Sabtu, 14 September 2019

4.Kisah Nabi Huud As




4.Kisah Nabi Huud As.
A. Pendahuluan
Hud (Bahasa Arab هود , Aubir, Ubayr, Neber) (sekitar 2450-2320 SM) adalah seorang Nabi yang di utus untuk Kaum ‘Ad yang tinggal di al-Ahqaf , Rubu’ al-Kholi-Yaman.
Hud di kenal dalam ajaran Agama Islaam, Yahudi dan Kristen.
Dalam kitab Perjanjian Lama di kenal sebagai Eber.
Namanya di sebutkan sebanyak 7 kali dalam Al-Qur’an.
Umat Muslim percaya bahwa Nabi Hud hidup sekit ar 150 tahun dan di utus menjadi Rosul pada tahun 2400 SM.
Di riwayatkan ia wafat di Timur Hadhramaut , Yaman.
Hud bin Abdullah bin Ribah bin Khulud bin Ad bin Aus bin Irim bin Syam bin Nuh.
Ia menikahi seorang wanita yang bernama Melka binti Madai bin Japeth (Yaf as).

B. Kisah Nabi Hud;
Aad” adalah nama bapa suatu suku yang hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama “Al-Ahqof ” terletak di utara Hadramaut antara Yaman dan Umman dan termasuk suku yang tertua sesudak kaum Nabi Nuh serta terkenal dengan kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yang besar dan sasa. 
Mereka di kurniai oleh Allooh tanah yang subur dengan sumber-sumber airnya yang mengalir dari segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercocok tanam untuk bahan makanan mereka dan memperindah tempat tinggal mereka dengan kebun-kebun bunga yang indah-indah.
Berkat kurnia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur,sejahtera dan bahagia serta dalam waqtu yang singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yang terbesar di antara suku-suku yang hidup di sekelilingnya.
Sebagaimana dengan kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adalah penghidupan rohaninya tidak mengenal Allooh Yang Maha Kuasa Pencipta Alam Semesta.
Mereka membuat patung-patung yang di beri nama ”Shamud” dan ” Alhattar” dan itu yang di sembah sebagai tuhan mereka yang menurut kepercaya’an mereka dapat memberi kebahagia’an, kebaikan dan ke untungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah.
Ajaran dan Agama Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak berbekas dalam hati,jiwa serta cara hidup mereka sehari-hari.
Kenikmatan hidup yang mereka sedang tenggelam di dalamnya berkat tanah yang subur dan menghasilkan yang melimpah ruah menurut anggapan mereka adalah kurnia dan pemberian kedua berhala mereka yang mereka sembah.
Karenanya mereka tidak putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan.
Sebagai akibat dan buah dari aqidah yang sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi di kuasai oleh tuntut an dan pimpinan Iblis, di mana nilai-nilai moral dan akhlaq tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk seseorang tetapi kebenda’an dan kekuatan lahiriahlah yang menonjol sehingga timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dalam masyarakat di mana yang kuat menindas yang lemah yang besar memperkosa yang kecil dan yang berkuasa memeras yang di bawahnya.
Sifat -sifat sombong,congkak, iri-hati, dengki, hasut dan benci-membenci yang di dorong oleh hawa nafsu merajalela dan menguasai penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat -sifat belas kasihan, sayang menyayang, jujur, amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran masyarakat suku Aad tatkala Allooh mengutus Nabi Hud sebagai Nabi dan Rosul kepada mereka.

1. Nabi Hud Berda'wah Di Tengah-tengah Sukunya;
Sudah menjadi sunnah Allooh sejak di turunkannya Adam Ke bumi bahawa dari masa ke semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam kehidupan yang sesat sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran agama yang di bawa oleh Nabi-Nabi-Nya di utuslah seorang Nabi atau Rasul yang bertugas untuk menyegarkan kembali ajaran-ajaran Nabi-Nabi yang sebelumnya mengembalikan masyarakat yang sudah tersesat ke jalan lurus dan benar dan mencuci bersih jiwa Manusiadari segala tahayul dan syirik menggant inya dan mengisinya dengan Iimaan Tauhid dan aqidah yang sesuia dengan fitrah.
Demikianlah maka kepada suku Aad yang telah di mabukkan oleh kesejahtera’an hidup dan kenikmat an duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yang mengurniakan itu semua,di utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang daripada suku mereka sendiri dari keluarga yang terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dengan kelakuan yang baik budi pekerti yang luhur dan sangat bijaksana dalam pergaulan dengan kawan-kawannya.
Nabi Hud memulai da’wahnya dengan menarik perhatian kaumnya suku Aad kepada tanda-tanda wujudnya Allooh yang berupa alam sekeliling mereka dan bahwa Alloohlah yang menciptakan mereka semua dan mengurniakan mereka dengan segala kenikmatan hidup yang berupa t anah yang subur, air yang mengalir serta tubuh-tubuhan yang tegak dan kuat .
Dialah yang seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka perbuat sendiri,mereka sebagai Manusia adalah makhluk
Tuhan paling mulia yang tidak sepatutnya merendahkan diri sujud menyembah batu-batu yang sewaktunya dapat mereka hancurkan sendiri dan memusnahkannya dari pandangan.
Di terangkan oleh Nabi Hud bahwa dia adalah pesuruh Allooh SWT yang di beri tugas untuk membawa mereka ke jalan yang benar beriman kepada Allooh yang menciptakan mereka menghidup dan mematikan mereka memberi rezeqi atau mencabutnya daripada mereka,ia tidak mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntut mereka ke jalan yang benar,ia hanya menjalankan perintah Allooh dan memperingatkan mereka bahwa jika mereka tetap menutup telinga dan mata mereka menghadapi ajakan dan da’wahnya mereka akan di timpa azdab dan di binasakan oleh Allooh sebagaimana terjadinya atas kaum Nuh yang mati binasa tenggelam dalam air bah akibat kecongkakan dan kesombongan mereka menolak ajaran dan dakwah Nabi Nuh seraya bertahan pada pendirian dan kepercaya’an mereka kepada berhala dan patung-patung yang mereka sembah dan puja itu.
Bagi kaum Aad seruan dan da’wah Nabi Hud itu merupakan barang
yang tidak pernah mereka dengar ataupun menduga,mereka melihat bahwa ajaran yang di bawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah sama
sekali cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan adat istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka.
Mereka tercengang dan merasa haeran bahwa seorang dari suku mereka sendiri telah berani berusaha merombak tata cara hidup mereka dan menggantikan agama dan kepercaya’an mereka dengan sesuatu yang baru yang mereka tidak kenal dan tidak dapat di mengertikan dan di terima oleh akal fikiran mereka,dengan serta-merta di tolaklah oleh mereka da’wah Nabi Hud itu dengan berbagai alasan dan tuduhan kosong terhadap diri beliau serta ejekan-ejekan dan hina’an yang di terimanya dengan kepala dingin dan penuh kesabaran.
Berkatalah kaum Aad kepada Nabi Hud:
”Wahai Hud…!
“Ajaran dan Agama apakah yang engkau hendak anjurkan kepada kami…?
“Engkau ingin agar kami meninggalkan persembahan kami kepada tuhan-tuhan kami yang berkuasa ini dan menyembah tuhanmu yang tidak dapat kami jangkau dengan pancaindera kami dan tuhan yang menurut kata kamu tidak bersekutu.
Cara persembahan yang kami lakukan ini ialah yang telah kami warisi dari nenek moyang kami dan tidak sesekali kami tidak akan meninggalkannya bahkan sebaliknya engkaulah yang seharusnya kembali kepada at uran nenek moyangmu dan jgn mencederai kepercaya’an dan Agama mereka dengan memebawa suatu agama baru yang tidak kenal oleh mereka dan tentu tidak akan di restuinya.”
“Wahai kaumku…! jawab Nabi Hud;
“Sesungguhnya Tuhan yang aku serukan ini kepada kamu untuk menyembah-Nya walaupun kamu tidak dapat menjangkau-Nya dengan pancainderamu namun kamu dapat melihat dam merasakan wujudnya dalam diri kamu sendiri sebagai cipta'annya dan dalam alam semest a yang mengelilingimu beberapa langit dengan matahari bulan dan bintang-bintangnya bumi dengan gunung-ganangnya sungai tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang kesemuanya dapat bermanfa’at bagi kamu sebagai Manusia dan menjadi kamu dapat menikmati kehidupan yang sejahtera dan bahagia.
“Tuhan itulah yang harus kamu sembah dan menundukkan kepala kamu kepada-Nya.
“Tuhan Yang Maha Esa tiada bersekutu tidak beranak dan di peranakan yang walaupun kamu tidak dapat menjangkau-Nya dengan pancainderamu,Dia dekat daripada kamu mengetahui segala gerak-gerik dan tingkah lakumu mengetahui isi hatimu denyut jantungmu dan jalan fikiranmu.
Tuhan itulah yang harus di sembah oleh Manusia dengan kepercaya’an penuh kepada Ke Esa’an-Nya dan ke Kuasa’an-Nya dan bukan patung-patung yang kamu perbuat pahat dan ukir dengan tangan kamu sendiri kemudian kamu sembah sebagai tuhan padahal ia suatu barang yang
pasif tidak dapat berbuat sesuatu yang menguntungkan atau merugikan kamu.
“Alangkah bodohnya dan dangkalnya fikiranmu jika kamu tetap mempertahankan agamamu yang sesat itu dan menolak ajaran dan Agama yang telah di Wahyukan kepadaku oleh Allooh Tuhan Yang Maha Esa itu.
Wahai Hud…! jawab kaumnya
”Gerangan apakah yang menjadikan engkau berpandangan dan berfikiran lain daripada yang sudah menjadi pegangan hidup kami sejak dahulu kala dan menjadikan engkau meninggalkan Agama nenek moyangmu sendiri bahkan sehingga engkau menghina dan merendahkan martabat tuhan-tuhan kami dan memperbodohkan kami dan menganggap kami berakal sempit dan berfikiran dangkal…?
“Engkau mengaku bahwa engkau terpilih menjadi Rosul pesuruh oleh Tuhanmu untuk membawa Agama dan kepercaya’an baru kepada kami dan mengajak kami keluar dari jalan yang sesat menurut pengakuanmu ke jalan yang benar dan lurus.
“Kami merasa heran dan tidak dapat menerima oleh akal kami sendiri bahwa engkau telah di pilih menjadi pesuruh Tuhan.
“Apakah kelebihan kamu di atas seseorang daripada kami ,engkau tidak lebih tidak kurang adalah seorang Manusia biasa seperti kami hidup makan minum dan tidur tiada bedanya dengan kami, mengapa engkau yang di pilih oleh Tuhanmu?
"Sungguh engkau menurut anggapan kami seorang pendusta besar atau mungkin engkau berf ikiran tidak sihat terkena kutukan tuhan-tuhan kami yang selalu engkau ejek hina dan cemo’ohkan.”
Wahai kaumku…! jawab Nabi Hud
“Aku bukanlah seorang pendusta dan fikiranku tetap waras dan sehat tidak kurang sesuatu pun dan ketahuilah bahwa patung-patungmu yang kamu pertuhankan itu tidak dapat mendatangkan sesuatu gangguan atau penyakit bagi bandaku atau fikiranku.
“Kamu kenal aku, sejak lama aku hidup di tengah-tengah kamu bahawa aku tidak pernah berdusta dan bercakap bohong dan sepanjang pergaulanku dengan kamu tidak pernah terlihat pada diriku tanda-t anda ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda yang meragukan kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku.
“Aku adalah benar pesuruh Allooh yang di beri amanat untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang sudah tersesat kemasukan pengaruh ajaran Iblis dan sudah jauh menyimpang dari jalan yang benar yang di ajar oleh Nabi-Nabi yang terdahulu karena Allooh tidak akan membiarkan hambahamba-Nya terlalu lama terlantar dalam kesesat an dan hidup dalam kegelapan tanpa di utuskan seorang Rosul yang menunt un mereka ke jalan yang benar dan penghidupan yang di Ridhoi-Nya.
“Maka percayalah kamu kepada ku gunakanlah akal fikiran kamu berimanlah dan bersujudlah kepada Allooh Tuhan seru sekalian alam Tuhan yang mencipt akan kamu mencipt akan langit dan bumi menurunkan hujan bagi menyuburkan tanah ladangmu, menumbuhkan tumbuh_tumbuhan bagi meneruskan hidupmu.
Menyembahlah kepada-Nya dan mohonlah ampun atas segala perbuatan salah dan tindakan sesatmu, agar Dia menambah rezeqimu dan kemakmuran hidupmu dan terhindarlah kamu dari azdab dunia sebagaimana yang telah di alami oleh kaum Nuh dan kelak azdab di akhirat .
“Ketahiulah bahwa kamu akan di bangkitkan kembali kelak dari qubur kamu dan di mintai bertanggung jawab atas segala perbuatan kamu di dunia ini dan di beri ganjaran sesuai dengan amalanmu yang baik dan sholeh mendapat ganjaran baik dan yang hina dan buruk akan di ganjarkan dengan api neraka.
Aku hanya menyampaikannya risalah Allooh kepada kamu dan dengan ini telah memperingati kamu akan akibat yang akan menimpa kepada dirimu jika kamu tetap mengingkari kebenaran da’wahku.”
Kaum Aad menjawab:
”Kami bertambah yaqin dan tidak ragu lagi bahwa engkau telah mendapat kutukan tuhan-tuhan kami sehingga menyebabkan fikiran kamu kacau dan akalmu berubah menjadi sinting.
“Engkau telah mengucapkan kata-kata yang tidak masuk akal bahwa jika kami mengikuti Agamamu, akan bertambah rezeqi dan kemakmuran hidup kami dan bahwa kami akan dibangkit kan kembali dari kubur kami dan menerima segala ganjaran atas segala amalan kami.
“Adakah mungkin kami akan di bangkitkan kembali dari qubur kami setelah kami mati dan menjadi tulang-belulang.
“Dan apakah azdab dan siksa’an yang engkau selalu menakut-nakuti kami dan mengancamkannya kepada kami…?
Semua ini kami anggap kosong dan ancaman kosong belaka.
Ketahuilah bahwa kami tidak akan menyerah kepadamu dan mengikuti ajaranmu karena bayangan azdab dan siksa yang engkau baying_bayangkannya kepada kami bahkan kami menentang kepadamu datangkanlah apa yang engkau janjikan dan ancamkan itu jika engkau
betul-betul benar dalam kata-katamu dan bukan seorang pendusta.
Baiklah! jawab Nabi Hud
”Jika kamu meragukan kebenaran kata-kataku dan tetap berkeras kepala tidak menghiraukan da’wahku dan meninggalkan persembahanmu kepada berhala-berhala itu maka tunggulah sa’at tibanya pembalasan Tuhan di mana kamu tidak akan dapat melepaskan diri dari bencananya.
Allooh menjadi saksiku bahwa aku telah menyampaikan risalah-Nya dengan sepenuh tenagaku kepada mu dan akan tetap berusaha sepanjang hayat kandung bandaku memberi penerangan dan tuntunan kepada jalan yang baik yang telah di gariskan oleh Allooh bagi hamba-hamba-Nya.

2. Pembalasan Allooh Atas Kaum Aad;
Pembalasan Tuhan terhadap kaum Aad yang kafir dan tetap membangkang itu di turunkan dalam dua peringkat .
Tahap pertama berupa kekeringan yang melanda ladang-ladang dan kebun-kebun mereka,sehingga menimbulkan kecemasan dan kegelisahan, kalau-kalau mereka tidak memperolehi hasil dari ladang-ladang dan kebun-kebunnya seperti biasanya.
Dalam ke ada’an demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahwa kekeringan itu adalah suatu permula’an siksa'an dari Allooh yang di janjikan dan bahwa Allooh masih lagi memberi kesempatan kepada mereka untuk sadar akan kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allooh dengan meninggalkan persembahan mereka yang bathil kemudian berthaubat dan memohon ampun kepada Allooh agar segera hujan turun kembali dengan lebatnya dan terhindar mereka dari bahaya kelaparan yang mengancam.
Akan tetapi mereka tetap belum mahu percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong belaka,mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan ari musibah yang mereka hadapi.
Tentang mereka terhadap janji Allooh yang di Wahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat jawaban dengan datangnya pembalasan tahap
kedua yang di mulai dengan terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yang tebal di atas mereka yang di sambut nya dengan sorak-sorai
gembira, karena di kiranya bahwa hujan akan segera turun membasahi ladang-ladang dan menyirami kebun-kebun mereka yang sedang
mengalami kekeringan.
Melihat sikap kaum Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan nada mengejek:
“Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam Rahmat bagi kamu tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allooh yang telah ku janjikan dan kamu di nanti-nanti untuk membuktikan kebenaran kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta.
Sejurus kemudian menjadi kenyata'anlah apa yang di ramalkan oleh Nabi Hud itu bahwa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin taufan yang dahsyat dan kencang di sertai bunyi gemuruh yang mencemaskan yang telah merusakkan bangunan-bangunan rumah dari dasarnya membawa berterbangan semua perabot-perabot dan milik harta benda dan melempar jauh binatang-binatang ternak.
Ke ada’an kaum Aad menjadi panik mereka berlari kesana sini hilir mudik mencari perlindungan ,suami tidak tahu di mana isterinya berada dan ibu juga kehilangan anaknya sedang rumah-rumah menjadi sama rata dengan tanah.
Bencana angin taufan itu berlangsung selama delapan hari tujuh malam sehingga sempat menyampuh bersih kaum Aad yang congkak itu dan menamatkan riwayatnya dalam ke ada’an yang menyedihkan itu untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi Umat-Umat yang akan datang.
Adapun Nabi Hud dan para sahabat nya yang beriman telah mendapat perlindungan Allooh dari bencana yang menimpa kaumnya yang kacau
bilau dan tenang seraya melihat ke ada’an kaumnya yang kacau bilau mendengar gemuruhnya angin dan bunyi pohon-pohon dan bangunan_bangunan yang berjatuhan serta teriakan dan tangisan orang yang meminta tolong dan mohon perlindungan.
Setelah ke ada’an cuaca kembali tenang dan tanah ” Al-Ahqof ” sudah menjadi sunyi senyap dari kaum Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan
tempatnya berhijrah ke Hadramaut , di mana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan di makamkan di sana di mana hingga
sekarang makamnya yang terletak di atas sebuah bukit di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun di kunjungi para penziarah yang datang beramai-ramai dari sekitar daerah itu, terutamanya dan bulan Sya’ban pada setiap tahun.

3. Kisah Nabi Hud Dalam Al-Qur’an;
Kisah Nabi Hud di ceritakan oleh 68 ayat dalam 10 surah di antaranya surah Hud, ayat 50 hingga 60 , surah ” Al-Mu’minun ” ayat 31 sehingga
ayat 41 , surah ” Al-Ahqoof ” ayat 21 sehingga ayat 26 dan surah ” Al-Haaqqoh ” ayat 6 ,7 dan 8.

C. Pelajaran Akhlaq Yang Dapat Di Ambil Dari Kisah Nabi Hud A.S.
Nabi Hud telah memberi contoh dan sistem yang baik yang patut di tiru dan di ikuti oleh juru da’wah dan ahli penerangan Agama.
Beliau menghadapi kaumnya yang sombong dan keras kepala itu dengan penuh kesabaran,ket abahan dan kelapangan dada,ia tidak sesekali membalas ejekan dan kata_kata kasar mereka dengan serupa tetapi menolaknya dengan kata-kata yang halus yang menunjukkan bahwa beliau dapat menguasai emosinya dan tidak sampai kehilangan akal atau kesabaran.
Nabi Hud tidak marah dan tidak gusar ket ika kaumnya mengejek dengan menuduhnya telah menjadi gila dan sinting,ia dengan lemah lembut menolak tuduhan dan ejekan itu dengan hanya mengata:
”Aku tidak gila dan bahwa tuhan-tuhanmu yang kamu sembah tidak dapat menggangguku atau mengganggu fikiranku sedikit pun tetapi aku ini adalah Rosul pesuruh Allooh kepadamu dan betul-betul aku adalah seorang penasehat yang jujur bagimu menghendaki kebaikanmu dan kesejahtera’an hidupmu dan agar kamu terhindar dan selamat dari azdab dan siksa’an Allooh di dunia mahupun di akhirat .
Dalam berdialog dengan kaumnya,Nabi Hud selalu berusaha mengetok hati nurani mereka dan mengajak mereka berfikir secara rasional, menggunakan akal dan fikiran yang sehat dengan memberikan bukti-bukti yang dapat di terima oleh akal mereka tentang kebenaran da’wahnya dan kesesatan jalan mereka namun hidayah iu adalah dari Allooh, Dia akan memberinya kepada siapa yang Dia kehendakinya.

Walloohu Alam.

     _______/|\______
  ¨¨¨¨¨¨¨˜°°˜¨¨¨¨¨¨
    SALAAM SILIWANGI