit di cerit akan dalam Al-Qur’an. Nabi
Ishaq di sebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 15 kali,sSedangkan ke utama’an Nabi
Ishaq di sebutkan 9 kali dan keNabian Ishaq 10 kali.
Di katakan bahwa ia memiliki 2 anak dan meninggal di Alkholil
Hebron Palestina.
Ishak bin Ibrohim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra’u bin Falij
bin ‘Abir bin Syalih bin Arf ahsad bin Syam bin Nuh, Ishaq menikah dengan
Revkah binti Bethul menikah pada tahun 2088 SM.
Dari pernikahan ini Ishaq memiliki dua anak kembar Yaqub dan
Esau (‘Aysu).
B. Kisah Nabi Ishaq As;
Nabi Ishaq adalah
putera nabi Ibrohim dari isterinya Sarah, sedang Nabi Ismail adalah puteranya
dari Hajr, dayang yang di terimanya sebagai hadiah dari Raja Namrud.
Tentang Nabi Ishaq ini tidak di kisahkan dalan Al-Qur’an kecuali
dalam beberapa ayat di antaranya adalah ayat 69 sehingga 74 dari surah Hud,
seperti berikut :
” Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami {malaikat -malaikat } telah datang
kepada Ibrahim membawa kabar gembira mereka mengucapkan
“selamat ”.
Ibrohim menjawab:
“Selamatlah” maka tidak
lama kemudian Ibrohim menjamukan daging anak sapi yang di panggang.
70. Maka tatkala di lihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrohim
memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu
berkata;
”Jangan kamu takut sesungguhnya kami adalah {malaikat -malaikat }
yang di uts untuk kaum Lut h.”
71. Dan isterinya berdiri di sampingnya lalu di tersenyum,maka
Kami sampaikan kepadanya berita gembira akan {kelahiran} Ishaq dan
sesudah Ishaq {lahir pula} Ya’qub.
72. Isterinya berkata; ”Sungguh mengherankan apakah aku akan
melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua dan suamiku pun dalam
ke ada’an yang sudah tua juga?
Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang aneh.
73. Para malaikat itu berkata; ”Apakah kamu merasa heran tentang
ketet apan Allooh?
{ itu adalah} Rahmat Allooh dan keberkatan-Nya di curahkan atas
kamu hai ahlul bait !
“Sesungguhnya Allooh Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.
74. Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrohim dan berita gembira
telah datang kepadanya dia pun bersoal jawab dengan {malaikat -malaikat } Kami
tentang kaum Lut h.” { Hud : 69 ~ 74 }
Selain ayat -ayat yang tersebut di atas yang membawa berita akan
lahirnya Nabi Ishaq daripada kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia yang
menurut sementara riwayat bahwa usianya pada waktu itu sudah mencapai Sembilan puluh
tahun, terdapat beberapa ayat yang menetapkan keNabiannya di antaranya ialah
ayat 49 surah “Maryam” sebagai berikut :
” Maka ketika Ibrohim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari
apa yang mereka sembah selain Allooh Kami anugerahkan kepadanya Ishaq dan Ya’qub.
Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi Nabi.
Dan ayat 112 dan 113 surah “Ash-Shoffaat ” sebagai berikut :
” 112. Dan Kami dia beri khabar gembira dengan {kelahiran} Ishaq
seorang Nabi yang termasuk orang-orang yang sholeh.
113. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq.
Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada {pula}
yang zdolim terhadap dirinya dengan nyata.
Al-Qur’an al-Karim hanya menyebutkan sekilas tent ang kisah Nabi Ishaq As.
Kelahiran Nabi ini membawa suatu kejadian yang luar biasa di mana
para Malaikat menyampaikan berita gembira tentang kelahirannya. Kelahirannya terjadi
setelah beberapa tahun dari kelahirannya Nabi Ismail, saudaranya.
Hati Sarah sangat senang dengan kelahiran Ishak dan kelahiran putranya
Yakub as,tetapi kita tidak mengetahui bagaimana kehidupan Nabi Ishaq As dan
bagaimana kaumnya bersikap padanya,yang kita ketahui hanya, bahwa Allooh SWT
memujinya sebagai seorang Nabi dari orang-orang yang sholeh.
Adapun Yakub, ia adalah Nabi pertama yang berasal dari sulbinya.
Beliau adalah Yakub bin Ishak bin Ibrohim.
Namanya adalah Isro’il ia adalah seorang Nabi yang di utus bagi
kaumnya.
Allooh SWT menyebutkan tiga bagian dari kisahnya.
Berita gembira tentang kelahirannya di sampaikan oleh para Malaikat
kepada kakeknya Ibrohim dan Sarah neneknya.
Allooh SWT juga menyebutkan wasiatnya sa’at ia meninggal.
Dan Allooh SWT akan menyebutkannya setelah itu—tanpa mengisyaratkan
namanya— dalam kisah Nabi Yusuf .
Melalui wasiatnya tersebut ,kita dapat mengetahui tingkat ketaqwa’annya.
Kita mengetahui bahwa kematian adalah suatu bencana yang akan
menghancurkan Manusia sehingga karenanya Manusia menjadi lupa terhadap
namanya dan ia hanya ingat terhadap penderita’an dan kesusahannya, tetapi Nabi
Yakub tidak lupa sa’at ia menjemput kematian untuk berdo’a kepada Allooh SWT .
Allooh SWT berfirman:
“Adakah hamu hadir ketika Yakub kedatangan
(tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya:
“Apa yang kamu sembah sepeninggalku?’
Mereka menjawab:
“Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek
mayangmu,
Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha
Esa dan kami hanya tunduk kepada-Nya.
(QS. al-Baqoroh:
133)
Peristiwa ini yang terjadi antara Nabi Yakub dan anak-anaknya di
sa’at
menjelang kematian adalah peristiwa yang sangat besar.
Kita di hadapan seseorang yang menghadapi sakaratul maut .
Apakah masalah yang menyibukkan pikirannya di sa’at sakaratul maut
? Apakah pikiran-pikiran yang selalu mengganggunya sa’at sakaratul maut ?
Apakah perkara penting yang harus di sampaikannya sehingga hatinya
menjadi tenang sebelum kematiannya?
Apakah warisan yang ingin di tinggalkannya kepada anak_anaknya
dan cucu-cucunya?
Apakah sesuatu yang ingin di sampaikannya sebelum kematiannya yang
dapat menjamin keselamatan manusia?
Anda akan menemukan jawaban dari semua pertanya’an itu sa’at
beliau
bertanya:
“Apa yang kalian sembah sepeninggalku?”
Pertanya’an itulah yang sangat merisaukan beliau sa’at menghadapi
sakaratul maut.
Yaitu masalah ke Iimaanan kepada Allooh SWT,ia adalah masalah
satu-satunya dan ia merupakan warisan hakiki.
Anak-anak Isro’il menjawab:
“Kami menyembah Tuhanmu dan Tuhan ayah-ayahmu Ibrahim, Ismail, dan Ishak.
Yaitu Tuhan yang Maha Esa dan kami akan berserah diri pada-Nya.
Telah terdapat dalil yang kuat yang menunjukkan bahwa mereka di
utus untuk menyebarkan Islaam.
Jika mereka (anak-anak Isroil) keluar dari Islaam, maka mereka
berarti keluar dari Rahmat Allooh SWT dan jika mereka tetap mempertahankannya,
maka mereka akan mendapatkan Rahmat .
Walloohu A’lam.
_______/|\______
¨¨¨¨¨¨¨˜°♥°˜¨¨¨¨¨¨
SALAAM
SILIWANGI