Jumat, 13 September 2019

9.Kisah Nabi Ishaq As




9.Kisah Nabi Ishaq As.
A. Pendahuluan
Nama Ishaq berasal dari bahasa Yahudi Yiṣḥāq yang berarti tertawa / tersenyum. Kata itu di dapatkan dari ibunya, Sarah yang tersenyum tidak percaya ketika mendapatkan kabar gembira dari Malaikat Jibril.
Ishaq (Yahudi: יִצְחָק , Standar Yiẓḥaq Tiberian Yiṣḥāq ; Arab: إِسْحَاقَ , ʾIsāq) (sekit ar 1761 SM – 1638 SM) adalah putra kedua Nabi Ibrohim setelah Ismail yang beribu Sarah dan merupakan orang tua dari Nabi Yaqub.
Ishaq di utus untuk masyarakat Kana’an di wilayah Al-Kholil Palestina. Kisah
Nabi Ishaq sangat sedikit di cerit akan dalam Al-Qur’an. Nabi Ishaq di sebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 15 kali,sSedangkan ke utama’an Nabi Ishaq di sebutkan 9 kali dan keNabian Ishaq 10 kali.
Di katakan bahwa ia memiliki 2 anak dan meninggal di Alkholil Hebron Palestina.
Ishak bin Ibrohim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra’u bin Falij bin ‘Abir bin Syalih bin Arf ahsad bin Syam bin Nuh, Ishaq menikah dengan Revkah binti Bethul menikah pada tahun 2088 SM.
Dari pernikahan ini Ishaq memiliki dua anak kembar Yaqub dan Esau (‘Aysu).

B. Kisah Nabi Ishaq As;
Nabi Ishaq adalah putera nabi Ibrohim dari isterinya Sarah, sedang Nabi Ismail adalah puteranya dari Hajr, dayang yang di terimanya sebagai hadiah dari Raja Namrud.
Tentang Nabi Ishaq ini tidak di kisahkan dalan Al-Qur’an kecuali dalam beberapa ayat di antaranya adalah ayat 69 sehingga 74 dari surah Hud, seperti berikut :
” Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami {malaikat -malaikat } telah datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira mereka mengucapkan
“selamat ”.
Ibrohim menjawab:
 “Selamatlah” maka tidak lama kemudian Ibrohim menjamukan daging anak sapi yang di panggang.
70. Maka tatkala di lihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrohim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata;
”Jangan kamu takut sesungguhnya kami adalah {malaikat -malaikat } yang di uts untuk kaum Lut h.”
71. Dan isterinya berdiri di sampingnya lalu di tersenyum,maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira akan {kelahiran} Ishaq dan
sesudah Ishaq {lahir pula} Ya’qub.
72. Isterinya berkata; ”Sungguh mengherankan apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua dan suamiku pun dalam ke ada’an yang sudah tua juga?
Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang aneh.
73. Para malaikat itu berkata; ”Apakah kamu merasa heran tentang ketet apan Allooh?
{ itu adalah} Rahmat Allooh dan keberkatan-Nya di curahkan atas kamu hai ahlul bait !
“Sesungguhnya Allooh Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.
74. Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrohim dan berita gembira telah datang kepadanya dia pun bersoal jawab dengan {malaikat -malaikat } Kami tentang kaum Lut h.” { Hud : 69 ~ 74 }
Selain ayat -ayat yang tersebut di atas yang membawa berita akan lahirnya Nabi Ishaq daripada kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia yang menurut sementara riwayat bahwa usianya pada waktu itu sudah mencapai Sembilan puluh tahun, terdapat beberapa ayat yang menetapkan keNabiannya di antaranya ialah ayat 49 surah “Maryam” sebagai berikut :
” Maka ketika Ibrohim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allooh Kami anugerahkan kepadanya Ishaq dan Ya’qub.
Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi Nabi.
Dan ayat 112 dan 113 surah “Ash-Shoffaat ” sebagai berikut :
” 112. Dan Kami dia beri khabar gembira dengan {kelahiran} Ishaq seorang Nabi yang termasuk orang-orang yang sholeh.
113. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq.
Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada {pula} yang zdolim terhadap dirinya dengan nyata.
Al-Qur’an al-Karim hanya menyebutkan sekilas tent ang kisah Nabi Ishaq As.
Kelahiran Nabi ini membawa suatu kejadian yang luar biasa di mana para Malaikat menyampaikan berita gembira tentang kelahirannya. Kelahirannya terjadi setelah beberapa tahun dari kelahirannya Nabi Ismail, saudaranya.
Hati Sarah sangat senang dengan kelahiran Ishak dan kelahiran putranya Yakub as,tetapi kita tidak mengetahui bagaimana kehidupan Nabi Ishaq As dan bagaimana kaumnya bersikap padanya,yang kita ketahui hanya, bahwa Allooh SWT memujinya sebagai seorang Nabi dari orang-orang yang sholeh.
Adapun Yakub, ia adalah Nabi pertama yang berasal dari sulbinya. Beliau adalah Yakub bin Ishak bin Ibrohim.
Namanya adalah Isro’il ia adalah seorang Nabi yang di utus bagi kaumnya.
Allooh SWT menyebutkan tiga bagian dari kisahnya.
Berita gembira tentang kelahirannya di sampaikan oleh para Malaikat kepada kakeknya Ibrohim dan Sarah neneknya.
Allooh SWT juga menyebutkan wasiatnya sa’at ia meninggal.
Dan Allooh SWT akan menyebutkannya setelah itu—tanpa mengisyaratkan namanya— dalam kisah Nabi Yusuf .
Melalui wasiatnya tersebut ,kita dapat mengetahui tingkat ketaqwa’annya.
Kita mengetahui bahwa kematian adalah suatu bencana yang akan
menghancurkan Manusia sehingga karenanya Manusia menjadi lupa terhadap namanya dan ia hanya ingat terhadap penderita’an dan kesusahannya, tetapi Nabi Yakub tidak lupa sa’at ia menjemput kematian untuk berdo’a kepada Allooh SWT .
Allooh SWT berfirman:
“Adakah hamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya:
“Apa yang kamu sembah sepeninggalku?’
Mereka menjawab:
“Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek mayangmu,
Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk kepada-Nya.
 (QS. al-Baqoroh: 133)
Peristiwa ini yang terjadi antara Nabi Yakub dan anak-anaknya di sa’at
menjelang kematian adalah peristiwa yang sangat besar.
Kita di hadapan seseorang yang menghadapi sakaratul maut .
Apakah masalah yang menyibukkan pikirannya di sa’at sakaratul maut ? Apakah pikiran-pikiran yang selalu mengganggunya sa’at sakaratul maut ?
Apakah perkara penting yang harus di sampaikannya sehingga hatinya menjadi tenang sebelum kematiannya?
Apakah warisan yang ingin di tinggalkannya kepada anak_anaknya
dan cucu-cucunya?
Apakah sesuatu yang ingin di sampaikannya sebelum kematiannya yang dapat menjamin keselamatan manusia?
Anda akan menemukan jawaban dari semua pertanya’an itu sa’at beliau
bertanya:
“Apa yang kalian sembah sepeninggalku?”
Pertanya’an itulah yang sangat merisaukan beliau sa’at menghadapi sakaratul maut.
Yaitu masalah ke Iimaanan kepada Allooh SWT,ia adalah masalah satu-satunya dan ia merupakan warisan hakiki.
Anak-anak Isro’il menjawab:
“Kami menyembah Tuhanmu dan Tuhan ayah-ayahmu Ibrahim, Ismail, dan Ishak.
Yaitu Tuhan yang Maha Esa dan kami akan berserah diri pada-Nya.
Telah terdapat dalil yang kuat yang menunjukkan bahwa mereka di utus untuk menyebarkan Islaam.
Jika mereka (anak-anak Isroil) keluar dari Islaam, maka mereka berarti keluar dari Rahmat Allooh SWT dan jika mereka tetap mempertahankannya, maka mereka akan mendapatkan Rahmat .

Walloohu Alam.

     _______/|\______
  ¨¨¨¨¨¨¨˜°°˜¨¨¨¨¨¨
    SALAAM SILIWANGI